Manajemen Tim Sepak Bola PON Sumut kecewa atas sikap Panitia Pelaksana (Panpel) pertandingan eksebisi PSMS, yang diikuti sejumlah tim seperti PON Sumut, PSBL Langsa, TGM, Sime Darby dan Perak FC.
Kekecewaan tim PON Sumut dikarenakan honor bertanding tak dibayarkan sesuai janji. Awalnya Panpel lewat ketuanya Syafril Jambak SH menjanjikan akan memberi honor tampil sebesar Rp5juta. Namun karena penonton sepi, Syafril meminta agar honor tampil diturunkan jadi Rp3,5 juta. Dari tiga laga yang dilakoni PON Sumut, maka seharusnya mereka menerima Rp10,5 juta. Dan jumlah itu tak dibayarkan oleh Panpel.
Hal itu yang disayangkan Asisten Manajer PON Sumut, Azam Nasution. “Jelas kami kecewa. Karena kalau dihitung jumlah yang ditawarkan ke kami itu tak mencukupi, karena home base pusat latihan kami jauh dari Kota Medan,” kata Azam. “Kami sudah coba hubungi terkait honor itu, tapi Syafril seperti mengelak. Kami sangat menyesalkan hal itu,” tambah Azam.
Diterangkannya, kalaupun dana itu cair maka itu akan diberikan kepada skuad PON Sumut yang mulai kemarin sudah bertolak ke Malaysia untuk uji coba melawan Timnas U-19 Malaysia. “Itu rencananya mau diberi ke anak-anak untuk uang saku selama di Malaysia. Tapi mau bagaimana lagi,” pungkas Azam.
Sementara Syafril yang dikonfirmasi mengaku tidak punya uang untuk membayar honor tersebut. Tak hanya PON Sumut yang belum dibayar, bahkan pihak keamanan dan perangkat pertandingan plus biaya operasional pun mengalami hal serupa.
“Jumlah penonton tak sesuai harapan. Jadi pemasukan memang minim. Jadi kami sekarang berhutang,” katanya.
Untuk menanggulanginya, Syafril kemungkinan akan mengadu kepada CEO PSMS Idris SE yang diharapkan bisa menalangi hutang selama digelarnya eksebisi tersebut. (saz/ful)