JAKARTA – AFC bakal berperan besar terhadap bagaimana format kompetisi top league Indonesia musim depan. Sebab otoritas tertinggi sepak bola Asia itulah yang pada akhirnya akan menentukan berapa klub yang lolos assesmen dan layak berkompetisi di kasta tertinggi sepak bola Indonesia Anggota Exco yang juga ketua komite kompetisi PSSI Sihar Sitorus mengatakan setelah PSSI melakukan assesmen terhadap klub-klub ISL, Divisi Utama, dan LPI, hasilnya akan diserahkan kepada AFC.
“Bahwa kita akan melakukan assesmen memang iya. Hasilnya akan kita serahkan kepada AFC dan oleh mereka akan di assesmen lagi. Klub-klub mana saja yang memenuhi syarat akan berkompetisi di top league musim depan,” kata Sihar kemarin.
Sihar mengaku PSSI tidak bisa memprediski berapa tim yang akan lolos dari assesmen AFC. “10 atau 20 tim kita tidak tahu. Semua terserah penilaian AFC. Ini seleksi klub profesional. Kriterianya dari AFC. Kita berdasarkan pada statuta,” lanjutnya.
Sihar mengungkapkan, setelah ketahuan berapa klub yang lolos dari penilaian AFC selanjutnya PSSI baru akan menentukan format kompetisi seperti apa yang akan diterapkan. Tetap satu wilayah atau dua wilayah.
Seperti diketahui, dalam workshop yang diselanggarakan Rabu lalu (3/8) PSSI mengumumkan jika Liga Indonesia bakal dimulai pada 8 Oktober mendatang. Atau sepekan lebih cepat dai deadline yang diberikan AFC, 14 Oktober.
Sesuai instruksi AFC, sebelum kompetisi dimulai semua hal yang berhubungan dengan terbentuknya klub profesional harus sudah selesai.
PSSI berjanji kepada AFC untuk memenuhi kelengkapan kompetisi ke AFC pada 3 September mendatang. Sebelumnya, PSSI mengharuskan klub-klub Liga Indonesia untuk menyerahkan dokumen pada 22 Agustus.
Dokumen-dokumen tersebut bakal diverifikasi pada 23 Agustus.
Untuk menentukan klub yang bisa ikut kompetisi PSSI berpijak pada manual yang sudah diberlakukan di kompetisi sebelumnya. Klub-klub yang ingin mendapatkan status profesional harus memenuhi lima unsur. Yakni legal, financial, administrasi personal, infrastruktur serta supporting.
Akan tetapi, keputusan PSSI yang memberikan jalan pintas kepada klub-klub LPI untuk sejajar dengan klub profesional lainnya (ISL, Divisi Utama) mendapat perlawanan dari mayoritas klub anggota PSSI. Mereka menilai PSSI bertindak tidak adil.
Bagaimana bisa klub-klub yang belum menjadi anggota PSSI dan baru lahir “kemarin sore” tiba-tiba bisa melangkahi begitu banyak anggota PSSI yang sudah lama berjuang ingin berkompetisi di level tertinggi sepak bola tanah air. (ali/jpnn)