JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Investigasi kasus sepakbola gajah oleh Komisi Disiplin (Komdis) PSSI belum juga menemui titik terang. Janji Komdis PSSI untuk mengumumkan hasil investigasinya saat sidang hari kedua kemarin (6/11) juga meleset.
Komdis berkilah masih membutuhkan satu persidangan lagi untuk menentukan keputusannya.
Kemarin, Komdis PSSI memanggil klub lainnya yang terlibat dalam sepakbola gajah. Usai pada Rabu sore lalu (5/11) memanggil ke-12 pemain PSS Sleman, maka kali inii giliran pemain PSIS Semarang yang dihadirkan ke Jakarta. Sebanyak 14 pemain klub berjuluk Mahesa Jenar tersebut didengarkan kesaksiannya.
Ke-14 pemain PSIS yang dihadirkan itu antara lain Ronald Fagundes, Julio Alcorse, Hari Nur Yulianto, Franky Mahendra, Vidi Hasiholan, Elina Soka, Andik Rahmat, Saptono, Taufik Hidayat, Anam Syahrul Fitrianto, Ahmad Noviandani, Ivo Andre Wibowo, Edyanto, dan Syahrudin Tahar.
Artinya, sudah 18 pemain PSIS yang dihadirkan Komdis PSSI pimpinan Hinca Panjaitan dalam investigasinya. Itu masih belum termasuk 17 pemain PSS Sleman yang sudah dihadirkan juga di dalam kesempatan terpisah. Namun, ternyata dengan kesaksian pemain sebanyak itu dianggap belum cukup oleh Komdis.
Padahal, sehari sebelumnya, Komdis menegaskan bahwa aka nada putusan pasca investigasi ke 14 pemain PSIS kemarin.
“Semua memang sudah selesai, tetapi untuk keputusannya masih belum ada. Segera kami tentukan, tinggal satu kali sidang lagi, sidang perangkat pertandingan,” ujarnya setelah sidang Komdis PSSI, di Hotel Century, Jakarta.
Hinca menuturkan, walaupun belum ada keputusan tetapi pihaknya sudah bisa menemukan otak di balik kejadian tersebut. Baik dari kubu PSS yang dipanggil sebelumnya, dan juga PSIS yang baru saja dihadirkan. Hanya, Komdis PSSI masih butuh waktu lagii untuk mengungkap kasus ini lebih dalam lagi.
Rencananya, persidangan yang mempertemukan perangkat pertandingan seperti wasit Hulman Simangunsong dan Pengawas Pertandingan (PP) Jufrial itu akan dilakukan pada Selasa, pekan depan.
“Karena dari pemanggilan dua klub ini baru langkah di dalam, kami harus menelusurinya dari luar, ya dari perangkat. Kalau itu sudah dilakukan, nanti akan terjawab semuanya,” klaim Hinca.
Hinca menegaskan pihaknya tidak akan main-main dengan penyelidikan kasus yang membuat gempar persepakbolaan nasional dan internasional itu. Apalagi, beberapa hari yang lalu, FIFA dan AFC sudah menyurati PSSI dalam hal ini Komdis PSSI untuk menyelesaikan kasus tersebut secepatnya.
Untuk itu, Hinca tetap akan menaati perkataannya sendiri supaya menentukan keputusan dua pekan pasca didiskualifikasinya PSS dan PSIS dari Divisi Utama, 28 Oktober lalu.
“Sekarang kan belum dua pekan. Pokoknya pekan depan kami menargetkan sudah ada titik terang di balik kasus ini,” imbuhnya.
Sementara itu, salah satu legiun asing PSIS Ronald Fagundes mengaku bahwa dalam sidang tadi dirinya ditanyai terkait dengan gol bunuh diri tersebut. Walaupun dirinya tidak dimainkan, tetapi dia tahu bahwa tidak ada satu pun yang mengintervensi mereka sebelum laga.
“Tidak ada yang menyuruh kami melakukan gol bunuh diri itu, sejak sebelum pertandingan,” tegasnya.
Pernyataan pemain asal Uruguay itu ditegaskan juga oleh General Manager (GM) PSIS, Kairul Anwar. Menurutnya, pemain sudah mengatakan yang sebenar-benarnya, dan pihaknya juga tidak melakukan intervensi apapun di balik pengakuan pemain itu.
“Walaupun kepala pemain kami itu ditodong dengan pistol sekalipun, mereka tidak akan bisa dipaksa untuk mengatakan apa yang mereka tidak tahu, mereka sudah mengatakan yang sebenarnya,” tandasnya. (ren)