PSMS vs Persebaya
MEDAN-Tak diragukan, minimnya persiapan PSMS IPL alias PSMS ‘Dadakan’ bentukan CEO Fredy Hutabarat, Manajer H MT Aritonang dan Pelatih Kepala M Khaidir menjadikan klub berjuluk Ayam Kinantan ini menjadi pecundang pada laga perdana.
Akibat kekalahan itu, tak jarang para penonton yang menyaksikan laga kontra Persebaya di Stadion Teladan Medan, Minggu (27/11) meneriakkan kata-kata bahwa julukan PSMS telah berubah dari Ayam Kinantan menjadi “Ayam Potong”.
Makian dan teriakan terus terlontar saat pemain PSMS melakukan kesalahan. Kegusaran penonton semakin tinggi saat Persebaya berhasil mengoleksi gol pertama pada menit ke-31. Setelah itu, setiap pemain PSMS melakukan kesalahan, maka yang keluar dari mulut penonton adalah hujatan, seperti “Woi pelatih, pecat aja itu, maen pun kayak …… !!!’
Belum lagi saat gol kedua Persebaya tercipta pada menit ke-40. Setelahnya, setiap serangan Persebaya yang mengarah ke gawang PSMS, maka teriakan kembali terlontar. “Hadoh, jadilah PSMS ini ayam potong” atau “PSMS jadi ayam potong aja.”
Bahkan mengibaratkan pertandingan tinju, ada pula penonton yang meneriakkan “Lempar handuk saja” yang mengartikan menyerah saja. Dan lima menit sebelum pluit panjang berakhir, banyak suporter yang berteriak: “Wasit, habiskan aja waktunya. Kasian” ungkap mereka.
Sementara itu pada masa jeda, terkait adanya dua kompetisi di Indonesia, Ketua PSSI Prof Djohar Arifin mengatakan bahwa kompetisi yang sah adalah IPL. “Ketum PSSI itu cuma satu yakni Djohar Arifin. Karena itu, liga yang sah adalah IPL. Kalau ada yang menyelenggarakan liga di luar IPL, maka itu tak sah,” tegasnya.
Tentang sanksi apa yang akan diberikan kepada klub-klub yang mengikuti liga tak sah itu, Djohar hanya mengatakan, PSMS punya hak untuk bermain di mana saja.
“PSMS itu yang punya klub-klub PSMS. Bagi PSSI ada PSMS yang ikut ke jalur yang tak sah itu tak ada masalah. Itu berpulang kepada klub-klub PSMS, mereka yang harusnya menentukannya. Soal sanksi, itu nanti akan diselesaikan melalui statuta,” ujarnya.
Namun, selaku mantan pemain PSMS, ia mengaku kecewa dengan keputusan yang dilakukan oleh seorang oknum pengurus PSMS yang membawa tim Ayam Kinantan berlaga di ajang ISL.
Saat disebut jika keputusan itu adalah juga keputusan Wali Kota Medan, yang juga Ketua Umum PSMS, Johar Arifin mengatakan bahwa Rahudman Harahap tidak mengetahui kondisi real di lapangan.
“Menurut saya, Pak Wali Kota hanya mendengarkan dan mendapat informasi dari satu pihak saja. Sebaiknya klub-klub PSMS melakukan interaksi, koordinasi dan berkomunikasi dengan Ketum PSMS,” harapnya.
Mengenai legalitas PSMS dadakan ini, ia menjelaskan, saat ini PSMS masih meminjam status dari PT Bintang Medan Metropolitan. “Diharapkan, seiring berjalan waktu, kubu PSMS mampu membentuk perusahaan sendiri. Setelah perusahaan itu ada, maka PT Bintang Medan akan keluar dari PSMS,” jelas Djohar. (saz)