Penyelenggaraan Honda DBL 2013 North Sumatera Series telah berakhir, Sabtu (8/6) kemarin. Biore sebagai official partner Honda DBL 2013 juga menyelenggarakan kompetisi ’Biore Blossom Star Player Competition’. Kompetisi ini khusus untuk para pemain basket putri di Honda DBL 2013. Caranya, cukup dengan mendaftar dan menceritakan pengalaman serta perjuangannya untuk bisa tampil di kompetisi basket pelajar SMA terbesar di Tanah Air ini. Kisah terbaik dinobatkan sebagai Blossom Story (Journey to be Blossom). Profi pemenang dimuat di Sumut Pos agar menginspirasi anak muda lainnya. Pemenang pun, dinobatkan sebagai Biore Blossom Star Player dan berhak atas hadiah satu unit tablet. Dan, pemenangnya adalah Debby Simanjuntak, pemain basket putri SMA Negeri 1 Medan. Inilah cerita pengalaman dan perjalanannya yang dinobatkan sebagai Blossom Story.
Sebenarnya aku tau basket itu udah lama, dan pengen masuk tim basket itu sejak lama pula. Tapi sampai aku tamat SMP St. Thomas I Medan, keinginan untuk gabung tim basket gak pernah kesampaian. Sebab, SMP tempatku bersekolah dulu nggak punya ekstrakurikuler basket.
Setelah tamat, aku sangat ingin sekolah di SMAN 1 Medan (karena kudengar sekolah itu lumayan bergengsi dan punya tim basket yang bagus juga). Aku akhirnya diterima masuk SMAN 1 Medan. Ternyata aku gak salah pilih, karena banyak ekstrakurikuler yang bisa aku ikuti, salah satunya basket. Kupilih dua eskul, yaitu Basket dan Pramuka.
Akhirnya, kumulai ikuti latihan basket yang sudah kuidam-idamkan selama ini. Awalnya, tim kami dilatih oleh Coach Latief. Aku belajar mulai dari basic, dan aku mulai diceritakan oleh beberapa seniorku bahwa kita harus latihan lebih giat lagi karena akan mengikuti sebuah kompetisi basket bergengsi dan terbesar bagi pelajar-pelajar se-Indonesia, yaitu Honda DBL 2013 North Sumatera.
Aku dan rekan-rekan satu tim berlatih dengan keras, termasuk para seniorku. Kami berjuang bersama-sama karena ingin mencapai tekad kami yang sudah bulat untuk menjadi juara. Dimulai dari latihan-latihan fisik, skill (seperti lay-up, rebound, dll) , dan gak lupa juga untuk berdoa. Kami juga berusaha meningkatkan kemampuan kami lewat sparring atau uji coba.
Setelah beberapa bulan berlatih bersama, Coach Latief berhalangan melatih sehingga diganti oleh Coach Deviana. Tapi, gak perlu waktu yang lama untuk bisa akrab dengannya, karena dia orangnya ramah dan peduli .
Bersama Coach Devi, kami meningkatkan kemampuan dengan memperbanyak sparring. Ternyata Honda DBL waktunya diundur, menjadi bulan Juni. Ada perasaan senang sekaligus gelisah yang dirasakan tim Smansa. Senangnya karena kami akan mempunyai waktu yang lebih banyak untuk berlatih. Namun, kami gelisah karena pada bulan tersebut Smansa akan mengadakan ujian kenaikan kelas. Kami takut kalau kami tidak bisa ikut Honda DBL karena diselenggarakan pagi hari. Kami juga sempat khawatir tidak diizinkan oleh sekolah untuk mengikuti Honda DBL karena waktunya bertabrakan dengan waktu ujian. Jadi perwakilan tim dan Coach Devi mencoba menyampaikan masalah ini kepada panitia. Ternyata, pelaksanaan Honda DBL diadakan pada siang hari, sehingga tidak akan menghambat ujian. Pihak sekolah akhirnya memberi lampu hijau kepada kami.
Sayang, impian untuk menembus final kandas setelah tim kami kalah 25-43 dari SMA Methodist 2 Medan. Walau gagal juara, kami merasa bangga karena perjuangan kami selama ini tidak sia-sia. (*)