SUMUTPOS.CO, Rasa penasaran publik sepak bola Indonesia terkait siapa yang akan menjadi pucuk pimpinan PSSI akan segera terjawab. Sebab, Rabu (10/11) besok, bertepatan dengan Hari Pahlawan, otoritas tertinggi sepak bola tanah air itu akan menggelar kongres pemillihan ketua umum baru PSSI di Mercure Hotel, Ancol Jakarta Utara.
SAAT ini, ada sembilan kandidat yang akan bertarung dalam perebutan kursi nomor satu tersebut. Mereka adalah, Djohar Arifin Husen, Sarman El Hakim, Tonny Apriliani, Moeldoko, Eddy Rumpoko, Kurniawan Dwi Yulianto, Edy Rahmayadi, Bernhard Limbong, Erwin Aksa. Selain itu, ada juga 18 calon ketua umum, serta 59 anggota Executive Committe (Exco) PSSI.
Nah, khusus untuk calon ketua umum, dari sembilan nama kandidat tersebut, arus pergerakan politik saat ini hanya mengerucut ke dua kandidat saja. Mereka adalah Moeldoko yang tidak lain adalah mantan Panglima TNI serta Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) Edy Rahmayadi.
Pilihan sengaja memang mengerucut ke kedua kandidat tersebut lantaran mayoritas voters menginginkan sosok pemimpin yang berlatar belakang militer. Moeldoko sendiri mengatakan bahwa, dia optimistis untuk memenangkan pertarungan tersebut tanpa membuat kandidat lain merasa terkalahkan.
“Tenang saja, pasti ada kejutan di tanggal 10 (November, Red) nanti. Saya bertarung di pencalonan ini untuk menang, dan saya pasti menang,” kata Moeldoko. “Saya jenderal bintang empat, yang lain kan masih di bawah saya bintangnya. Tim kami sudah berjalan dan bekerja untuk kemenangan saya ini,” ujar Moeldoko sambil tertawa.
Apa yang diungkapkan Moeldoko tersebut sejatinya tidak lazim. Sebab, selama ini, mayoritas voters yang tergabung dalam Kelompok (K) – 85 masih solid untuk mendukung Edy Rahmayadi sebagai ketua umum PSSI. Bahkan, tadi malam, untuk menyolidkan suara tersebut, para K-85 tersebut sudah di “Karantina” di Hotel Borobudur, Jakarta.
Meski begitu, Moeldoko menepis bahwa konsolidasi yang dilakukan oleh K-85 tersebut tidak menjamin hasil pemilihan di kongres nanti akan dimenangkan oleh Edy Rahmayadi. Pertimbangan jenderal bintang empat kelahiran Kediri Jawa Timur, 59 tahun itu, yang baru dikuasai dari mayoritas voters oleh Edy Rahmayadi itu, hanya fisik atau badan voters semata.
“Sementara saya sudah memenangkan hati dan jiwa para voters itu. manuver saya memang dari hati ke hati,” ucapnya. “Buat apa fisik mereka dikekang, dengan intimidasi dan tekanan tapi hati dan jiwa mereka ke lain hati. PSSI adalah organisasi olahraga yang harus dibangun dengan semangat egaliter, bukan tekanan kekuasaan,” tegsnya.
Sementara itu, karena merasa sudah di atas angin, Edy Rahmayadi terlihat santai mengahadapi kongres tersebut. Apalagi, jenderal aktiv dengan bintang tiga dipundaknya tersebut mengklaim bahwa sudah ada surat dukungan resmi dari 92 voters dari total 107 voters yang memiliki hak suara di kongres nanti.
“Mereka sudah menyerahkan mandat hitam di atas putih kepada saya. Tapi, di pelaksanaan nanti masih solid atau berubah, lihat saja nanti. Doakan saya yah,” kata Edy Rahmayadi. “Tapi, itu suara solid ke saya yah. Sementara untuk siapa yang akan jadi Exco dalam kabinet saya, itu masih terserah voters,” terangya.
Edy juga membenarkan bahwa tadi malam ada konsolidasi antara dia dengan mayoritas voters tersebut. Hanya saja, dia membantah bahwa itu adalah bagian dari karantina para pemilik hak suara itu. “Hanya pertemuan biasa saja, biar kita lebih solid lagi. Intinya, kami sudah siap untuk kongres nanti,” timpalnya.
Terkait Joko Driyono CEO PT Liga Indonesia dan Iwan Budianto (CEO Arema Cronus) yang sudah disebut sebut masuk paket wakil ketua umum dari pihaknya. Rahamyadi membantah bahwa ada paket tersebut. “Tidak bisa satu paket seperti itu. Semua tergantung dan kembali ke voters lagi. Kita ini kan demokratis saja,” papar dia. (ben/jpg/adz)