Para Alumnus NBA yang Tampil di Flexi NBL All-Star 2012 (1)
Tidak banyak orang punya karir seperti Vin Baker. Empat kali masuk NBA All-Star, pernah dapat medali emas Olimpiade bersama Dream Team USA. Hidupnya pun penuh pelajaran untuk semua orang.
Vincent Lamont Baker punya hidup dan karir seperti grafik sinus cosinus. Naik turun secara ekstrem.
Ketika SMA di Old Saybrook, negara bagian Connecticut, Baker pernah tidak terpilih masuk tim. Tak heran, kampus-kampus besar pun tak ada yang merekrutnya. “Terpaksa” dia menerima tawaran universitas relatif kecil, Hartford, untuk meneruskan kiprah basketnya di arena NCAA.
Dari situ, karir Vin Baker mulai menunjukkan jalan. Tinggi besar (211 cm), Milwaukee Bucks mencomotnya di urutan delapan NBA Draft 1993. Tidak tanggung-tanggung, tiga kali power forward/center itu terpilih masuk NBA All-Star!
Pada 1996, dia dikirim ke tim elite waktu itu, Seattle SuperSonics. Ditukar dengan superstar lain, Shawn Kemp. Hasilnya pun lumayan, dia kembali terpilih masuk All-Star pada 1997. Jadi, empat tahun berturut-turut dia terpilih masuk barisan paling top di NBA!
Kontrak besar pun menyambutnya. SuperSonics menghadiahinya dengan gaji sebesar USD 86 juta untuk tujuh tahun. Pada 2000, dia ikut dipilih masuk Dream Team. Jadi anggota Team USA yang meraih medali emas di Olimpiade Sydney, Australia.
Sayang, setelah itu, karir -dan hidup- kembali ke garis menurun.
Baker terjebak di gemerlap kehidupan bintang, menjadi seorang alkoholik. Saking parahnya, sebuah tim pernah mendepaknya dari latihan gara-gara sang pelatih mencium bau alkohol di mulutnya.
Karirnya pun seperti kena injakan rem keras. Sejak 2002, dia harus pindah-pindah tim menyambung karir. Sempat di Boston Celtics, New York Knicks, Houston Rockets, dan Los Angeles Clippers. Sebelum akhirnya benar-benar out pada 2006.
Ketika keluar dari NBA, masalah finansial mulai menerpa. Rumah besarnya harus dijual, dan lain sebagainya. Belakangan, Baker termasuk barisan yang sudah “sadar diri.” Dulu sempat menjalani rehabilitasi untuk mengatasi kecanduan terhadap alkohol, Baker pun menggunakan hidupnya untuk mengajar mereka yang masih muda.
Belakangan, dia sempat kembali ke SMA tempatnya berasal, melatih tim basket di sana.
Dalam wawancara bersama majalah SLAM, Baker menyampaikan alasan mengapa karirnya tidak langgeng di NBA. “Saya rasa saya merasakan sukses terlalu cepat,” katanya merangkum karir.
“Saya ini sangat kompetitif. Dan itu mengantarkan saya ke tempat yang saya inginkan sebagai pemain basket. Saya ingin masuk NBA, dan saya masuk NBA. Tapi sukses datang terlalu cepat. Begitu dapat, saya seperti kehilangan semangat untuk berkembang,” tutur Baker.
“Masuk All-Star empat kali, setelah tidak terpilih masuk tim SMA saat kelas IX, adalah sukses yang cepat. Dalam kurun delapan tahun, saya sudah jadi All-Star. Itu lompatan luar biasa untuk siapa pun,” tandasnya. “Saya kira saya tidak siap menerima kesuksesan yang diberikan Tuhan saat itu,” pungkas Baker.
Baker bukan hanya melatih SMA. Dia juga mendedikasikan hidup untuk mendukung upaya menghindari alkoholisme. “Saya ingin anak muda memahami bahwa kita harus bisa menata diri sendiri sebelum menata orang lain. Kita harus menjaga diri kita sendiri secara spiritual, emosional, dan fisik. Hidup ini sesederhana itu,” paparnya.
Masih berusia 40 tahun, Vin Baker dianggap masih sangat mampu menyuguhkan aksi heboh di Flexi National Basketball League (NBL) Indonesia All-Star 2012 nanti.
“Ukuran badan tidak bisa dibohongi. Dengan tinggi 211 cm, dia akan terlihat mengagumkan di lapangan. Begitu pula Duane Causwell, eks bintang NBA lain yang bertinggi badan 213 cm. Saya rasa, mereka akan melakukan beberapa dunk yang bisa bikin orang berdecak kagum,” kata Azrul Ananda, Direktur PT Deteksi Basket Lintas (DBL) Indonesia sebagai penyelenggara, sekaligus commissioner NBL Indonesia. Sebanyak empat mantan bintang NBA akan tampil di Flexi NBL Indonesia All-Star 2012 feat USA Pro Ball Alumni. Vin Baker, Causwell, serta Jason Williams dan Ricky Pierce.(dbl/bersambung)
Mereka akan bergabung dengan bintang-bintang basket tanah air, tampil di GOR C-Tra Arena Bandung pada 27 Juni, serta di DBL Arena Surabaya pada 20 Juni.(dbl/bersambung)