MEDAN-Kembali menelan kekalahan pada laga lanjutan kompetisi ISL, pelatih PSMS Suharto AD menyesalkan hal tersebut. Di Stadion Kuta Asan kandang PSAP Sigli, Sabtu (11/2) sore lalu, tim berjuluk Ayam Kinantan harus mengakui keunggulan tim tuan rumah dengan skor akhir 1-2.
Dari hasil ini kembali skuad PSMS harus defisit satu gol. Mencetak 12 gol dan harus mengoleksi 13 kebobolan. Menurut pelatih berkepala plontos ini, skuadnya minimal harus bisa mencetak satu gol saat menjamu Persiram Raja Ampat pada 16 Februari mendatang.
“Targetnya meraih poin penuh. Tapi kita harus bisa menghasilkan satu gol minimal, agar tak defisit gol lagi. Namun, harapannya tentu bisa mencetak lebih dari satu gol,” ungkapnya, Senin (13/1).
Membahas laga berikutnya melawan Persiram, Suharto mengungkapkan bahwa laga tersebut minus pemain gelandang asal Korea Inkyun Oh. “Ia terkena akumulasi kartu kuning, pada pertandingan menjamu Persegres Gresik dan saat bertandang ke PSAP,” tuturnya.
Namun, akumulasi ini tak begitu mempengaruhi skuad. “Banyak pemain potensial yang bisa melapis posisi Inkyun. Walau tak sekelas dengannya, tapi kita berharap ada pemain yang bisa bermain lebih baik darinya (Inkyun, Red) saat bertanding nanti,” ujar Suharto.
Mengomentari kekalahan pertandingan sebelumnya lawan PSAP, Suharto hanya mengaku PSMS saat itu kurang beruntung. “Banyak peluang yang tak mampu dimanfaatkan secara maksimal. Finishing touch dan pertahanan lini belakang kita juga masih perlu banyak pembenahan,” katanya.
Namun, Suharto mengaku, penguasaan bola yang dilakukan anak asuhannya sudah lebih baik. “Kalau penguasaan bola kita yang pegang, kita lebih unggul. Tapi, ya seperti yang saya katakan tadi, penyelesaian akhirnya kurang bagus dan pertahanan kita juga masih rapuh,” tuturnya.
Menurutnya, tak ada tekanan dalam pertandingan kali ini. “Penonton tak melakukan intimidasi begitu pula manajemen. Wasit juga bagus,” ujar Suharto.
Mengenai isu adanya pengaturan skor, Suharto tetap tak bergeming. “Skuad sudah menunjukkan yang terbaik. Hanya kurang beruntung dan anak-anak memang kehilangan konsentrasi tengah babak kedua. Inilah sepak bola. Dan ini akan menjadi evaluasi kita ke depannya. Jadi, masalah pengaturan skor itu sama sekali tak benar” pungkasnya. (saz)