26 C
Medan
Monday, September 30, 2024

Antisipasi Momok Bernomor Punggung 10

PSMS masuk grup maut. Tiga bakal lawan di Grup B memiliki materi yang bisa dibilang lebih baik dari Ayam Kinantan. Terutama di lini depan. Dan uniknya para striker tajam masing-masing bakal lawan PSMS bernomor punggung 10.

Di Persiba Bantul ada Fortune Udo, di PSAP ada Osas Saha dan di Mitra Kukar ada Franco Martin Hita. Ketiganya mengenakan nomor kostum 10.

Ketajaman lini depan lawan sudah sejak jauh hari diwanti-wanti. Yang paling menonjol adalah lini depan Persiba Bantul. Ada sosok Fortune Udo di sana yang kini bercokol jadi top skor sementara Divisi Utama dengan catatan 31 gol. Jumlah yang tak sedikit dari seorang striker impor asal Nigeria ini. Pemain yang sempat membela Arema itu memang tampil trengginas bersama Persiba musim ini. Rata-rata dua gol perlaga menjadi milik pemain kelahiran Lagos 2 Februari 1988 itu pada musim ini.

Kenapa Fortune hebat? Tentu tak lepas dari sokongan lini tengahnya. Sodoran bola dari tengah kepadanya adalah kartu as yang mesti diputus. Jika hal itu terjadi, maka marking ketat dan disiplin dari Vagner Luis cukup menghentikan langkah striker lincah ini. Tapi Vagner tak boleh sesumbar. Kerja keras dan disiplin harus jadi harga mati bagi Vagner untuk menjaga pergerakan Udo.

Nah, satu lagi kelemahan Udo adalah tempramennya. Akibat tempramental, Udo menjadi pengkoleksi kartu kuning cukup banyak musim ini. Kalau wasit bertindak jujur, maka peluang Udo mendapatkan kartu baik kuning dan merah terbuka.  Apabila Udo tak kunjung mendapat bola dan dikawal ketat, dipastikan dia akan emosi. Jika sedang emosi dan sedikit dipancing dengan cerdik, maka kartu akan berbuah kepadanya. Beranjak ke ulasan kepada Franco Hita. Striker Mitra Kukar ini juga terbilang tajam. Meski sudah berumur, 18 gol musim ini masih bisa dikumpulkannya. Ketajamannya didapat dari pengalamannya menggedor gawang lawan. Soal spirit bertanding, tentu sudah mulai kendur karena faktor usia tadi. Dikawal ketat oleh bek muda seperti Novi Hendriawan, kemungkinan Hita bakal terhenti.

Yang terakhir adalah runner top skor musim ini. Dia adalah mantan striker PSMS musim lalu. Ya, Osas Saha yang kini sudah berganti kostum PSAP. Pemain asal Nigeria ini sudah kumpulkan 29 gol. Mencetak 4-5 gol dalam satu laga biasa dilakoninya bersama PSAP musim ini. Entah apa penyebabnya sehingga mantan pemain PSDS itu bisa begitu tajam. Bandingkan ketika dia membela PSMS. Hanya empat gol semusim yang bisa dipersembahkannya untuk Ayam Kinantan.

Tentu untuk mematikan langkah Saha sudah tak lagi harus mencari-cari cara karena gaya mainnya sudah diketahui. Sprint kencang dan sontekan tajam menjadi ciri khas Saha didepan gawang. Namun jika pergerakannya sebelum masuk kotak penalti bisa dihentikan, maka Saha tidak akan terlalu bahaya.

Dan penyerang milik PSMS adalah Gaston Castano. Kekasih artis Julia Perez ini tidak mengenakan kostum nomor 10 seperti tiga striker bakal lawannya di atas. Gaston memilih nomor 32 karena nomor ini sama dengan nomor kostum idolanya: Carlos Tevez.

Musim ini Gaston terbilang tajam dibanding musim-musim sebelumnya di klub terdahulu. Sudah 13 gol dikemasnya. Bahkan Gaston sempat catat rekor dengan selalu mencetak gol di tujuh laga kandang.

Kelebihan Gaston adalah tendangan keras dari kaki kirinya. Bola mati juga bisa menjadi santapan terbaiknya. Sundulannya juga cukup baik karena pemain asal Argentina ini cukup tinggi melompat. Gaston juga cukup alot dijaga  dan punya kemampuan meloloskan diri dari kawalan lawan. Tiba-tiba Gaston bisa berada di posisi tepat untuk mencetak gol.

Namun kelemahannya juga mendasar. Pertama adalah kualitas kaki kanannya yang lemah. Di samping itu stamina juga jadi soal pemain 26 tahun itu. Terlepas dari hal itu, belakangan Gaston sedang dalam kondisi terbaiknya. Dua gol di laga pamungkas Grup I kemarin cukup membuktikan.
Lalu apa komentar pelatih? Suharto menegaskan bahwa peluang setiap kontestan di babak delapan besar ini masih sama. “Memang saya tahu para striker yang akan kita hadapi cukup tajam. Tapi yang main di lapangan berapa? 11 lawan 11 kan? Makanya semua masih berpeluang,” bebernya. (ful)

PSMS masuk grup maut. Tiga bakal lawan di Grup B memiliki materi yang bisa dibilang lebih baik dari Ayam Kinantan. Terutama di lini depan. Dan uniknya para striker tajam masing-masing bakal lawan PSMS bernomor punggung 10.

Di Persiba Bantul ada Fortune Udo, di PSAP ada Osas Saha dan di Mitra Kukar ada Franco Martin Hita. Ketiganya mengenakan nomor kostum 10.

Ketajaman lini depan lawan sudah sejak jauh hari diwanti-wanti. Yang paling menonjol adalah lini depan Persiba Bantul. Ada sosok Fortune Udo di sana yang kini bercokol jadi top skor sementara Divisi Utama dengan catatan 31 gol. Jumlah yang tak sedikit dari seorang striker impor asal Nigeria ini. Pemain yang sempat membela Arema itu memang tampil trengginas bersama Persiba musim ini. Rata-rata dua gol perlaga menjadi milik pemain kelahiran Lagos 2 Februari 1988 itu pada musim ini.

Kenapa Fortune hebat? Tentu tak lepas dari sokongan lini tengahnya. Sodoran bola dari tengah kepadanya adalah kartu as yang mesti diputus. Jika hal itu terjadi, maka marking ketat dan disiplin dari Vagner Luis cukup menghentikan langkah striker lincah ini. Tapi Vagner tak boleh sesumbar. Kerja keras dan disiplin harus jadi harga mati bagi Vagner untuk menjaga pergerakan Udo.

Nah, satu lagi kelemahan Udo adalah tempramennya. Akibat tempramental, Udo menjadi pengkoleksi kartu kuning cukup banyak musim ini. Kalau wasit bertindak jujur, maka peluang Udo mendapatkan kartu baik kuning dan merah terbuka.  Apabila Udo tak kunjung mendapat bola dan dikawal ketat, dipastikan dia akan emosi. Jika sedang emosi dan sedikit dipancing dengan cerdik, maka kartu akan berbuah kepadanya. Beranjak ke ulasan kepada Franco Hita. Striker Mitra Kukar ini juga terbilang tajam. Meski sudah berumur, 18 gol musim ini masih bisa dikumpulkannya. Ketajamannya didapat dari pengalamannya menggedor gawang lawan. Soal spirit bertanding, tentu sudah mulai kendur karena faktor usia tadi. Dikawal ketat oleh bek muda seperti Novi Hendriawan, kemungkinan Hita bakal terhenti.

Yang terakhir adalah runner top skor musim ini. Dia adalah mantan striker PSMS musim lalu. Ya, Osas Saha yang kini sudah berganti kostum PSAP. Pemain asal Nigeria ini sudah kumpulkan 29 gol. Mencetak 4-5 gol dalam satu laga biasa dilakoninya bersama PSAP musim ini. Entah apa penyebabnya sehingga mantan pemain PSDS itu bisa begitu tajam. Bandingkan ketika dia membela PSMS. Hanya empat gol semusim yang bisa dipersembahkannya untuk Ayam Kinantan.

Tentu untuk mematikan langkah Saha sudah tak lagi harus mencari-cari cara karena gaya mainnya sudah diketahui. Sprint kencang dan sontekan tajam menjadi ciri khas Saha didepan gawang. Namun jika pergerakannya sebelum masuk kotak penalti bisa dihentikan, maka Saha tidak akan terlalu bahaya.

Dan penyerang milik PSMS adalah Gaston Castano. Kekasih artis Julia Perez ini tidak mengenakan kostum nomor 10 seperti tiga striker bakal lawannya di atas. Gaston memilih nomor 32 karena nomor ini sama dengan nomor kostum idolanya: Carlos Tevez.

Musim ini Gaston terbilang tajam dibanding musim-musim sebelumnya di klub terdahulu. Sudah 13 gol dikemasnya. Bahkan Gaston sempat catat rekor dengan selalu mencetak gol di tujuh laga kandang.

Kelebihan Gaston adalah tendangan keras dari kaki kirinya. Bola mati juga bisa menjadi santapan terbaiknya. Sundulannya juga cukup baik karena pemain asal Argentina ini cukup tinggi melompat. Gaston juga cukup alot dijaga  dan punya kemampuan meloloskan diri dari kawalan lawan. Tiba-tiba Gaston bisa berada di posisi tepat untuk mencetak gol.

Namun kelemahannya juga mendasar. Pertama adalah kualitas kaki kanannya yang lemah. Di samping itu stamina juga jadi soal pemain 26 tahun itu. Terlepas dari hal itu, belakangan Gaston sedang dalam kondisi terbaiknya. Dua gol di laga pamungkas Grup I kemarin cukup membuktikan.
Lalu apa komentar pelatih? Suharto menegaskan bahwa peluang setiap kontestan di babak delapan besar ini masih sama. “Memang saya tahu para striker yang akan kita hadapi cukup tajam. Tapi yang main di lapangan berapa? 11 lawan 11 kan? Makanya semua masih berpeluang,” bebernya. (ful)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/