30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Manajemen Kantongi Nama

KONI Medan Murka

MEDAN- Isu suap yang melibatkan pemain PSMS menjadi masalah baru di tubuh klub kebanggaan Warga Medan itu sendiri. Pro kontra langsung bermunculan. Intinya semua pihak ingin kasus itu benar-benar dibuktikan.

KONI Medan lewat ketuanya, Dzulhifzi Lubis menegaskan sangat kecewa dengan temuan itu. Walau belum ada bukti valid, namun Dzulhifzi menduga memang ada sesuatu pada laga terakhir PSMS di babak delapan besar tersebut. Sebagai komite olahraga yang menaungi seluruh cabang olahraga di kota ini, termasuk PSMS yang bahkan mendapat perhatian khusus, utamanya soal pencairan dana pembinaan yang diambil dari APBD Kota Medan, Dzulhifzi wajar marah besar.

“PSMS itu pakai uang rakyat dan milik rakyat Medan. Masalah suap itu melukai rakyat Medan. Harus diusut tuntas, jangan ditunda-tunda. Kami minta pengurus dan manajemen segera mengungkap kasus itu, jangan main-main,” koar Dzulhifzi yang akrab disapa  Opung itu. “Manajemen harus buat tim investigasi agar kasus ini tidak menguap begitu saja,” sambungnya.
Apalagi kasus ini tampaknya bakal serius diusut. Manajemen bahkan sudah mengantongi dua nama pemain yang kabarnya terima suap.

Namun manajemen tidak berani mengumumkannya karena belum ada bukti. Yang pasti investigasi akan segera dilakukan. “Orang-orangnya Pak Idris (Manajer PSMS) akan telusuri kasus ini. Kami awalnya tak menyangka karena sudah kenal betul dengan para pemain. Kami anggap mereka tidak akan berkhianat, tapi dengan temuan ini kami sangat terpukul. Kami akan terlusuri sampai ketemu titik solusinya,” beber Benny Tomasoa, Asisten Manajer PSMS.

Hasil gagal ke semi final memang sudah diterima manajemen. Artinya isu yang berkembang soal suap ini bukanlah sebuah cuci tangan dari manajemen karena gagal lolos ke ISL musim depan. “Kami tidak tahu apa-apa sebelumnya. Dan kami tak ingin dianggap sebagai pencari kambing hitam atas kegagalan ini. Ini isu muncul dari tim sendiri,” sambung Benny.

Di lain pihak, salah satu pengamat sepak bola di Medan, Halim Panggabean juga turut menyoroti kasus ini. Menurut Halim, apa yang terjadi pada PSMS adalah sebuah balasan atas tindakan melenceng selama ini.  “Tuhan masih belum merestui PSMS melaju ke babak selanjutnya. Soal dugaan suap itu juga harusnya tidak dijadikan alasan tapi harus bisa dibuktikan,” bebernya. (ful)

KONI Medan Murka

MEDAN- Isu suap yang melibatkan pemain PSMS menjadi masalah baru di tubuh klub kebanggaan Warga Medan itu sendiri. Pro kontra langsung bermunculan. Intinya semua pihak ingin kasus itu benar-benar dibuktikan.

KONI Medan lewat ketuanya, Dzulhifzi Lubis menegaskan sangat kecewa dengan temuan itu. Walau belum ada bukti valid, namun Dzulhifzi menduga memang ada sesuatu pada laga terakhir PSMS di babak delapan besar tersebut. Sebagai komite olahraga yang menaungi seluruh cabang olahraga di kota ini, termasuk PSMS yang bahkan mendapat perhatian khusus, utamanya soal pencairan dana pembinaan yang diambil dari APBD Kota Medan, Dzulhifzi wajar marah besar.

“PSMS itu pakai uang rakyat dan milik rakyat Medan. Masalah suap itu melukai rakyat Medan. Harus diusut tuntas, jangan ditunda-tunda. Kami minta pengurus dan manajemen segera mengungkap kasus itu, jangan main-main,” koar Dzulhifzi yang akrab disapa  Opung itu. “Manajemen harus buat tim investigasi agar kasus ini tidak menguap begitu saja,” sambungnya.
Apalagi kasus ini tampaknya bakal serius diusut. Manajemen bahkan sudah mengantongi dua nama pemain yang kabarnya terima suap.

Namun manajemen tidak berani mengumumkannya karena belum ada bukti. Yang pasti investigasi akan segera dilakukan. “Orang-orangnya Pak Idris (Manajer PSMS) akan telusuri kasus ini. Kami awalnya tak menyangka karena sudah kenal betul dengan para pemain. Kami anggap mereka tidak akan berkhianat, tapi dengan temuan ini kami sangat terpukul. Kami akan terlusuri sampai ketemu titik solusinya,” beber Benny Tomasoa, Asisten Manajer PSMS.

Hasil gagal ke semi final memang sudah diterima manajemen. Artinya isu yang berkembang soal suap ini bukanlah sebuah cuci tangan dari manajemen karena gagal lolos ke ISL musim depan. “Kami tidak tahu apa-apa sebelumnya. Dan kami tak ingin dianggap sebagai pencari kambing hitam atas kegagalan ini. Ini isu muncul dari tim sendiri,” sambung Benny.

Di lain pihak, salah satu pengamat sepak bola di Medan, Halim Panggabean juga turut menyoroti kasus ini. Menurut Halim, apa yang terjadi pada PSMS adalah sebuah balasan atas tindakan melenceng selama ini.  “Tuhan masih belum merestui PSMS melaju ke babak selanjutnya. Soal dugaan suap itu juga harusnya tidak dijadikan alasan tapi harus bisa dibuktikan,” bebernya. (ful)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/