30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Berantas Mafia Sampai Tuntas

MEDAN-Jaringan mafia judi yang melibatkan cukong asal Malaysia dalam laga PSMS memang belum terbongkar sampai saat ini. Meski data-data yang didapat sudah banyak, nyatanya kasus berhenti hanya dengan keluarnya sanksi dari Komisi Disiplin PSSI.

Menurut Pelatih Kepala PSMS Suharto AD, apa yang terjadi dalam kasus ini harusnya sudah bisa dibongkar oleh PSSI. Bukan hanya menghukum pemain dan para pengurus, tapi bertindak lebih jauh lagi dengan membongkar jaringan mafia judi yang merusak sepak bola Indonesia.
“Kalau bisa terbongkar sejelas-jelasnya dan diberantas, itu cukup bagus. Tapi ya tergantung bagaimana keseriusan dari PSSI,” tuturnya.
Bagi Suharto, apa yang terjadi saat ini cukup mengecewakan khususnya bagi ia dan anak didiknya. Sebab, apa yang harusnya menjadi hak mereka ternyata tak terbayarkan. Malah, sanksi yang didapat anak didiknya meski hanya percobaan. “Ini sifat hukumannya masih sepihak. Bagi saya, yang salah dan sering bohong malah selamat. Harusnya Komdis adil,” katanya.

Hal senada juga dilontarkan Sekretaris Tim Fityan Hamdy, yang di luar dugaan juga disanksi. Padahal, ia telah memberikan penjelasan yang detail mengenai kronologis lengkap terkait apa yang terjadi dalam tim ini, sampai keterlibatan mafia judi asal Malaysia tersebut. “Saya memilih untuk menerimanya saja. Daripada saya mendapat hukuman yang lebih berat,” jelasnya.

Menurut Sumber Jawa Pos (Grup Sumut Pos) yang enggan namanya dikorankan, apa yang terjadi saat ini sudah cukup jelas. Keterlibatan aktor lokal sudah terbukti dengan kronologis yang dilaporkan tim kepada Komdis saat sidang di Medan, Senin (19/8) lalu.

Dalam laporan tersebut, sejatinya bukan hanya ciri-ciri, tapi nomor telepon dan dugaan nama cukong yang berhubungan langsung dengan CEO PSMS Heru Prawono sudah dibeber. Bahkan, di dalam kronologis tersebut juga dijelaskan Heru melakukan kegiatan ini sudah dengan sepengetahuan Ketum PSMS Indra Sakti Harahap. “Orang lokal yang terlibat sudah jelas. Minta saja keterangan selengkapnya ke mereka. Dari situ pasti kebongkar jaringannya,” terangnya.

Dia juga menyarankan agar permasalahan ini bukan hanya dilaporkan ke AFC. Jika serius, lanjutnya, PSSI harusnya merangkul pihak berwajib dalam hal ini kepolisian agar bisa bekerja sama. Ia menyebut itu perlu, seperti yang dilakukan oleh UEFA yang kerja sama dengan Interpol, atau seperti yang ditunjukkan di Turki dan Italia yang akhirnya mampu membongkar keberadaan mafia pengaturan skor. (aam/jpnn)

MEDAN-Jaringan mafia judi yang melibatkan cukong asal Malaysia dalam laga PSMS memang belum terbongkar sampai saat ini. Meski data-data yang didapat sudah banyak, nyatanya kasus berhenti hanya dengan keluarnya sanksi dari Komisi Disiplin PSSI.

Menurut Pelatih Kepala PSMS Suharto AD, apa yang terjadi dalam kasus ini harusnya sudah bisa dibongkar oleh PSSI. Bukan hanya menghukum pemain dan para pengurus, tapi bertindak lebih jauh lagi dengan membongkar jaringan mafia judi yang merusak sepak bola Indonesia.
“Kalau bisa terbongkar sejelas-jelasnya dan diberantas, itu cukup bagus. Tapi ya tergantung bagaimana keseriusan dari PSSI,” tuturnya.
Bagi Suharto, apa yang terjadi saat ini cukup mengecewakan khususnya bagi ia dan anak didiknya. Sebab, apa yang harusnya menjadi hak mereka ternyata tak terbayarkan. Malah, sanksi yang didapat anak didiknya meski hanya percobaan. “Ini sifat hukumannya masih sepihak. Bagi saya, yang salah dan sering bohong malah selamat. Harusnya Komdis adil,” katanya.

Hal senada juga dilontarkan Sekretaris Tim Fityan Hamdy, yang di luar dugaan juga disanksi. Padahal, ia telah memberikan penjelasan yang detail mengenai kronologis lengkap terkait apa yang terjadi dalam tim ini, sampai keterlibatan mafia judi asal Malaysia tersebut. “Saya memilih untuk menerimanya saja. Daripada saya mendapat hukuman yang lebih berat,” jelasnya.

Menurut Sumber Jawa Pos (Grup Sumut Pos) yang enggan namanya dikorankan, apa yang terjadi saat ini sudah cukup jelas. Keterlibatan aktor lokal sudah terbukti dengan kronologis yang dilaporkan tim kepada Komdis saat sidang di Medan, Senin (19/8) lalu.

Dalam laporan tersebut, sejatinya bukan hanya ciri-ciri, tapi nomor telepon dan dugaan nama cukong yang berhubungan langsung dengan CEO PSMS Heru Prawono sudah dibeber. Bahkan, di dalam kronologis tersebut juga dijelaskan Heru melakukan kegiatan ini sudah dengan sepengetahuan Ketum PSMS Indra Sakti Harahap. “Orang lokal yang terlibat sudah jelas. Minta saja keterangan selengkapnya ke mereka. Dari situ pasti kebongkar jaringannya,” terangnya.

Dia juga menyarankan agar permasalahan ini bukan hanya dilaporkan ke AFC. Jika serius, lanjutnya, PSSI harusnya merangkul pihak berwajib dalam hal ini kepolisian agar bisa bekerja sama. Ia menyebut itu perlu, seperti yang dilakukan oleh UEFA yang kerja sama dengan Interpol, atau seperti yang ditunjukkan di Turki dan Italia yang akhirnya mampu membongkar keberadaan mafia pengaturan skor. (aam/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/