30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

PSMS LPIS Galau

MEDAN-PSMS versi Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) kini tengah dilanda kegalauan. Belum cairnya gaji perdana pemain menjadi alasan. Kelanjutan nasib tim besutan Edy Syahputra kabarnya akan ditentukan hari ini.

Pasca pembatalan laga perdana kontra PSP, Senin (15/4) kemarin, latihan tidak digelar seperti biasanya. Sempat latihan small game, selanjutnya waktu lebih banyak dihabiskan untuk mengobrol. Pemain, pelatih dan CEO Wimvi Tri Hadi duduk berkumpul membentuk lingkaran.

Obrolan membicarakan soal gaji perdana yang dijanjikan Senin (15/4) kemarin. Namun hal itu belum terealisasi. Pelatih kepala, Edy Syahputra membantah pemain enggan menjalani latihan karena masalah itu. Namun lebih kepada menuntut kepastian kapan gaji dikucurkan.

“Mereka bukan gak mau latihan tapi nanya kejelasan kapan gaji itu. Harusnya tanggung jawab ini bukan CEO semua. Sudah ada gambaran sponsor. Tapi namanya sponsor tidak langsung menggelontorkan dana,” beber Edy.

Menurut Edy dengan waktu singkat relatif tiga minggu akan sulit untuk mengharapkan semuanya sesuai harapan. “Saya pikir CEO sudah berusaha. Hanya saja uangnya tidak langsung cair. Apalagi pembatalan laga itu berdampak pada belum cairnya sponsor,” bebernya.
Edy juga berharap ada peran pengurus untuk membantu tim. “Yang jadi pertanyaan seandainya CEO ini mengundurkan diri bagaimana nasib tim ini. Tadi saya usulkan ketemu pengurus untuk membicarakan ini. Sayang jika tim ini bubar,” jelasnya.

Edy mengatakan kelanjutan nasib tim akan ditentukan hari ini. Ia tidak ingin kevakuman latihan yang sempat terjadi sebelumnya kembali terjadi.

“Hari ini kembali latihan di Kebun Bunga. Kita lihatlah kelanjutan tim ini besok. Tapi sebagai pelatih saya maunya tidak ada cerita mogok latihan lagi. Riskan sekali untuk pertandingan tanggal 24 April. Kalau sama PSSB Bireuen kalah, masyarakat tidak mau tahu sebabnya apa,” jelasnya.

Sementara itu CEO PSMS, Wimvi Tri Hadi berharap pemain bersabar dengan kondisi ini. Apalagi ia merasa tidak adanya sumbangsih dari pengurus untuk membantunya.

“Hari ini kami berharap anak-anak terima dengan lapang dada dengan kondisi tim yang ini. Saya disini berpacu dengan waktu. Semua butuh proses waktu. Tiga minggu saya disini sudah datangkan 3 sponsor. Walaupun pencairannya masih proses,” ujarnya.

Soal agenda pertemuan dengan Ketua Umum Benny Sihotang, Wimvi ingin meminta bantuan untuk membayar gaji pemain. “Besok menghadap ketum. Saya mau nanya komitmen Ketua Umum. Ada tidak bantuan atau pinjaman untuk kita jalan dulu selama dua bulan. Paling tidak butuh Rp1 miliar. Kalau saja ada waktu lebih saya yakin kondisi tim tidak seperti ini,” bebernya.

Pertemuan itu apakah nantinya menjadi penentu kelanjutan nasib tim? Atau malah kelanjutan nasibnya sebagai CEO. “Saya jalan terus. Sebetulnya tidak ada niat dalam hati kecil sayapun untuk mundur. Tapi memang tergantung pertemuan dengan ketum itu. Saya haruslah didukung. Yang saya dengar malah desas desus ada yang mau menggantikan. Tidak apa-apa saya siap saja kalau memang PSMS malah lebih baik,” ungkapnya.

Lalu bagaimana tanggapan pemain? Dengan raut wajah bingung, pemain senior, Irwanto mengatakan masih tetap bersedia menggelar latihan hari ini. Hanya saja ia berharap realisasi tak sekedar janji. “Ya tetap latihan.
Karena kita ingin persiapan menghadapi PSSB Bireuen. Tapi maunya jangan janji-janji lagi. Kami tunggu itu,” pungkasnya. (don)

MEDAN-PSMS versi Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) kini tengah dilanda kegalauan. Belum cairnya gaji perdana pemain menjadi alasan. Kelanjutan nasib tim besutan Edy Syahputra kabarnya akan ditentukan hari ini.

Pasca pembatalan laga perdana kontra PSP, Senin (15/4) kemarin, latihan tidak digelar seperti biasanya. Sempat latihan small game, selanjutnya waktu lebih banyak dihabiskan untuk mengobrol. Pemain, pelatih dan CEO Wimvi Tri Hadi duduk berkumpul membentuk lingkaran.

Obrolan membicarakan soal gaji perdana yang dijanjikan Senin (15/4) kemarin. Namun hal itu belum terealisasi. Pelatih kepala, Edy Syahputra membantah pemain enggan menjalani latihan karena masalah itu. Namun lebih kepada menuntut kepastian kapan gaji dikucurkan.

“Mereka bukan gak mau latihan tapi nanya kejelasan kapan gaji itu. Harusnya tanggung jawab ini bukan CEO semua. Sudah ada gambaran sponsor. Tapi namanya sponsor tidak langsung menggelontorkan dana,” beber Edy.

Menurut Edy dengan waktu singkat relatif tiga minggu akan sulit untuk mengharapkan semuanya sesuai harapan. “Saya pikir CEO sudah berusaha. Hanya saja uangnya tidak langsung cair. Apalagi pembatalan laga itu berdampak pada belum cairnya sponsor,” bebernya.
Edy juga berharap ada peran pengurus untuk membantu tim. “Yang jadi pertanyaan seandainya CEO ini mengundurkan diri bagaimana nasib tim ini. Tadi saya usulkan ketemu pengurus untuk membicarakan ini. Sayang jika tim ini bubar,” jelasnya.

Edy mengatakan kelanjutan nasib tim akan ditentukan hari ini. Ia tidak ingin kevakuman latihan yang sempat terjadi sebelumnya kembali terjadi.

“Hari ini kembali latihan di Kebun Bunga. Kita lihatlah kelanjutan tim ini besok. Tapi sebagai pelatih saya maunya tidak ada cerita mogok latihan lagi. Riskan sekali untuk pertandingan tanggal 24 April. Kalau sama PSSB Bireuen kalah, masyarakat tidak mau tahu sebabnya apa,” jelasnya.

Sementara itu CEO PSMS, Wimvi Tri Hadi berharap pemain bersabar dengan kondisi ini. Apalagi ia merasa tidak adanya sumbangsih dari pengurus untuk membantunya.

“Hari ini kami berharap anak-anak terima dengan lapang dada dengan kondisi tim yang ini. Saya disini berpacu dengan waktu. Semua butuh proses waktu. Tiga minggu saya disini sudah datangkan 3 sponsor. Walaupun pencairannya masih proses,” ujarnya.

Soal agenda pertemuan dengan Ketua Umum Benny Sihotang, Wimvi ingin meminta bantuan untuk membayar gaji pemain. “Besok menghadap ketum. Saya mau nanya komitmen Ketua Umum. Ada tidak bantuan atau pinjaman untuk kita jalan dulu selama dua bulan. Paling tidak butuh Rp1 miliar. Kalau saja ada waktu lebih saya yakin kondisi tim tidak seperti ini,” bebernya.

Pertemuan itu apakah nantinya menjadi penentu kelanjutan nasib tim? Atau malah kelanjutan nasibnya sebagai CEO. “Saya jalan terus. Sebetulnya tidak ada niat dalam hati kecil sayapun untuk mundur. Tapi memang tergantung pertemuan dengan ketum itu. Saya haruslah didukung. Yang saya dengar malah desas desus ada yang mau menggantikan. Tidak apa-apa saya siap saja kalau memang PSMS malah lebih baik,” ungkapnya.

Lalu bagaimana tanggapan pemain? Dengan raut wajah bingung, pemain senior, Irwanto mengatakan masih tetap bersedia menggelar latihan hari ini. Hanya saja ia berharap realisasi tak sekedar janji. “Ya tetap latihan.
Karena kita ingin persiapan menghadapi PSSB Bireuen. Tapi maunya jangan janji-janji lagi. Kami tunggu itu,” pungkasnya. (don)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/