30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Kemenpora Nilai PSSI Salah Tafsirkan Force Majeure

Deputi V Kemenpora, Gatot S Dewobroto. Foto: Dokumen JPNN.com
Deputi V Kemenpora, Gatot S Dewobroto. Foto: Dokumen JPNN.com

SUMUTPOS.CO- KEMENTERIAN Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menganggap PSSI membuat terminologi sendiri terkait kondisi force majeure.

Deputi V Kemenpora Gatot S Dewobroto menyebutkan, force majeure ditulis jelas di statuta PSSI terkait kondisi yang benar-benar luar biasa. Tapi, untuk kasus PSSI, kondisi kahar atau force majeure yang mereka nyatakan, sejatinya bisa dihindari.

“Kondisi kahar itu ya jelas disebut perang, bencana alam, dan sejenisnya. Jangan di balik, kondisi kahar itu sebenarnya karena PSSI sendiri. Itu bisa dihindari, tapi PSSI memilih mengkondisikan dirinya seperti itu. Logikanya jangan di balik,” katanya, Minggu (3/5).

Kemenpora paham betul kondisi ini memang dibuat sedemikian rupa oleh PSSI agar pihak pemerintah dianggap salah. Strategi yang diterapkan PSSI sejauh ini mampu membenturkan pemerintah dengan klub, pemain dan suporter.

“PSSI lebih memilih menghentikan kompetisi. Menganggap kompetisi posisinya kalah penting dengan Arema Cronus dan Persebaya,” terangnya.

Memang, PSSI ngotot memainkan Arema Cronus dan Persebaya meskipun keduanya masih bermasalah dari sisi legalitas. Ulah itu akhirnya membuat PSSI diperingatkan. Sayang, mereka tak menggubris dan abai sampai akhirnya muncul pembekuan kegiatan PSSI.(dkk/jpnn)

Deputi V Kemenpora, Gatot S Dewobroto. Foto: Dokumen JPNN.com
Deputi V Kemenpora, Gatot S Dewobroto. Foto: Dokumen JPNN.com

SUMUTPOS.CO- KEMENTERIAN Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menganggap PSSI membuat terminologi sendiri terkait kondisi force majeure.

Deputi V Kemenpora Gatot S Dewobroto menyebutkan, force majeure ditulis jelas di statuta PSSI terkait kondisi yang benar-benar luar biasa. Tapi, untuk kasus PSSI, kondisi kahar atau force majeure yang mereka nyatakan, sejatinya bisa dihindari.

“Kondisi kahar itu ya jelas disebut perang, bencana alam, dan sejenisnya. Jangan di balik, kondisi kahar itu sebenarnya karena PSSI sendiri. Itu bisa dihindari, tapi PSSI memilih mengkondisikan dirinya seperti itu. Logikanya jangan di balik,” katanya, Minggu (3/5).

Kemenpora paham betul kondisi ini memang dibuat sedemikian rupa oleh PSSI agar pihak pemerintah dianggap salah. Strategi yang diterapkan PSSI sejauh ini mampu membenturkan pemerintah dengan klub, pemain dan suporter.

“PSSI lebih memilih menghentikan kompetisi. Menganggap kompetisi posisinya kalah penting dengan Arema Cronus dan Persebaya,” terangnya.

Memang, PSSI ngotot memainkan Arema Cronus dan Persebaya meskipun keduanya masih bermasalah dari sisi legalitas. Ulah itu akhirnya membuat PSSI diperingatkan. Sayang, mereka tak menggubris dan abai sampai akhirnya muncul pembekuan kegiatan PSSI.(dkk/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/