26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Tak Siap Tatap Liga

MEDAN- Sejak berakhirnya kompetisi ISL, 11 Juni lalu, para pemain PSMS masih juga belum menerima haknya. Enam bulan gaji plus sisa DP 10 persen belum juga mampu dilunasi manajemen. Kucuran dana dari Bakrie Sumatera Plantation (BSP) maupun bantuan dari PT Liga Indonesia (LI) menjadi satu-satunya harapan.

Sempat beredar kabar, PT LI sudah mengucurkan dana kepada klub-klub yang bernaung dibawahnya. Baik klub-klub yang mentas di ISL maupun Divisi Utama. Namun saat dikonfirmasi kepada CEO PSMS ISL, Idris SE, menurutnya kucuran dana dari PT LI itu hanya untuk para juara ISL dan Divisi Utama. Bukan berupa subsidi klub.

“PT LI hanya mengucurkan hadiah kepada juara-juara ISL, Divisi Utama. Tapi kalau soal subsidi belum ada diberikan ke klub-klub termasuk PSMS Medan. Jadi belum bisa kami lunasi gaji pemain,” kata Idris saat dihubungi kemarin.

PT LI sebelumnya membayar hadiah buat para pemenang termasuk pemain terbaik dan honor untuk perangkat pertandingan (wasit) yang total mencapai kisaran Rp11 miliar. Di antara hadiah tersebut adalah Rp2,5 miliar untuk tim juara ISL Sriwijaya FC dan Rp1,5 miliar untuk runner-up Persipura Jayapura.
Anehnya, untuk agenda berikutnya, Joko Driyono CEO PT LI menyatakan pihaknya akan mengadakan evaluasi untuk memberi masukan pada kompetisi musim depan. Bukannya memikirkan bantuan untuk klub. PT LI sendiri terkesan menunggu. Dalam hal ini pencairan dana dari ANTV sebagai pemegang hak siar siaran langsung ISL.

“Sama seperti kami yang nunggu. Mereka juga kan masih nunggu dari ANTV soal hak siar komersial. Artinya kalau bantuan itu turun pasti klub-klub lain juga,” tambahnya.

Lantas bagaimana dengan pembubaran skuad 2011/2012? Apalagi kontrak pemain juga akan berakhir 27 Agustus ini. Artinya para pemain tak lagi terikat sebagai pemain PSMS. Idris pun  memastikan pembubaran belum bisa dilakukan.

Kondisi ini merunut pada kesimpulan bahwa PSMS jelas belum siap untuk memulai musim depan. Di luar dari format kompetisi yang saat ini masih belum juga jelas. Masih bertumpuknya hutang dan masalah dualisme kepengurusan yang kini menjadi masalah hangat di tubuh klub berlambang daun tembakau ini membuat keadaan kian pelik. Idris sendiri pasrah tak mau menahan-nahan para pemain yang diburu klub lain.
“Butuh 10 Miliar dana agar bisa safety/ Itu untuk mengakomodir kontrak 25 pemain. Termasuk biaya operasional laga away. Tapi dananya belum ada. Jadi kita gak berani nahan-nahan,” katanya.

Caretaker Pelatih PSMS ISL, Suharto mengatakan dirinya sudah menyiapkan laporan evaluasi pemain musim 2011/2012. Namun belum adanya indikasi pembubaran skuad membuat laporan itu belum bisa disampaikan.  “Bagaimana pun kan harus dilaporkan. Tapi kapan pembubaran tim saya juga tidak tahu,” katanya. (mag-18)

MEDAN- Sejak berakhirnya kompetisi ISL, 11 Juni lalu, para pemain PSMS masih juga belum menerima haknya. Enam bulan gaji plus sisa DP 10 persen belum juga mampu dilunasi manajemen. Kucuran dana dari Bakrie Sumatera Plantation (BSP) maupun bantuan dari PT Liga Indonesia (LI) menjadi satu-satunya harapan.

Sempat beredar kabar, PT LI sudah mengucurkan dana kepada klub-klub yang bernaung dibawahnya. Baik klub-klub yang mentas di ISL maupun Divisi Utama. Namun saat dikonfirmasi kepada CEO PSMS ISL, Idris SE, menurutnya kucuran dana dari PT LI itu hanya untuk para juara ISL dan Divisi Utama. Bukan berupa subsidi klub.

“PT LI hanya mengucurkan hadiah kepada juara-juara ISL, Divisi Utama. Tapi kalau soal subsidi belum ada diberikan ke klub-klub termasuk PSMS Medan. Jadi belum bisa kami lunasi gaji pemain,” kata Idris saat dihubungi kemarin.

PT LI sebelumnya membayar hadiah buat para pemenang termasuk pemain terbaik dan honor untuk perangkat pertandingan (wasit) yang total mencapai kisaran Rp11 miliar. Di antara hadiah tersebut adalah Rp2,5 miliar untuk tim juara ISL Sriwijaya FC dan Rp1,5 miliar untuk runner-up Persipura Jayapura.
Anehnya, untuk agenda berikutnya, Joko Driyono CEO PT LI menyatakan pihaknya akan mengadakan evaluasi untuk memberi masukan pada kompetisi musim depan. Bukannya memikirkan bantuan untuk klub. PT LI sendiri terkesan menunggu. Dalam hal ini pencairan dana dari ANTV sebagai pemegang hak siar siaran langsung ISL.

“Sama seperti kami yang nunggu. Mereka juga kan masih nunggu dari ANTV soal hak siar komersial. Artinya kalau bantuan itu turun pasti klub-klub lain juga,” tambahnya.

Lantas bagaimana dengan pembubaran skuad 2011/2012? Apalagi kontrak pemain juga akan berakhir 27 Agustus ini. Artinya para pemain tak lagi terikat sebagai pemain PSMS. Idris pun  memastikan pembubaran belum bisa dilakukan.

Kondisi ini merunut pada kesimpulan bahwa PSMS jelas belum siap untuk memulai musim depan. Di luar dari format kompetisi yang saat ini masih belum juga jelas. Masih bertumpuknya hutang dan masalah dualisme kepengurusan yang kini menjadi masalah hangat di tubuh klub berlambang daun tembakau ini membuat keadaan kian pelik. Idris sendiri pasrah tak mau menahan-nahan para pemain yang diburu klub lain.
“Butuh 10 Miliar dana agar bisa safety/ Itu untuk mengakomodir kontrak 25 pemain. Termasuk biaya operasional laga away. Tapi dananya belum ada. Jadi kita gak berani nahan-nahan,” katanya.

Caretaker Pelatih PSMS ISL, Suharto mengatakan dirinya sudah menyiapkan laporan evaluasi pemain musim 2011/2012. Namun belum adanya indikasi pembubaran skuad membuat laporan itu belum bisa disampaikan.  “Bagaimana pun kan harus dilaporkan. Tapi kapan pembubaran tim saya juga tidak tahu,” katanya. (mag-18)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/