JAKARTA- Pasca federasi sepak bola dunia FIFA memperpanjang deadline penyelesaian kemelut sepak bola Indonesia, PSSI kembali menyusun strategi untuk rekonsiliasi secepatnya. PSSI tidak ingin kengototan kedua kubu membuat Indonesia bakal dijatuhi sanksi.
“Waktu kami tidak panjang. Ada sekitar 2,5 bulan sebelum 15 Juni. Karena itu, kami berharap agar progress lebih positif untuk langkah rekonsiliasi yang dibangun ini,” ucap ketua umum PSSI Djohar Arifin Husin, kemarin (31/3).
Menurut Djohar, dukungan dari AFC sudah cukup menegaskan bahwa tidak ada keinginan dari seluruh negara di Asia agar PSSI disanksi. Karena itu, dia berharap kepada pihak yang masih berusaha keras menghalangi proses rekonsiliasi agar menghentikan langkahnya.
Lelaki bergelar profesor itu mengaku sangat heran masih ada orang Indonesia yang berharap PSSI disanksi. Padahal, lanjutnya, persepak bolaan Indonesia yang sedang berkembang sangat didukung untuk bisa menjadi lebih baik.
Selain itu, PSSI juga menyayangkan nasib pemain yang berlaga di lndonesia Super League (ISL) menjadi semakin terkatung-katung. Itu setelah dilarangnya pemain lokal mereka memperkuat timnas dan tidak diberikannya rekom untuk mengurus izin tinggal dan kerja bagi pemain asing.
Jika kemelut terus berlanjut dan tak bisa diselesaikan oleh PSSI, bukan tidak mungkin sanksi akan datang. Karena itu, PSSI juga meminta pemain-pemain yang merumput di ISL bisa mendorong klubnya agar mempertimbangkan untuk segera rekonsiliasi.
“Ada kepentingan orang banyak disini. Kami sudah membuka tangan. PSSI ini adalah yang legal dan diakui FIFA. Mari klub-klub kembali ke rumah, kasihan pemain,” terangnya.
Dengan waktu sekitar 2,5 bulan tersisa, PSSI mengaku akan melakukan pembicaraan lebih intens dengan klub. Dia yakin, beberapa klub sebenarnya bersedia bergabung kembali dengan PSSI. Itu yang menurutnya telah ditunjukkan oleh pemain-pemain yang bermain di ISL seperti Ponaryo Astaman, Greg Nwokolo, dan Robbie Gaspar.
“Mungkin sekali tidak bisa, maka kami akan sabar dan siap untuk melakukan tiga sampai empat kali pembicaraan. Kami akan memahami keinginan klub-klub,” papar Djohar.
Di sisi lain, Ketua tim rekonsiliasi PSSI Berhnhard Limbong sudah memulai proses komunikasi dengan klub-klub. Dalam waktu dekat, dia akan segera mendatangi klub satu per satu jika diminta.
Menurut jenderal bintang satu tersebut, demi kebaikan sepak bola Indonesia, dirinya rela untuk mengemis kepada klub-klub untuk kembali ke PSSI. Bahkan, pihaknya telah siap menemukan jalan tengah dari lima syarat yang diajukan PSSI untuk rekonsiliasi dan syarat yang diinginkan oleh klub.
“Sekarang intinya di komunikasi. Kalau kami bisa bertemu langsung, tentu tahu apa keinginannya. Karena belum bertemu saja kondisinya masih seperti ini,” tandasnya.
Sebelumnya FIFA (Federasi Sepak Bola Internasional) memberikan waktu tambahan untuk penyelesaian kemelut sepak bola di tanah air terbukti. Dilansir dalam situs resmi FIFA tadi malam (30/3), rapat Exco FIFA memutuskan deadline bagi PSSI diperpanjang sampai 15 Juni mendatang.
“PSSI diberi waktu sampai 15 Juni 2012 untuk menyelesaikan isu-isu yang ada, terutama untuk mengontrol breakaway league,” seperti tertulis di situs resmi FIFA.
Diperpanjangnya waktu bagi PSSI ini tentu berita bagus karena ancaman FIFA yang akan segera memberikan sanksi jika tak menyelesaikan dualisme kompetisi sampai 20 Maret tak terjadi. Namun, ini bukan berarti PSSI bisa berleha-leha karena FIFA juga memberikan ancaman lainnya.
“Gagal yang terjadi (menyelesaikan sebelum 15 Juni), akan langsung diserahkan ke komite emergensi FIFA untuk di sanksi,” lanjut hasil keputusan exco dalam situs FIFA.(aam/ko/jpnn)