Kekalahan PSMS Kontra Persema
MEDAN- Kekalahan PSMS atas Persema Malang di Stadion Gajayana Senin (23/1) malam lalu, diakui sejumlah pemain karena mereka kurang konsentrasi. Mereka mengaku mulai kehilangan konsentrasi karena dua gol cepat yang diciptakan striker Persema.
Gol Persema dicetak Dennis Kacanovs di menit 13 dan Emile Bamba pada menit 19, 38 dan 85. Dua gol cepat dari Persema itu cukup membuyarkan konsentrasi pemain yang menerapkan pola defensif. “Tim awalnya main bagus. Tapi dua gol di awal itu bikin hilang konsentrasi,” ungkap striker PSMS Jecky Pasarela, Rabu (25/1).
Tak pelak, serangan yang diciptakan lawan sejak menit pertama menurut Jecky membuat tim bermain di bawah tekanan. “Saat itu kita bermain di bawah tekanan. Apalagi, karena kita main tandang, semangat lawan cukup besar untuk menciptakan gol cepat. Baru beberapa menit, beberapa corner sudah terjadi, dan membuat tim agak panik,” kata mantan pemain PSM Makasar itu.
Kondisi tersebut hampir sama saat menjamu Persiraja Banda Aceh di Stadion Teladan beberapa waktu lalu. “Alhamdulillah pola defensif yang kita terapkan berhasil, karena Persiraja terus menyerang. Tapi kita tak kebobolan,” ujar Jecky.
“Tapi salahnya, setelah diserang dan kita menguasai bola, teman-teman terlihat panik sehingga membuang jauh bola. Seharusnya kita menerapkan serangan dari kaki ke kaki, dengan begitu, percaya diri akan timbul,” tutur pemain berusia 26 tahun itu.
Bagi Jecky, kehadiran Irfan Bachdim sebagai gelandang sayap kiri Persema bukan menjadi penyebab menurunnya performa tim. Menurutnya, sama seperti pemain lain yang menjadi lawan di Persema.
, tidak ada ketakutan akan nama pemain timnas Indonesia itu. “Malahan dengan adanya Irfan Bachdim, kita bisa tahu dia seperti apa dan apa antisipasi yang tepat buatnya,” jelasnya.
Sementara, pemain pengganti Juanda Mayadi yang diturunkan di babak kedua menilai, kegagalan tim mengikuti instruksi pelatih menjadi penyebab kekalahan. “Pemain tak mengikuti intruksi pelatih. Padahal antisipasi skema lawan sudah dimainkan di latihan. Saya masuk di babak kedua, formasi itu berubah. Tapi sayang, keberuntungan belum berpihak ke PSMS. Banyak peluang, tapi tak ada yang jadi gol,” tuturnya.
Diakuinya, dia hanya memainkan apa yang dia miliki. Bermain bagus atau tidak, orang yang menilai. Sedangkan pelatih PSMS Fabio Lopez menurutnya sudah mempersiapkan tim dengan baik kendati hasil tidak seperti yang diharapkan. “Yang jelas saya siap diturunkan kapan pun. Seperti yang dibilang coach, kita datang untuk menang. Motivasi kita 100 persen, tapi Persema yang main di kandang punya motivasi 1000 kali, dan kami belum siap menerima tekanan itu,” ujar Juanda.
Sedangkan Tri Yudha Handoko yang menghuni bench pemain cadangan pada laga tersebut menilai, PSMS seperti tim yang baru pertama kali bermain bola malam itu. “Kami kayak baru pertama main di liga. Saya yakin itu terjadi karena adaptasi tidak dilakukan di malam sebelumnya,” pungkasnya. (saz)