Nama Petrus Brando Saragi Turnip tahun ini termasuk dalam roster tim putra SMA Methodist 2 Medan. Center bertinggi 185 cm dengan berat 73 kg ini menjadi kunci permainan Methodist 2. Namun siapa yang menyangka, di balik performa impresifnya, Petrus belum lama mengenal basket.
Petrus baru mengenal basket sejak melanjutkan pendidikan di SMA Methodist 2 Medan. “Waktu kelas X dulu saya mulai main basket. Tapi hanya tiga bulan. Tapi setelah itu berhenti karena aktivitas akademik,” ujar Petrus.
Sejak saat itu Petrus tak lagi menekuni basket. Namun malah beralih ke futsal.
“Karena gak main basket lagi diajak kawan-kawan main futsal. Seterusnya jadi aktif di situ. Tapi enam bulan sebelum DBL, dua guru saya di Methodist 2 menyarankan saya kembali main basket,” ujar pemain kelahiran Bengkulu, 9 April 1997 ini. Petrus pun berlatih keras di bawah arahan Jenny Pelatih Methodist 2.
“Setiap hari saya latihan selama enam bulan untuk bisa bermain basket. Berkat dukungan pelatih, guru dan teman-teman saya selalu berusaha untuk belajar,” kata pemain yang mengidolakan center San Antonio Spurs, Tim Duncan.
Namun langkah Petrus terhenti sebelum semifinal. Ambisinya menjadi juara pupus sudah saat dihentikan Sutomo 1. Raut kecewa pun terlihat di wajahnya. Namun Petrus masih berpeluang menambah ilmu basketnya jika lolos first team ke DBL Camp. (don)
Nama Petrus Brando Saragi Turnip tahun ini termasuk dalam roster tim putra SMA Methodist 2 Medan. Center bertinggi 185 cm dengan berat 73 kg ini menjadi kunci permainan Methodist 2. Namun siapa yang menyangka, di balik performa impresifnya, Petrus belum lama mengenal basket.
Petrus baru mengenal basket sejak melanjutkan pendidikan di SMA Methodist 2 Medan. “Waktu kelas X dulu saya mulai main basket. Tapi hanya tiga bulan. Tapi setelah itu berhenti karena aktivitas akademik,” ujar Petrus.
Sejak saat itu Petrus tak lagi menekuni basket. Namun malah beralih ke futsal.
“Karena gak main basket lagi diajak kawan-kawan main futsal. Seterusnya jadi aktif di situ. Tapi enam bulan sebelum DBL, dua guru saya di Methodist 2 menyarankan saya kembali main basket,” ujar pemain kelahiran Bengkulu, 9 April 1997 ini. Petrus pun berlatih keras di bawah arahan Jenny Pelatih Methodist 2.
“Setiap hari saya latihan selama enam bulan untuk bisa bermain basket. Berkat dukungan pelatih, guru dan teman-teman saya selalu berusaha untuk belajar,” kata pemain yang mengidolakan center San Antonio Spurs, Tim Duncan.
Namun langkah Petrus terhenti sebelum semifinal. Ambisinya menjadi juara pupus sudah saat dihentikan Sutomo 1. Raut kecewa pun terlihat di wajahnya. Namun Petrus masih berpeluang menambah ilmu basketnya jika lolos first team ke DBL Camp. (don)