27 C
Medan
Thursday, July 4, 2024

Suimin Waspadai Masalah Nonteknis

Jelang Kompetisi Divisi Utama Grup I PT Liga Indonesia

MEDAN- PSMS yang akan berlaga di kompetisi Divisi Utama PT Liga Indonesia dipastikan berada di grup I, sesuai hasil manager meeting di Solo dua pekan lalu. Bersaing dengan tujuh klub Sumatera lainnya, pelatih Ayam Kinantan Suimin Diharja mengaku tak gentar dan optimis kalau skuadnya bisa berbicara pada kompetisi yang kick off 27 Januari mendatang ini.

Tujuh klub pesaing antara lain PSAP Sigli, PSAB Aceh Besar, PSGL Gayo Lues, Persih Tembilahan, PS Bangka Belitung, Persisko Bango Jambi dan PS Bengkulu. Di atas kertas, Pelatih kepala PSMS, Suimin Diharja yakin tidak akan mengalami banyak kesulitan.

Begitupun PSAP Sigli dianggap Suimin bisa cukup menganggu ambisi PSMS menapak langkah kembali ke kompetisi level teratas. Keduanya selama ini tak pernah absen bertemu di kompetisi. Musim lalu kedua tim beradu di kancah tertinggi ISL. Hasilnya keduanya saling mengalahkan di markas masing-masing dengan skor 2-1. Uniknya, keduanya turun kasta hingga akhirnya kembali bertemu di Divisi Utama musim ini. PSAP di paling buncit sementara PSMS menempati urutan 17 klasemen akhir.

“Kalau di antara semua lawan memang di atas kertas tidak akan kesulitan kami hadapi. Mungkin PSAP yang paling kuat diantara yang lain. Kalau yang lain kebanyakan baru promosi,” jelas Suimin saat berbincang kemarin.

Begitupun Suimin mewaspadai faktor non teknis yang bakal menghambat kemenangan timnya. Bukan rahasia lagi jika sepakbola tanah air masih juga bergelut dengan mafia wasit. “Memang kalau dari kekuatan kami yakin mampu. Tapi sepakbola di Indonesia ini kan banyak misterinya. Nah itu yang harus kita waspadai. Tahu sendiri kan misteri yang saya maksud?,” katanya.

Pelatih yang punya pengalaman membesut klub-klub nasional seperti Sriwijaya, PSPS, Persijap dan Persikabo ini juga mewaspadai faktor keletihan. Letak geografis seluruh tim peserta Grup I memungkinkan perjalanan bakal dilakukan lewat darat. Dengan durasi waktu berjam-jam perjalanan, Suimin cukup khawatir jika keletihan melanda skuadnya.

“Jelas nanti kita harus perjalanan darat. Banyak daerah tempat klub-klub itu yang hanya bisa dilalui dengan bus. Bahkan bus kecil. Nah, otomatis posisi kaki tidak leluasa,” jelasnya.

Untuk mengantisipasi itu tentunya klub harus mengantisipasi dengan bertolak lebih awal. Dengan demikian waktu recovery pemain pasca perjalanan panjang bisa lebih baik. “Ya harus pergi lebih awal. Jadi istirahatnya lebih panjang dan persiapan disana lebih matang,” jelasnya.

Selain itu ia juga berharap Training Camp (TC)yang pelaksanaannya kembali tertunda bisa digelar secepatnya. Tanpa TC, Suimin kesulitan mengintensifkan latihan dan mengontrol pola tingkah anak asuhnya. “Ya tentunya harus TC. Kalau semakin lama persiapan semakin sempit dan program yang saya susun tentu harus berubah lagi. Mudah-mudahan awal Januari nanti sudah bisa TC,” pungkasnya. (don)

Jelang Kompetisi Divisi Utama Grup I PT Liga Indonesia

MEDAN- PSMS yang akan berlaga di kompetisi Divisi Utama PT Liga Indonesia dipastikan berada di grup I, sesuai hasil manager meeting di Solo dua pekan lalu. Bersaing dengan tujuh klub Sumatera lainnya, pelatih Ayam Kinantan Suimin Diharja mengaku tak gentar dan optimis kalau skuadnya bisa berbicara pada kompetisi yang kick off 27 Januari mendatang ini.

Tujuh klub pesaing antara lain PSAP Sigli, PSAB Aceh Besar, PSGL Gayo Lues, Persih Tembilahan, PS Bangka Belitung, Persisko Bango Jambi dan PS Bengkulu. Di atas kertas, Pelatih kepala PSMS, Suimin Diharja yakin tidak akan mengalami banyak kesulitan.

Begitupun PSAP Sigli dianggap Suimin bisa cukup menganggu ambisi PSMS menapak langkah kembali ke kompetisi level teratas. Keduanya selama ini tak pernah absen bertemu di kompetisi. Musim lalu kedua tim beradu di kancah tertinggi ISL. Hasilnya keduanya saling mengalahkan di markas masing-masing dengan skor 2-1. Uniknya, keduanya turun kasta hingga akhirnya kembali bertemu di Divisi Utama musim ini. PSAP di paling buncit sementara PSMS menempati urutan 17 klasemen akhir.

“Kalau di antara semua lawan memang di atas kertas tidak akan kesulitan kami hadapi. Mungkin PSAP yang paling kuat diantara yang lain. Kalau yang lain kebanyakan baru promosi,” jelas Suimin saat berbincang kemarin.

Begitupun Suimin mewaspadai faktor non teknis yang bakal menghambat kemenangan timnya. Bukan rahasia lagi jika sepakbola tanah air masih juga bergelut dengan mafia wasit. “Memang kalau dari kekuatan kami yakin mampu. Tapi sepakbola di Indonesia ini kan banyak misterinya. Nah itu yang harus kita waspadai. Tahu sendiri kan misteri yang saya maksud?,” katanya.

Pelatih yang punya pengalaman membesut klub-klub nasional seperti Sriwijaya, PSPS, Persijap dan Persikabo ini juga mewaspadai faktor keletihan. Letak geografis seluruh tim peserta Grup I memungkinkan perjalanan bakal dilakukan lewat darat. Dengan durasi waktu berjam-jam perjalanan, Suimin cukup khawatir jika keletihan melanda skuadnya.

“Jelas nanti kita harus perjalanan darat. Banyak daerah tempat klub-klub itu yang hanya bisa dilalui dengan bus. Bahkan bus kecil. Nah, otomatis posisi kaki tidak leluasa,” jelasnya.

Untuk mengantisipasi itu tentunya klub harus mengantisipasi dengan bertolak lebih awal. Dengan demikian waktu recovery pemain pasca perjalanan panjang bisa lebih baik. “Ya harus pergi lebih awal. Jadi istirahatnya lebih panjang dan persiapan disana lebih matang,” jelasnya.

Selain itu ia juga berharap Training Camp (TC)yang pelaksanaannya kembali tertunda bisa digelar secepatnya. Tanpa TC, Suimin kesulitan mengintensifkan latihan dan mengontrol pola tingkah anak asuhnya. “Ya tentunya harus TC. Kalau semakin lama persiapan semakin sempit dan program yang saya susun tentu harus berubah lagi. Mudah-mudahan awal Januari nanti sudah bisa TC,” pungkasnya. (don)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/