25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Manajemen tak Becus Fans Lebih Peka

MEDAN- Kondisi finansial PSMS yang buruk dan berimbas pada tersendatnya gaji pemain menjadi perhatian para suporter pecinta PSMS. Mereka tak ingin para pemainnya kehilangan motivasi saat berlaga yang dikhawatirkan berdampak pada performa PSMS di lapangan. Rasa empati yang justru tak terlihat sedikitpun dari upaya manajemen.

Tiga kelompok suporter PSMS, PSMS Fans Club (PFC), Suporter Medan Cinta Kinantan (SMeCK), dan Kesatuan Anak Medan Pecinta Ayam Kinantan (Kampak) FC dengan caranya masing-masing sepakat untuk menggalang dana dalam rangka penyelamatan PSMS.

Kamis (17/5) kemarin Kampak FC melakukan aksi Koin Selamatkan PSMS di Bundaran Majestik Jalan Gatot Subroto Medan. Aksi ini dilakukan sejak siang kemarin hingga sore. Sebelumnya aksi penggalangan dana juga dilakukan SmeCK dan PFC. Kedua suporter ini bekerjasama dengan mengumpulkan uang dengan total 25 juta rupiah. SMeCK mengumpulkan 15 juta rupiah dan PFC mengumpulkan 10 juta rupiah.

Rencananya SMeCK dan PFC akan kembali berkolaborasi dengan menjual aksesoris berupa gelang dan stiker di Stadion Teladan saat laga kontra Persela (20/5) dan Arema (26/5) mendatang. Mereka pun telah menyampaikan hal ini di hadapan para pemain usai latihan Selasa (15/5) lalu.

“Aksi ini akan terus berlanjut sampai gaji pemain terbayar. Kita pahami kondisi psikologis pemain. Memang jumlah yang kami berikan tidak seberapa daripada gaji mereka. Tapi setidaknya ini bisa memberikan semangat dan motivasi bagi pemain bahwa ada suporter yang selalu mendukung mereka,” ujar Rahmad Nur Lubis, Ketua PFC.

Senada, Ketua SMeCK Hooligan, Nata Simangunsong mengatakan yang harus dilakukan saat ini hanya aksi nyata yang pantas dilakukan saat ini. Bukan hanya sebatas omongan. “Kalau mau membantu ya lewat aksi nyata.Tidak hanya sebatas omongan. Pengurus juga harus melakukannya. Bisa saja dengan patungan,” tandasnya.

Jika ditilik suporter dengan kekuatan yang terbatas justru mampu bertindak aktif untuk membantu klub kesayangannya. Justru, manajemen PSMS yang seharusnya bertanggung jawab atas keberlangsungan klub malah terkesan pasif dengan hanya menunggu kucuran dana dari sponsorship utama PT Bakrie Sumatera Plantation maupun dana kontestan dari PT Liga Indonesia. Padahal dengan nama besarnya PSMS harusnya tak kesulitan mencari sponsor pendamping dengan bertebarannya perusahaan-perusahaan swasta di Medan. (mag-18)

MEDAN- Kondisi finansial PSMS yang buruk dan berimbas pada tersendatnya gaji pemain menjadi perhatian para suporter pecinta PSMS. Mereka tak ingin para pemainnya kehilangan motivasi saat berlaga yang dikhawatirkan berdampak pada performa PSMS di lapangan. Rasa empati yang justru tak terlihat sedikitpun dari upaya manajemen.

Tiga kelompok suporter PSMS, PSMS Fans Club (PFC), Suporter Medan Cinta Kinantan (SMeCK), dan Kesatuan Anak Medan Pecinta Ayam Kinantan (Kampak) FC dengan caranya masing-masing sepakat untuk menggalang dana dalam rangka penyelamatan PSMS.

Kamis (17/5) kemarin Kampak FC melakukan aksi Koin Selamatkan PSMS di Bundaran Majestik Jalan Gatot Subroto Medan. Aksi ini dilakukan sejak siang kemarin hingga sore. Sebelumnya aksi penggalangan dana juga dilakukan SmeCK dan PFC. Kedua suporter ini bekerjasama dengan mengumpulkan uang dengan total 25 juta rupiah. SMeCK mengumpulkan 15 juta rupiah dan PFC mengumpulkan 10 juta rupiah.

Rencananya SMeCK dan PFC akan kembali berkolaborasi dengan menjual aksesoris berupa gelang dan stiker di Stadion Teladan saat laga kontra Persela (20/5) dan Arema (26/5) mendatang. Mereka pun telah menyampaikan hal ini di hadapan para pemain usai latihan Selasa (15/5) lalu.

“Aksi ini akan terus berlanjut sampai gaji pemain terbayar. Kita pahami kondisi psikologis pemain. Memang jumlah yang kami berikan tidak seberapa daripada gaji mereka. Tapi setidaknya ini bisa memberikan semangat dan motivasi bagi pemain bahwa ada suporter yang selalu mendukung mereka,” ujar Rahmad Nur Lubis, Ketua PFC.

Senada, Ketua SMeCK Hooligan, Nata Simangunsong mengatakan yang harus dilakukan saat ini hanya aksi nyata yang pantas dilakukan saat ini. Bukan hanya sebatas omongan. “Kalau mau membantu ya lewat aksi nyata.Tidak hanya sebatas omongan. Pengurus juga harus melakukannya. Bisa saja dengan patungan,” tandasnya.

Jika ditilik suporter dengan kekuatan yang terbatas justru mampu bertindak aktif untuk membantu klub kesayangannya. Justru, manajemen PSMS yang seharusnya bertanggung jawab atas keberlangsungan klub malah terkesan pasif dengan hanya menunggu kucuran dana dari sponsorship utama PT Bakrie Sumatera Plantation maupun dana kontestan dari PT Liga Indonesia. Padahal dengan nama besarnya PSMS harusnya tak kesulitan mencari sponsor pendamping dengan bertebarannya perusahaan-perusahaan swasta di Medan. (mag-18)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/