29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Persilahkan Pemain Keluar

MEDAN-Keresahan belum beranjak dari skuad PSMS versi PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS). Pertemuan yang berlangsungĀ  di Kantor PD Pasar Medan, Senin (18/2) lalu tak memberikan jawaban soal kapan kontrak disodorkan. Pengurus dan manajemen hanya memberikan uang transport sebagai pengganti keringat selama lebih dari tiga bulan latihan.

LATIHAN: Pemain PSMS  berkompetisi  bawah naungan bendera LPIS sedang berlatih  Lapangan Stadion Kebun Bunga Medan, beberapa waktu lalu. //TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
LATIHAN: Pemain PSMS yang berkompetisi di bawah naungan bendera LPIS sedang berlatih di Lapangan Stadion Kebun Bunga Medan, beberapa waktu lalu. //TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

Dilema pun menaungi perasaan Donny F Siregar dkk sepulang dari kantor PD Pasar Medan. Betapa tidak, kian hari kondisi kian tidak jelas. Belum adanya kepastian jadwal kompetisi serta diikuti dengan kembali molornya sodoran kontrak membuat mereka berada dalam kondisi yang mengambang. Di satu sisi sudah berkomitmen memperkuat PSMS. Namun di sisi lain, mereka dihadapkan pada situasi finansial yang buruk. ā€œDari rapat tersebut kami memang disuruh bersabar. Selama dua minggu ini mereka akan kembali mengabarkan. Tapi jujur saja sabarnya kami ini dalam perasaan dilema. Bingung dengan kondisi yang ada,ā€ tutur Donny saat ditemui usai latihan, Selasa (19/2).

Awalnya pemain berharap pengurus bisa memberikan jawaban yang pasti soal kelanjutan nasib tim tersebut. Namun mereka kembali mendapat jawaban yang mengambang. ā€œHarapannya kami tahu seperti apa tim ini. Lanjut atau tidak. Tapi kami tidak mendapat jawaban yang kami inginkan. Apalagi mereka bilang kalau pemain mau keluar silahkan saja. Ini kan jawaban yang semakin membingungkan kami,ā€ jelasnya.

Sementara itu Saktiawan Sinaga mengatakan, sejauh ini dirinya masih menghargai upaya pengurus untuk keluar dari kesulitan ini. Pemberian uang transport itu setidaknya merupakan penghargaan dari pengurus karena belum diberikannya kontrak. ā€œKalau saya lihat sih pengurus masih mau tanggung jawab. Contohnya diberikan uang transport ini. Tapi jujur saya pun bingung dengan kondisi ini. Ini kan bicara dapur,ā€ bebernya.

Begitupun mayoritas pemain masih berkomitmen untuk menunggu. Apalagi jadwal manager meeting untuk klub peserta Divisi Utama LPIS masih kabur. Padahal dari situ pengurus bisa mengambil kebijakan berikutnya menyangkut tim. ā€œKalau saya sendiri masih komitmen sih. Juga kawan-kawan yang lainnya sudah komitmen untuk sama-sama menghadapi kondisi ini. Bingung juga memang. Apalagi kompetisi belum jelas jadwalnya,ā€ ujar Jecky Pasarella.

Sebelumnya pada rapat tersebut, pengurus dan manajemen menjelaskan soal mundurnya pengikatan kontrak pemain yang harusnya diberikan Sabtu (16/2) lalu. Alasannya jadwal manager meeting yang kembali mundur dan belum diketahui jadwal selanjutnya. Padahal dibalik itu ketiadaan dana juga mencuat menjadi satu alasan. Hal itu sempat diungkapkan secara terbuka oleh Ketua Umum Benny Sihotang. Sebagai pengganti, pengurus dan manajemen sepakat untuk memberikan uang transport kepada pemain dan pelatih yang telah berlatih lebih dari tiga bulan. Jumlahnya sebesar Rp2 juta hingga Rp3 juta per orang. (don)

MEDAN-Keresahan belum beranjak dari skuad PSMS versi PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS). Pertemuan yang berlangsungĀ  di Kantor PD Pasar Medan, Senin (18/2) lalu tak memberikan jawaban soal kapan kontrak disodorkan. Pengurus dan manajemen hanya memberikan uang transport sebagai pengganti keringat selama lebih dari tiga bulan latihan.

LATIHAN: Pemain PSMS  berkompetisi  bawah naungan bendera LPIS sedang berlatih  Lapangan Stadion Kebun Bunga Medan, beberapa waktu lalu. //TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
LATIHAN: Pemain PSMS yang berkompetisi di bawah naungan bendera LPIS sedang berlatih di Lapangan Stadion Kebun Bunga Medan, beberapa waktu lalu. //TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

Dilema pun menaungi perasaan Donny F Siregar dkk sepulang dari kantor PD Pasar Medan. Betapa tidak, kian hari kondisi kian tidak jelas. Belum adanya kepastian jadwal kompetisi serta diikuti dengan kembali molornya sodoran kontrak membuat mereka berada dalam kondisi yang mengambang. Di satu sisi sudah berkomitmen memperkuat PSMS. Namun di sisi lain, mereka dihadapkan pada situasi finansial yang buruk. ā€œDari rapat tersebut kami memang disuruh bersabar. Selama dua minggu ini mereka akan kembali mengabarkan. Tapi jujur saja sabarnya kami ini dalam perasaan dilema. Bingung dengan kondisi yang ada,ā€ tutur Donny saat ditemui usai latihan, Selasa (19/2).

Awalnya pemain berharap pengurus bisa memberikan jawaban yang pasti soal kelanjutan nasib tim tersebut. Namun mereka kembali mendapat jawaban yang mengambang. ā€œHarapannya kami tahu seperti apa tim ini. Lanjut atau tidak. Tapi kami tidak mendapat jawaban yang kami inginkan. Apalagi mereka bilang kalau pemain mau keluar silahkan saja. Ini kan jawaban yang semakin membingungkan kami,ā€ jelasnya.

Sementara itu Saktiawan Sinaga mengatakan, sejauh ini dirinya masih menghargai upaya pengurus untuk keluar dari kesulitan ini. Pemberian uang transport itu setidaknya merupakan penghargaan dari pengurus karena belum diberikannya kontrak. ā€œKalau saya lihat sih pengurus masih mau tanggung jawab. Contohnya diberikan uang transport ini. Tapi jujur saya pun bingung dengan kondisi ini. Ini kan bicara dapur,ā€ bebernya.

Begitupun mayoritas pemain masih berkomitmen untuk menunggu. Apalagi jadwal manager meeting untuk klub peserta Divisi Utama LPIS masih kabur. Padahal dari situ pengurus bisa mengambil kebijakan berikutnya menyangkut tim. ā€œKalau saya sendiri masih komitmen sih. Juga kawan-kawan yang lainnya sudah komitmen untuk sama-sama menghadapi kondisi ini. Bingung juga memang. Apalagi kompetisi belum jelas jadwalnya,ā€ ujar Jecky Pasarella.

Sebelumnya pada rapat tersebut, pengurus dan manajemen menjelaskan soal mundurnya pengikatan kontrak pemain yang harusnya diberikan Sabtu (16/2) lalu. Alasannya jadwal manager meeting yang kembali mundur dan belum diketahui jadwal selanjutnya. Padahal dibalik itu ketiadaan dana juga mencuat menjadi satu alasan. Hal itu sempat diungkapkan secara terbuka oleh Ketua Umum Benny Sihotang. Sebagai pengganti, pengurus dan manajemen sepakat untuk memberikan uang transport kepada pemain dan pelatih yang telah berlatih lebih dari tiga bulan. Jumlahnya sebesar Rp2 juta hingga Rp3 juta per orang. (don)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/