25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Sama-sama Klaim Gaet Sponsor

MEDAN-Sponsorship bagi klub sepakbola saat ini menjadi penyokong dana utama pasca tak lagi bertumpu pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Namun dalam tiga musim terakhir, PSMS kesulitan menggaet pendanaan dari pihak swasta itu. Tak terkecuali saat ini saat PSMS melanjutkan dualisme seperti musim lalu.

Namun dua PSMS beda versi ini telah mengklaim jika pihaknya menjalin kesepakatan dengan sponsor. PSMS PT Liga Indonesia mengaku sudah menggaet empat sponsor. “Ada penjajakan terhadap empat perusahaan. Sejauh ini responnya bagus. Mereka akan mulai bekerjasama dengan kita di awal Februari 2013,” kata Ketua umum Indra Sakti Harahap.

Indra beralasan karena penghujung tahun menjelang tutup buku perusahaan memilih tahun 2013 sebagai target bekerja sama. “Dualisme tak jadi masalah, yang pasti mereka bersedia. Akhir tahun memang tak bisa jadi sponsor karena sedang proses tutup buku,” ujarnya.
Soal pendanaan skuad besutan Suimin Diharja ini memang sempat diragukan. Kontrak pemain dan pelatih yang kini ditawarkan dengan harga yang tidak tinggi menjadi bukti.

Lantas bagaimana dengan PSMS versi LPIS? Tiga sponsor diklaim telah didapatkan. Bahkan tak tanggung selanjutnya akan dijajaki 12 perusahaan lagi untuk memenuhi target pendanaan dari 15 perusahaan.

“Bukan gampang meraih sponsorship. Kita tidak muluk-muluk hanya sekadar minta saja, ada keuntungan dari sisi bisnis yang juga kita tawarkan. Sejauh ini sudah ada tiga perusahaan,” kata Bendahara Umum PSMS LPIS, Edi Bona kemarin.

PSMS LPIS mengklaim punya posisi tawar tinggi di mata sponsor dengan deretan pemain berkualitas yang menghuni skuad besutan Abdul Rahman Gurning ini. Nama-nama seperti Saktiawan Sinaga, Donny F Siregar, dan Markus Haris Maulana menjadikan PSMS yang dipimpin Benny Sihotang ini punya nilai jual tinggi.

Dengan pengeluaran menggaet pemain bintang ini jelas PSMS punya pengeluaran yang tidak sedikit. Tak kurang delapan miliar dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tim selama semusim.  “Paling tidak kita butuh dana sekitar 8 miliar. Untuk pendanaan kontrak dan gaji lebih kurang 5,5 miliar. Sementara sisanya untuk kebutuhan lainnya. Ini sudah kita hitung-hitung di beberapa bagian,” ungkapnya.

Lantas apa tidak terlampau berat target 15 perusahaan? Dalam kondisi dualisme saat ini jelas itu langkah itu terlampau berat. Namun Edi mengatakan pihaknya masih optimis. “Pengaruh dualisme di pusat dan berdampak ke daerah pastinya pengaruhnya negatif. Tapi kita tentu tidak menyerah dengan tawaran yang tentunya harus saling menguntungkan. Tentu harus realistis dalam mempromosikannya,” ucapnya. (don)

MEDAN-Sponsorship bagi klub sepakbola saat ini menjadi penyokong dana utama pasca tak lagi bertumpu pada Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Namun dalam tiga musim terakhir, PSMS kesulitan menggaet pendanaan dari pihak swasta itu. Tak terkecuali saat ini saat PSMS melanjutkan dualisme seperti musim lalu.

Namun dua PSMS beda versi ini telah mengklaim jika pihaknya menjalin kesepakatan dengan sponsor. PSMS PT Liga Indonesia mengaku sudah menggaet empat sponsor. “Ada penjajakan terhadap empat perusahaan. Sejauh ini responnya bagus. Mereka akan mulai bekerjasama dengan kita di awal Februari 2013,” kata Ketua umum Indra Sakti Harahap.

Indra beralasan karena penghujung tahun menjelang tutup buku perusahaan memilih tahun 2013 sebagai target bekerja sama. “Dualisme tak jadi masalah, yang pasti mereka bersedia. Akhir tahun memang tak bisa jadi sponsor karena sedang proses tutup buku,” ujarnya.
Soal pendanaan skuad besutan Suimin Diharja ini memang sempat diragukan. Kontrak pemain dan pelatih yang kini ditawarkan dengan harga yang tidak tinggi menjadi bukti.

Lantas bagaimana dengan PSMS versi LPIS? Tiga sponsor diklaim telah didapatkan. Bahkan tak tanggung selanjutnya akan dijajaki 12 perusahaan lagi untuk memenuhi target pendanaan dari 15 perusahaan.

“Bukan gampang meraih sponsorship. Kita tidak muluk-muluk hanya sekadar minta saja, ada keuntungan dari sisi bisnis yang juga kita tawarkan. Sejauh ini sudah ada tiga perusahaan,” kata Bendahara Umum PSMS LPIS, Edi Bona kemarin.

PSMS LPIS mengklaim punya posisi tawar tinggi di mata sponsor dengan deretan pemain berkualitas yang menghuni skuad besutan Abdul Rahman Gurning ini. Nama-nama seperti Saktiawan Sinaga, Donny F Siregar, dan Markus Haris Maulana menjadikan PSMS yang dipimpin Benny Sihotang ini punya nilai jual tinggi.

Dengan pengeluaran menggaet pemain bintang ini jelas PSMS punya pengeluaran yang tidak sedikit. Tak kurang delapan miliar dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tim selama semusim.  “Paling tidak kita butuh dana sekitar 8 miliar. Untuk pendanaan kontrak dan gaji lebih kurang 5,5 miliar. Sementara sisanya untuk kebutuhan lainnya. Ini sudah kita hitung-hitung di beberapa bagian,” ungkapnya.

Lantas apa tidak terlampau berat target 15 perusahaan? Dalam kondisi dualisme saat ini jelas itu langkah itu terlampau berat. Namun Edi mengatakan pihaknya masih optimis. “Pengaruh dualisme di pusat dan berdampak ke daerah pastinya pengaruhnya negatif. Tapi kita tentu tidak menyerah dengan tawaran yang tentunya harus saling menguntungkan. Tentu harus realistis dalam mempromosikannya,” ucapnya. (don)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/