30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Yohana jadi Manajer PSMS

MEDAN- Sesuai kabar yang beredar sebelumnya, Yohana Pardede akhirnya resmi menjadi menejer PSMS versi Benny Sihotang. Kemarin (12/11), Yohana Pardede diperkenalkan pengurus di Sekretariat PSMS, Kebun Bunga Medan.

DIPERKENALKAN: Ketua Umum PSMS Medan Benny Sihotang  pengurus lainnya memperkenalkan Yohana Pardede (kiri) sebagai Manajer PSMS.//doni HErmawan/SUMUT POS
DIPERKENALKAN: Ketua Umum PSMS Medan Benny Sihotang dan pengurus lainnya memperkenalkan Yohana Pardede (kiri) sebagai Manajer PSMS.//doni HErmawan/SUMUT POS

Pengumuman manajer ini sebelumnya sempat ditunda. Seharusnya diumumkan Sabtu (10/11) pukul 18.00 WIB. Namun hal itu urung dilakukan. “Kita tidak mau terburu-buru memperkenalkan manajer ini. Kita punya goal besar. Kepengurusan ini menargetkan satu musim saja di Divisi Utama. Jadi sosok manajer ini kita pikir tepat,” kata Ketua Umum PSMS, Benny Sihotang kepada wartawan.

Meskipun belum pernah duduk di kepengurusan, Yohana dinilai Benny bukan sosok baru di sepakbola. Apalagi keluarga Yohana turun temurun juga getol mengurus bola. Keberadaan klub bola Harimau Tapanuli dan Pardedetex menjadi bukti sahih. “Seperti saya katakan dulu, kami ingin menampilkan orang-orang profesional, 70 persen di isi wajah-wajah baru. Yohana ini bukan orang baru di sepakbola. Dari opungnya (TD Pardede, Red) dan ayahnya (Rudolf Pardede, Red) dulu memberikan hatinya untuk sepakbola. Jadi kita mendapat masukan dari bawah, ia bisa merangkul pemain dan pelatih,” lanjutnya.

Benny menilai, membangun kedekatan dengan pemain yang dibutuhkan dari sosok manajer. “Ini yang sebetulnya penting dari manajer. Dan perpaduan itu bisa dibilang sinergikan di lapangan dengan pemain dan pengurus. Kami pikir beliau orang yang tepat untuk bersinergi dengan kami,” tambah pria yang juga menjabat Dirut PD Pasar Medan itu.

Lantas bagaimana dengan urusan mencari sponsor? Sejak dua tahun belakangan PSMS kesulitan mencari sumber pendanaan dari pihak swasta. Apalagi saat ini dualisme. Namun Benny mengaku tak akan membebankan urusan mencari sponsor kepada wanita berusia 41 tahun itu. Pihaknya akan membentuk tim untuk itu.

“Bagi saya, peran manajer bukannya mencari sponsor. Tapi kalau dalam tim dia bisa mendatangkan sponsor kenapa tidak? Kami sedang menjajaki korporasi yang ada di Sumut, bahkan yang punya kantor pusat di Jakarta. Memang saya akui dualisme berpengaruh, tapi bukan segala-galanya. Sejauh mana manajemen bisa meyakinkan sponsor kalau kita di trek yang benar. Mereka akan bisa melihat kredible nggak untuk ngurusi bola ini. Kami mau menjual profesionalitas dari manajemen yang ada di kami,” katanya.

Yohana sendiri optimis dirinya akan mampu mengemban tanggung jawab sebagai manajer. Syaratnya dengan sinergi pihak-pihak yang ada di manajemen maupun kepengurusan. “Kuncinya keberhasilan adalah kebersamaan. Uang bukannya segalanya. Jadi saya tidak mungkin bekerja sendiri. Semua punya potensi walaupun ada masalah yang penting ada keterbukaan. PSMS bukan milik Yohana Pardede tapi milik warga Medan,” katanya.

Menanggapi dualisme, Yohana mengaku sedikit asing dengan kondisi ini. “Kalau saya sih, secara logika ini aneh. Harapannya, dari pusat bisa bersatu agar di bawahnya juga bisa bersatu,” tambahnya. Kapan perangkat manajemen dibentuk? “Dalam sepekan ini kita sudah akan menentukan perangkat manajer. Baik itu asisten dan lainnya,” timpal Sekretaris Umum, Iswanda Ramli.(don)

MEDAN- Sesuai kabar yang beredar sebelumnya, Yohana Pardede akhirnya resmi menjadi menejer PSMS versi Benny Sihotang. Kemarin (12/11), Yohana Pardede diperkenalkan pengurus di Sekretariat PSMS, Kebun Bunga Medan.

DIPERKENALKAN: Ketua Umum PSMS Medan Benny Sihotang  pengurus lainnya memperkenalkan Yohana Pardede (kiri) sebagai Manajer PSMS.//doni HErmawan/SUMUT POS
DIPERKENALKAN: Ketua Umum PSMS Medan Benny Sihotang dan pengurus lainnya memperkenalkan Yohana Pardede (kiri) sebagai Manajer PSMS.//doni HErmawan/SUMUT POS

Pengumuman manajer ini sebelumnya sempat ditunda. Seharusnya diumumkan Sabtu (10/11) pukul 18.00 WIB. Namun hal itu urung dilakukan. “Kita tidak mau terburu-buru memperkenalkan manajer ini. Kita punya goal besar. Kepengurusan ini menargetkan satu musim saja di Divisi Utama. Jadi sosok manajer ini kita pikir tepat,” kata Ketua Umum PSMS, Benny Sihotang kepada wartawan.

Meskipun belum pernah duduk di kepengurusan, Yohana dinilai Benny bukan sosok baru di sepakbola. Apalagi keluarga Yohana turun temurun juga getol mengurus bola. Keberadaan klub bola Harimau Tapanuli dan Pardedetex menjadi bukti sahih. “Seperti saya katakan dulu, kami ingin menampilkan orang-orang profesional, 70 persen di isi wajah-wajah baru. Yohana ini bukan orang baru di sepakbola. Dari opungnya (TD Pardede, Red) dan ayahnya (Rudolf Pardede, Red) dulu memberikan hatinya untuk sepakbola. Jadi kita mendapat masukan dari bawah, ia bisa merangkul pemain dan pelatih,” lanjutnya.

Benny menilai, membangun kedekatan dengan pemain yang dibutuhkan dari sosok manajer. “Ini yang sebetulnya penting dari manajer. Dan perpaduan itu bisa dibilang sinergikan di lapangan dengan pemain dan pengurus. Kami pikir beliau orang yang tepat untuk bersinergi dengan kami,” tambah pria yang juga menjabat Dirut PD Pasar Medan itu.

Lantas bagaimana dengan urusan mencari sponsor? Sejak dua tahun belakangan PSMS kesulitan mencari sumber pendanaan dari pihak swasta. Apalagi saat ini dualisme. Namun Benny mengaku tak akan membebankan urusan mencari sponsor kepada wanita berusia 41 tahun itu. Pihaknya akan membentuk tim untuk itu.

“Bagi saya, peran manajer bukannya mencari sponsor. Tapi kalau dalam tim dia bisa mendatangkan sponsor kenapa tidak? Kami sedang menjajaki korporasi yang ada di Sumut, bahkan yang punya kantor pusat di Jakarta. Memang saya akui dualisme berpengaruh, tapi bukan segala-galanya. Sejauh mana manajemen bisa meyakinkan sponsor kalau kita di trek yang benar. Mereka akan bisa melihat kredible nggak untuk ngurusi bola ini. Kami mau menjual profesionalitas dari manajemen yang ada di kami,” katanya.

Yohana sendiri optimis dirinya akan mampu mengemban tanggung jawab sebagai manajer. Syaratnya dengan sinergi pihak-pihak yang ada di manajemen maupun kepengurusan. “Kuncinya keberhasilan adalah kebersamaan. Uang bukannya segalanya. Jadi saya tidak mungkin bekerja sendiri. Semua punya potensi walaupun ada masalah yang penting ada keterbukaan. PSMS bukan milik Yohana Pardede tapi milik warga Medan,” katanya.

Menanggapi dualisme, Yohana mengaku sedikit asing dengan kondisi ini. “Kalau saya sih, secara logika ini aneh. Harapannya, dari pusat bisa bersatu agar di bawahnya juga bisa bersatu,” tambahnya. Kapan perangkat manajemen dibentuk? “Dalam sepekan ini kita sudah akan menentukan perangkat manajer. Baik itu asisten dan lainnya,” timpal Sekretaris Umum, Iswanda Ramli.(don)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/