32 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Tagih Rp140 Juta dari PSMS

MEDAN- Suimin Diharja sepertinya tak butuh waktu lama untuk menganggur. Pasca didepak dari kursi pelatih PSMS, diam-diam Suimin langsung terbang ke Karawang. Ia dipinang salah satu klub Divisi Utama PT Liga Prima Indonesia Sportindo, Persika Karawang.

Suimin bahkan sudah memimpin laga perdana Persika di Divisi Utama, Rabu (17/4) kemarin kontra Persipasi Bekasi di Singaperbangsa Karawang. Suimin saat dikonfirmasi sempat mengelak. “Belum ada ah. Masih dites,” katanya disertai tawa saat dihubungi dari Medan, kemarin.

Setelah didesak pelatih yang punya banyak pengalaman membesut klub tanah air ini akhirnya mengakui statusnya resmi sebagai pelatih kepala Persika. Meski baru memimpin latihan dua kali, sejak bertolak Senin (15/4) lalu.

“Alhamdulillah berarti abang masih punya nilai jual. Begitu diberitakan di koran dan internet saya sudah tidak lagi di PSMS, mereka langsung menghubungi abang. Setelah tercapai kesepakatan abang berangkat Minggu (14/4) dari Medan. Besoknya abang langsung memimpin latihan tiga kali pagi dan sore. Rabu langsung bertanding,” jelasnya.

Sayang di laga itu, Persika gagal mengawali kompetisi dengan manis setelah menyerah 0-1. “Abang kan bukan David Coverpil (ilusionis). Gawat juga kalau baru latihan tiga kali langsung menang,” candanya.

Suimin pun dikontrak selama semusim dengan durasi kontrak 10 bulan ke depan. Lalu kenapa memilih Persika? Suimin mengakui besarnya tantangan membuatnya bersedia melatih di klub yang berstatus promosi dari Divisi I itu.

“Alasan pertama abang ini sebenarnya suka dengan tantangan makanya abang gak mau melatih di ISL atau kasta tertinggi. Karena targetnya pasti gak jauh dari bertahan di kompetisi. Sementara kalau melatih klub Divisi Utama tantangannya lebih besar, misalnya promosi. Ya namanya memperkuat klub harus punya target. Biarpun itu target pribadi,” jelasnya.

Selain itu pelatih yang akrab dijuluki Pelatih Kampung ini juga berniat memberi warna berbeda pada sepak bola Karawang yang kental dengan karakter Jawa Barat. “Tim-tim Jawa Barat itu karakternya cepat dan style. Jadi abang mau memberi warna dengan sepak bola Medan yang keras. Seperti di Persikabo sekarang sepeninggal abang mulai mengadopsi gaya itu,” bebernya.

Apalagi hal itu didukung dengan dominasi pemain muda dalam skuadnya. “Kebetulan disini yang paling tua usianya 24. Muda-muda semua disini. Semua pemain lokal dan tidak ada asing,” jelasnya.

Saat didepak dari PSMS di pertengahan musim 2009 lalu, Suimin juga langsung dipinang Persitara. Ia juga sudah membesut banyak klub seperti Persikabo, Persijap, PSPS, Pelita KS, Sriwijaya FC, PSDS dan lainnya.

Bagaimana soal hak saat memperkuat PSMS di putaran pertama? Tunggakan gaji durasi empat bulan plus DP dengan nilai lebih kurang Rp140 juta sampai saat ini masih menjadi angin lalu. Suimin mengaku akan terus menuntut haknya. “Pasti abang tetap perjuangkan hak. Indra sakti sudah gak bisa dikontak. Abang coba telpon tidak aktif. Dia pengecut dan lari dari tanggung jawab,” jelasnya.

Jalan perjuangan yang akan dijajakinya antara lain dengan mengadu ke Asosiasi Pelatih Seluruh Indonesia (APSI) dan berkoordinasi dengan Asosiasi Pelatih Profesional Indonesia (APPI). “Ya itu, abang masih coba koordinasikan dengan mereka. Selain APSI juga APPI. Draft kontrak sudah abang siapkan dan mereka bersedia sediakan pengacara. Karena kasihan juga anak-anak yang dipecat itu. Kami akan tetap melakukan upaya-upaya. Dari Karawang kan sudah mulai dekat ke Jakarta,” jelasnya.

Lalu apakah Suimin tak berniat memboyong para mantan anak asuhnya di PSMS? Ia tidak bersedia. “Abang gak mau PSMS itu hancur. Bisa saja abang bawa. Tapi PSMS yang membesarkan, gak mau abang menggerogoti. Yang pasti hak akan terus kami tuntut. Mungkin Indra Sakti mau buang badan. Tapi sampai ke liang kubur abang akan kejar,” pungkasnya. (don)

MEDAN- Suimin Diharja sepertinya tak butuh waktu lama untuk menganggur. Pasca didepak dari kursi pelatih PSMS, diam-diam Suimin langsung terbang ke Karawang. Ia dipinang salah satu klub Divisi Utama PT Liga Prima Indonesia Sportindo, Persika Karawang.

Suimin bahkan sudah memimpin laga perdana Persika di Divisi Utama, Rabu (17/4) kemarin kontra Persipasi Bekasi di Singaperbangsa Karawang. Suimin saat dikonfirmasi sempat mengelak. “Belum ada ah. Masih dites,” katanya disertai tawa saat dihubungi dari Medan, kemarin.

Setelah didesak pelatih yang punya banyak pengalaman membesut klub tanah air ini akhirnya mengakui statusnya resmi sebagai pelatih kepala Persika. Meski baru memimpin latihan dua kali, sejak bertolak Senin (15/4) lalu.

“Alhamdulillah berarti abang masih punya nilai jual. Begitu diberitakan di koran dan internet saya sudah tidak lagi di PSMS, mereka langsung menghubungi abang. Setelah tercapai kesepakatan abang berangkat Minggu (14/4) dari Medan. Besoknya abang langsung memimpin latihan tiga kali pagi dan sore. Rabu langsung bertanding,” jelasnya.

Sayang di laga itu, Persika gagal mengawali kompetisi dengan manis setelah menyerah 0-1. “Abang kan bukan David Coverpil (ilusionis). Gawat juga kalau baru latihan tiga kali langsung menang,” candanya.

Suimin pun dikontrak selama semusim dengan durasi kontrak 10 bulan ke depan. Lalu kenapa memilih Persika? Suimin mengakui besarnya tantangan membuatnya bersedia melatih di klub yang berstatus promosi dari Divisi I itu.

“Alasan pertama abang ini sebenarnya suka dengan tantangan makanya abang gak mau melatih di ISL atau kasta tertinggi. Karena targetnya pasti gak jauh dari bertahan di kompetisi. Sementara kalau melatih klub Divisi Utama tantangannya lebih besar, misalnya promosi. Ya namanya memperkuat klub harus punya target. Biarpun itu target pribadi,” jelasnya.

Selain itu pelatih yang akrab dijuluki Pelatih Kampung ini juga berniat memberi warna berbeda pada sepak bola Karawang yang kental dengan karakter Jawa Barat. “Tim-tim Jawa Barat itu karakternya cepat dan style. Jadi abang mau memberi warna dengan sepak bola Medan yang keras. Seperti di Persikabo sekarang sepeninggal abang mulai mengadopsi gaya itu,” bebernya.

Apalagi hal itu didukung dengan dominasi pemain muda dalam skuadnya. “Kebetulan disini yang paling tua usianya 24. Muda-muda semua disini. Semua pemain lokal dan tidak ada asing,” jelasnya.

Saat didepak dari PSMS di pertengahan musim 2009 lalu, Suimin juga langsung dipinang Persitara. Ia juga sudah membesut banyak klub seperti Persikabo, Persijap, PSPS, Pelita KS, Sriwijaya FC, PSDS dan lainnya.

Bagaimana soal hak saat memperkuat PSMS di putaran pertama? Tunggakan gaji durasi empat bulan plus DP dengan nilai lebih kurang Rp140 juta sampai saat ini masih menjadi angin lalu. Suimin mengaku akan terus menuntut haknya. “Pasti abang tetap perjuangkan hak. Indra sakti sudah gak bisa dikontak. Abang coba telpon tidak aktif. Dia pengecut dan lari dari tanggung jawab,” jelasnya.

Jalan perjuangan yang akan dijajakinya antara lain dengan mengadu ke Asosiasi Pelatih Seluruh Indonesia (APSI) dan berkoordinasi dengan Asosiasi Pelatih Profesional Indonesia (APPI). “Ya itu, abang masih coba koordinasikan dengan mereka. Selain APSI juga APPI. Draft kontrak sudah abang siapkan dan mereka bersedia sediakan pengacara. Karena kasihan juga anak-anak yang dipecat itu. Kami akan tetap melakukan upaya-upaya. Dari Karawang kan sudah mulai dekat ke Jakarta,” jelasnya.

Lalu apakah Suimin tak berniat memboyong para mantan anak asuhnya di PSMS? Ia tidak bersedia. “Abang gak mau PSMS itu hancur. Bisa saja abang bawa. Tapi PSMS yang membesarkan, gak mau abang menggerogoti. Yang pasti hak akan terus kami tuntut. Mungkin Indra Sakti mau buang badan. Tapi sampai ke liang kubur abang akan kejar,” pungkasnya. (don)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/