PSMS sukses mengawali putaran kedua Divisi Utama PT Liga Indonesia dengan manis. Kemenangan 2-0 atas Persih Tembilahan Sabtu (9/5) lalu membuat PSMS mampu menjaga persaingan di Grup I dengan menempati posisi tiga klasemen.
Tentu saja kemenangan ini berkat kerja keras para pemain dan pelatih. Dan perlu digarisbawahi peran pengurus PSMS sejak putaran kedua ini tidak ada. Kesimpulan itu lahir karena sampai saat ini pemain masih tertunggak gajinya berbulan-bulan. Pelatih PSMS LI, Suharto AD memuji anak asuhnya yang tetap mampu menjaga mental petarung. “Anak-anak (pemain) kuncinya mental. Kalau mental terus terjaga tetap baik di pertandingan berikutnya. Walaupun dalam kondisi sulit seperti saat ini,” ucapnya.
Sejak dimulainya putaran kedua ini tak sekalipun pengurus turun tangan. Jangankan untuk membayar gaji, melihat skuad besutan Suharto AD berlatih saja mereka tidak pernah. Satu hal yang membuat pemain mau melanjutkan pertarungan adalah janji kelancaran gaji di putaran kedua oleh manajemen.
Namun hal itu bisa rusak jika kepercayaan yang ditanamkan tak bisa direalisasikan manajemen. Buktinya pasca laga dengan Tembilahan pemain belum juga menerima gaji. Padahal sebelumnya manajemen menjanjikan hal itu.
Suharto mengkhawaitrkan mental pemainnya kembali drop karena itu. “Itu yang saya takutkan. Mental pemain kembali hancur jika mereka kembali kecewa. Dampaknya ke permainan tim,” jelasnya.
PSMS memang diuntungkan dengan kondisi lawan yang tak kalah buruk. Sebut saja Persih dan terakhir Persisko Tanjabbar juga mengalami masalah yang sama. Namun PSMS harusnya membenahi diri untuk keluar dari masalah klasik itu.
“Antara Persih dan PSMS, sama-sama tim kacau. Sepak bola ini tidak bisa diprediksi. Persisko juga katanya seperti itu. Bisa dibilang cuma PS Bangka yang paling stabil,” jelasnya.(don)