MEDAN-Perjuangan skuad PSMS PT Liga Indonesia (LI) di Jakarta memang belum membuahkan titik terang. Namun perjuangan mereka lewat Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI), PSSI, maupun PT LI kini bakal memberi dampak bagi para pengurus PSMS sebagai pihak yang bertanggung jawab atas hak pemain. Mereka terancam di-blacklist ataupun disanksi untuk tidak lagi terlibat di PSSI.
Apalagi, Menpora Roy Suryo, kini ikut bereaksi dan mengeluarkan per-nyataan soal pengurus yang harusnya mendapat hukuman karena menunggak gaji. Hal itu pasca mengikuti perkembangan kasus ini dan berjumpa langsung dengan para pemain PSMS .
Bagi Roy, melihat kondisi ini PSSI harusnya bisa bersikap tegas. Roy memberikan perintah langsung agar Djohar Arifin bisa memberikan teguran langsung kepada klub yang bersangkutan. Mengapa? Roy menilai jika pola menunggak gaji klub ini terjadi karena ada pembiaran ketika klub-klub melakukan kesalahan. “PSSI harus menegur klub yang bersangkutan. Tidak boleh lagi ikut kompetisi, ada sanksi untuk klub. Ini sudah perintah langsung ke pak Djohar. Tapi saya tidak mau terlibat terlalu teknis, PSSI minimal harus beri teguran,” terangnya.
Kabarnya Ketua Umum Indra Sakti Harahap, juga sudah mendapat teguran dari CEO PT LI Joko Driyono, dan Ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI Hinca Panjaitan. “Indra sudah dimarahi langsung oleh Pak Joko dan Hinca saat kongres di Surabaya karena membiarkan pemain sampai seperti itu di Jakarta, tanpa adanya realisasi gaji,” ungkap Roy.
Sebelumnya para pemain PSMS Medan menemui Menpora di depan pintu utama Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan, pasca berdemo di kantor PSSI, Rabu (19/6) lalu. “Kami menemui Menpora usai beliau menonton pertandingan U-23 melawan Jakarta All Stars. Beliau menyatakan akan memanggil PSSI untuk menindaklanjuti permasalahan yang menimpa kami,” tutur Kiper PSMS Irwin Ramadhana.
Pernyataan Menpora itu membawa dampak berharga bagi pemain PSMS. Di mana setelah itu, mereka langsung di telepon oleh Joko Driyono untuk menemuinya hari ini (21/6). “Ya, Pak Joko menelepon kami untuk menemuinya besok (hari ini, red) pukul 09.00 WIB. Nggak tahu apa agendanya, yang jelas kami tetap ingin mengadukan hal ini. Mudah-mudahan kali ini tidak batal lagi,” katanya.
Tidak hanya menemui Joko Dri-yono, tapi Kamis (20/6) sore pemain juga berusaha bertemu Lanyala Mataliti, meski usaha itu tidak berhasil.
Perjuangan 11 pemain PSMS di Jakarta memang benar-benar tertatih. Mereka harus bolak balik ke kantor PSSI maupun PT LI untuk memperjuangkan haknya dengan kondisi keuangan yang pas-pasan.
Irwin juga belum memastikan jadwal kepulangan ke Medan karena ketiadaan tiket.
Namun soal tiket, kabarnya kubu PSMS PT LPIS bersedia untuk menanggung pembiayaan. “Kami sudah bicarakan. Kalau persoalan tiket pulang kami bersedia menanggungnya. Nanti Pak Edy Syahputra (pelatih, red) yang akan menjumpai dan membicarakan ini dengan manajer Syukri,” ungkap Wakil Manajer PSMS PT LPIS Julius Raja. (don)
Melakukan Pembiaran Penunggakan Gaji Pemain PSMS PT LI
MEDAN-Perjuangan skuad PSMS PT Liga Indonesia (LI) di Jakarta memang belum membuahkan titik terang. Namun perjuangan mereka lewat Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI), PSSI, maupun PT LI kini bakal memberi dampak bagi para pengurus PSMS sebagai pihak yang bertanggung jawab atas hak pemain. Mereka terancam di-blacklist ataupun disanksi untuk tidak lagi terlibat di PSSI.
Apalagi, Menpora Roy Suryo, kini ikut bereaksi dan mengeluarkan per-nyataan soal pengurus yang harusnya mendapat hukuman karena menunggak gaji. Hal itu pasca mengikuti perkembangan kasus ini dan berjumpa langsung dengan para pemain PSMS .
Bagi Roy, melihat kondisi ini PSSI harusnya bisa bersikap tegas. Roy memberikan perintah langsung agar Djohar Arifin bisa memberikan teguran langsung kepada klub yang bersangkutan. Mengapa? Roy menilai jika pola menunggak gaji klub ini terjadi karena ada pembiaran ketika klub-klub melakukan kesalahan. “PSSI harus menegur klub yang bersangkutan. Tidak boleh lagi ikut kompetisi, ada sanksi untuk klub. Ini sudah perintah langsung ke pak Djohar. Tapi saya tidak mau terlibat terlalu teknis, PSSI minimal harus beri teguran,” terangnya.
Kabarnya Ketua Umum Indra Sakti Harahap, juga sudah mendapat teguran dari CEO PT LI Joko Driyono, dan Ketua Komisi Disiplin (Komdis) PSSI Hinca Panjaitan. “Indra sudah dimarahi langsung oleh Pak Joko dan Hinca saat kongres di Surabaya karena membiarkan pemain sampai seperti itu di Jakarta, tanpa adanya realisasi gaji,” ungkap Roy.
Sebelumnya para pemain PSMS Medan menemui Menpora di depan pintu utama Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan, pasca berdemo di kantor PSSI, Rabu (19/6) lalu. “Kami menemui Menpora usai beliau menonton pertandingan U-23 melawan Jakarta All Stars. Beliau menyatakan akan memanggil PSSI untuk menindaklanjuti permasalahan yang menimpa kami,” tutur Kiper PSMS Irwin Ramadhana.
Pernyataan Menpora itu membawa dampak berharga bagi pemain PSMS. Di mana setelah itu, mereka langsung di telepon oleh Joko Driyono untuk menemuinya hari ini (21/6). “Ya, Pak Joko menelepon kami untuk menemuinya besok (hari ini, red) pukul 09.00 WIB. Nggak tahu apa agendanya, yang jelas kami tetap ingin mengadukan hal ini. Mudah-mudahan kali ini tidak batal lagi,” katanya.
Tidak hanya menemui Joko Dri-yono, tapi Kamis (20/6) sore pemain juga berusaha bertemu Lanyala Mataliti, meski usaha itu tidak berhasil.
Perjuangan 11 pemain PSMS di Jakarta memang benar-benar tertatih. Mereka harus bolak balik ke kantor PSSI maupun PT LI untuk memperjuangkan haknya dengan kondisi keuangan yang pas-pasan.
Irwin juga belum memastikan jadwal kepulangan ke Medan karena ketiadaan tiket.
Namun soal tiket, kabarnya kubu PSMS PT LPIS bersedia untuk menanggung pembiayaan. “Kami sudah bicarakan. Kalau persoalan tiket pulang kami bersedia menanggungnya. Nanti Pak Edy Syahputra (pelatih, red) yang akan menjumpai dan membicarakan ini dengan manajer Syukri,” ungkap Wakil Manajer PSMS PT LPIS Julius Raja. (don)