MEDAN-Kebutuhan pejalan kaki atas fasilitas trotoar harusnya menjadi perhatian pemerintah Kota Medan. Kondisi trotoar yang kerap disalah gunakan pedagang kaki lima maupun pemakai kendaraan bermotor membuat trotoar tidak terawat dan banyak yang rusak. Belakangan trotoar mulai diperhatikann
Namun masih sebatas pengecatan pembatas trotoar. Pantauan wartawan di beberapa ruas jalan seperti Jalan Sisingamangaraja, Jalan Krakatau, Jalan Guru Patimpus dan lainnya para pekerja mengecat warna pembatas trotoar yang sudah tidak tampak menjadi hitam dan putih.
Padahal, yang paling mendesak adalah kondisi trotoarnya yang rusak. Akibatnya, pejalan kaki tidak bisa berjalan dengan nyaman. Bahkan sudah banyak yang rata dengan tanah sehingga sudah seperti menyatu dengan badan jalan.
“Baguslah kalau sudah mulai diperbaiki. Tapi kok hanya dicat? Padahal trotoarnya banyak yang rusak dan berlubang. Harusnya diperbaiki juga dong,” ujar Fauzan, mahasiswan FISIP USU.
Andi, mahasiswa Unimed yang juga merupakan pengguna trotoar mengatakan proses pemugaran trotoar terbilang tanggung jika hanya dicat ulang.
Sementara kenyamanan menggunakan trotoar menjadi prioritas yang harus diperhatikan. “Kalau dicat kan hanya dipandang dari unsur indahnya. Tapi tidak dengan kenyamanan kami menggunakan trotoar. Di Medan ini hanya beberapa jalan saja di pusat kota yang bagus kondisi trotoarnya. Sementara di daerah pinggiran banyak yang rusak,” katanya.
Meskipun ada perbaikan trotoar yang rusak belum dilakukan menyeluruh. Hanya dilakukan di beberapa ruas jalan. (don)