25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

PSMS, Pro Duta Laga di ISL?

MEDAN-PSSI telah rampung menetapkan format kompetisi dan kuota klub. Penyematan titel kompetisi profesional tetap sama dan diselaraskan dengan statuta PSSI. Titel Indonesia Super League (ISL) untuk kasta tertinggi dengan kuota 18 klub dan Divisi Utama untuk kasta kedua dengan kuota 44 klub atas 4 wilayah.
Disposisi ini secara otomatis melumerkan 34 klub yang dinyatakan lolos verifikasi dalam format kompetisi dua wilayah sebelumnya. Dua klub yang berhome base di Medan, Sumut yakni PSMS Medan dan Pro Duta FC juga terkena imbasnya. Menilik lima aspek baku yang kembali dijadikan katrol pemeringkatan, kecil kemungkinan kedua klub berbeda usia itu bermain di ISL.

Ketua Umum PSSI Djohar Arifin mengatakan verifikasi ulang akan dilakukan kembali. Memang prioritas diberikan pada klub-klub ISL musim lalu. Tapi jika gagal lolos filterisasi legalitas, infrastruktur, personel, supporting dan finansial maka klub-klub divisi utama musim lalu baik yang merger dengan eks klub LPI dimungkinkan lolos.
Mari menilik realistis persiapan dua tim. PSMS hingga saat ini masih sibuk berkutat pada polemik yang tak kunjung jelas solusinya. Merger masih dalam ranah perdebatan, internal 40 klub kocar-kacir. CEO PT Medan Bestari Metropolitan masih ditataran wacana.

Persiapan tim juga kabur. Pelatih kepala yang selama ini diklaim milik Abdulrahman Gurning masih ambigu. Seleksi yang memasuki pekan kedua telah kehilangan empat pemain. Simon Kujiro didepak resmi karena tidak menampilkan performa bagus. Tiga lainnya memilih angkat koper sendiri, Saiful (eks bek sayap Persisam), Pierre Njanka (eks libero Aceh United), Denny Rumba (eks bek sayap PSIS Semarang). Dua nama terakhir sempat menarik simpati warga Kebun Bunga. Singkat kata, kondisi persiapan masih minim.

Di tengah kegamangan itu, Plt Ketua Umum PSMS Idris masih yakin PSMS akan berada di kasta tertinggi. Empat aspek diamini dipenuhi sempurna, kecuali infrastruktur. “Kerjasama dengan konsorsium sudah jadi garansi. Stadion Teladan sedang dalam proses renovasi berjalan. Materi pemain sudah direkrut, beberapa pemain hebat juga akan didatangkan,” katanya, Selasa (20/9).

Sementara itu Dityo Pramono, CEO PT Bintang Medan tak menutupi kerisauannya atas kondisi yang ada. Akar permasalahan berpusar pada kisruh di tubuh 40 klub pemilik PSMS.

yang belum selesai. “Waktu memang semakin mepet. Tapi apa boleh buat sampai detik ini PSMS belum juga selesai dengan masalahnya. Kerjasama konsorsium dengan PSMS masih berhenti di MoU. Saya tegaskan sekali lagi, berhenti di MoU,” katanya.

Selentingan beredar konsorsium berencana mundur. “Entahlah, tapi kami belum berpikir sejauh itu. Kami beritikad memajukan sepakbola Sumut. Hanya sangat mengherankan permasalahan yang ada jalan di tempat,” imbuh eks anggota Komite Normalisasi PSSI ini.

Sementara itu Presiden Direktur Pro Duta Football Indonesia, Wahyu Wahab mengatakan skuadnya memilih optimis tetapi tidak akan memaksakan. Menjadi kontestan ISL tentu hal membanggakan, tapi harus diimbangi dengan kematangan tim secara menyeluruh.

“Kami optimis di ISL, karena Pro Duta lengkap lima aspeknya. Tidak ada cacat. Pun, kalau pemeringkatan di luar 18 besar sesuai kuota klub ISL. Kami legowo di kasta kedua, tidak banyak biaya lagi. Buat apa ngotot,” ujarnya. (saz)

MEDAN-PSSI telah rampung menetapkan format kompetisi dan kuota klub. Penyematan titel kompetisi profesional tetap sama dan diselaraskan dengan statuta PSSI. Titel Indonesia Super League (ISL) untuk kasta tertinggi dengan kuota 18 klub dan Divisi Utama untuk kasta kedua dengan kuota 44 klub atas 4 wilayah.
Disposisi ini secara otomatis melumerkan 34 klub yang dinyatakan lolos verifikasi dalam format kompetisi dua wilayah sebelumnya. Dua klub yang berhome base di Medan, Sumut yakni PSMS Medan dan Pro Duta FC juga terkena imbasnya. Menilik lima aspek baku yang kembali dijadikan katrol pemeringkatan, kecil kemungkinan kedua klub berbeda usia itu bermain di ISL.

Ketua Umum PSSI Djohar Arifin mengatakan verifikasi ulang akan dilakukan kembali. Memang prioritas diberikan pada klub-klub ISL musim lalu. Tapi jika gagal lolos filterisasi legalitas, infrastruktur, personel, supporting dan finansial maka klub-klub divisi utama musim lalu baik yang merger dengan eks klub LPI dimungkinkan lolos.
Mari menilik realistis persiapan dua tim. PSMS hingga saat ini masih sibuk berkutat pada polemik yang tak kunjung jelas solusinya. Merger masih dalam ranah perdebatan, internal 40 klub kocar-kacir. CEO PT Medan Bestari Metropolitan masih ditataran wacana.

Persiapan tim juga kabur. Pelatih kepala yang selama ini diklaim milik Abdulrahman Gurning masih ambigu. Seleksi yang memasuki pekan kedua telah kehilangan empat pemain. Simon Kujiro didepak resmi karena tidak menampilkan performa bagus. Tiga lainnya memilih angkat koper sendiri, Saiful (eks bek sayap Persisam), Pierre Njanka (eks libero Aceh United), Denny Rumba (eks bek sayap PSIS Semarang). Dua nama terakhir sempat menarik simpati warga Kebun Bunga. Singkat kata, kondisi persiapan masih minim.

Di tengah kegamangan itu, Plt Ketua Umum PSMS Idris masih yakin PSMS akan berada di kasta tertinggi. Empat aspek diamini dipenuhi sempurna, kecuali infrastruktur. “Kerjasama dengan konsorsium sudah jadi garansi. Stadion Teladan sedang dalam proses renovasi berjalan. Materi pemain sudah direkrut, beberapa pemain hebat juga akan didatangkan,” katanya, Selasa (20/9).

Sementara itu Dityo Pramono, CEO PT Bintang Medan tak menutupi kerisauannya atas kondisi yang ada. Akar permasalahan berpusar pada kisruh di tubuh 40 klub pemilik PSMS.

yang belum selesai. “Waktu memang semakin mepet. Tapi apa boleh buat sampai detik ini PSMS belum juga selesai dengan masalahnya. Kerjasama konsorsium dengan PSMS masih berhenti di MoU. Saya tegaskan sekali lagi, berhenti di MoU,” katanya.

Selentingan beredar konsorsium berencana mundur. “Entahlah, tapi kami belum berpikir sejauh itu. Kami beritikad memajukan sepakbola Sumut. Hanya sangat mengherankan permasalahan yang ada jalan di tempat,” imbuh eks anggota Komite Normalisasi PSSI ini.

Sementara itu Presiden Direktur Pro Duta Football Indonesia, Wahyu Wahab mengatakan skuadnya memilih optimis tetapi tidak akan memaksakan. Menjadi kontestan ISL tentu hal membanggakan, tapi harus diimbangi dengan kematangan tim secara menyeluruh.

“Kami optimis di ISL, karena Pro Duta lengkap lima aspeknya. Tidak ada cacat. Pun, kalau pemeringkatan di luar 18 besar sesuai kuota klub ISL. Kami legowo di kasta kedua, tidak banyak biaya lagi. Buat apa ngotot,” ujarnya. (saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/