25 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Adios Beto Bianchi!

MEDAN-Perjalanan Roberto Bianchi bersama Pro Duta resmi berakhir. Pelatih berkewarganegaraan Spanyol itu tak lagi menangani tim berjuluk ‘Kuda Pegasus’ itu setelah secara mengejutkan didepak manajemen. Beto, sapaan akrab Bianchi, yang awalnya tidak menerima keputusan itu akhirnya mengucapkan salam perpisahannya kepada publik Medan lewat media, Senin (10/6).

DIPECAT: Pelatih Kepala Pro Duta Roberto Bianchi, resmi dipecat oleh manajemen. Namun, haknya hanya dibayar setengah dari  seharusnya.
DIPECAT: Pelatih Kepala Pro Duta Roberto Bianchi, resmi dipecat oleh manajemen. Namun, haknya hanya dibayar setengah dari yang seharusnya.

Di apartemennya Condominium Royal, Beto mengatakan saat ini merupakan momen yang tepat untuk me-ngucapkan perpisahan. Meski awalnya berontak dengan keputusan sepihak tersebut, namun Beto kini menganggap kerja samanya dengan Pro Duta sudah saatnya diakhiri. “Saya tidak lagi di Pro Duta. Keputusan saya karena tidak setuju atas beberapa hal dengan kepengurusan di sini. Ada satu orang yang tidak respek kepada saya. Dan ini titik jenuh, kesabaran saya sudah hilang. Orang yang sama sekali tidak punya CV sepak bola mengkritik saya. Ia tidak tahu apa-apa,” jelasnya.

Beto terakhir memang berseteru dengan Presiden klub, Wahyu Wahab. Kritik Wahyu di media soal gaya kepelatihan Beto yang dinilainya tak membawa perubahan apapun kepada klub membuat mantan pelatih Batavia Union itu berang. Ia melabrak Wahyu dan berbuntut pada didepaknya Beto.

Padahal pada kenyataannya Beto cukup membawa prestasi besar bagi timnya. Satu setengah musim menangani Pro Duta, Beto membawa klub ini promosi ke Indonesian Premier League (IPL) dan kini nongkrong di papan atas. “Kadang mereka terlalu cepat lupa tentang apa yang saya buat untuk tim ini. Tapi itulah sepak bola. Kadang ketemu orang yang baik. Kadang ketemu dengan orang yang tidak sopan sama sekali. Detik terakhir komentar Wahyu kepada saya sulit untuk dipercaya. Saya sudah tahu mereka mau tembak siapa. Mereka pasti mau provokasi saya. Mereka tidak tahu kalau saya sudah tidak semangat dan ingin pulang saja. Di situ saya lihat kesempatan menguntungkan saya untuk berhenti,” ungkapnya.

Selain itu, Beto sudah mulai terusik dengan urusan teknis yang turut dicampuri manajemen. Termasuk pemilik klub, Sihar Sitorus. “Kebiasaan Presiden, ia kerja untuk dirinya. Ia pikir ia yang paling benar. Walaupun ia bukan yang paling benar. Tahun kemaren ia absen 100 persen. Lebih banyak perhatian ke PSSI. Tapi sehabis kongres dan ia sudah keluar dari sana, ia punya banyak waktu kosong. Sikapnya sudah mulai berubah. Saya punya cara sendiri untuk kerja. Di situ mulai tabrakan. Fatal ketika ia sudah mulai bicara lebih mengkritik saya,” tutur pelatih berlisensi III UEFA Pro itu.

“Beberapa pertandingan yang saya jalankan di sini membuat saya cukup senang. Dan statistik yang berbicara. Saya pikir saya kerja lebih dari yang harus saya kerjakan. Saya buat tim yang sama sekali tidak profesional untuk bisa berbuat profesional. Dengan pemain amatir yang kini sudah punya pola pikir profesional. Mereka kini punya pola makan yang sesuai untuk atlet. Juga disiplin yang hampir sama seperti klub Eropa. Semua itu saya tinggalkan di sini. Walaupun ada yang coba hapus semua itu, semua sudah menempel ke pemain masing-masing,” jelas ayah dua anak itu.

Menurut Beto, Pro Duta termasuk satu tim di Indonesia dengan salary terkecil. Selain itu dengan budget pas-pasan ia mampu meramu pemain muda hingga berkontribusi besar membawa Pro Duta ke papan atas. “Anda tahu Barcelona dan Real Madrid tim besar dengan proposal mahal untuk pemain terbaik. Mereka pantas di atas. Kalau di Indonesia, Semen Padang, Sriwijaya, dan Persib adalah tim yang harus di atas dengan proposal mereka. Tapi Pro Duta dengan kondisi seperti ini, mampu berada di posisi tiga klasemen. Ini kerja keras saya dan pemain,” jelasnya.

Meski dipecat, Beto merasa lega karena telah membuat perubahan-perubahan yang dinilainya mampu membuat Pro Duta jadi lebih baik dari sebelumnya. “Saya pulang dengan senang hati. Saya tidak akan kerja lagi dengan orang yang tidak begitu senang. Tapi saya sedih meninggalkan Medan dan juga Indonesia. Terutama kepada pemain yang saya tinggalkan di sini. Saya sayang dengan sepak bola Indonesia dan orang-orangnya,” katanya.

Beto pun telah mengucapkan salam perpisahan kepada pemain dalam latihan terakhir pekan lalu. Ia akan bertolak ke Madrid Kamis (13/6) mendatang. Meskipun saat ini sudah cukup banyak tawaran yang masuk ke dirinya. Namun ia memilih istirahat dulu di Spanyol. “Good luck untuk semua pemain. Mereka di atas segala-nya. Saya tunggu kesempatan lain kembali ke Indonesia. Saya pulang dulu ke Spanyol untuk recharge. Nanti baru saya pikirkan tawaran dari klub-klub,” bebernya.

Soal hak, Beto sudah melakukan negosiasi dengan manajemen Pro Duta pada Kamis (6/6) lalu. Namun ia hanya mendapat 50 persen dari haknya. “Itu hasil negosiasi kami. Walaupun yang saya minta tidak 100 persen diberikan. Saya juga berterima kasih kepada media yang selalu respek kepada saya dan selalu berlaku profesional,” pungkasnya. (don)

MEDAN-Perjalanan Roberto Bianchi bersama Pro Duta resmi berakhir. Pelatih berkewarganegaraan Spanyol itu tak lagi menangani tim berjuluk ‘Kuda Pegasus’ itu setelah secara mengejutkan didepak manajemen. Beto, sapaan akrab Bianchi, yang awalnya tidak menerima keputusan itu akhirnya mengucapkan salam perpisahannya kepada publik Medan lewat media, Senin (10/6).

DIPECAT: Pelatih Kepala Pro Duta Roberto Bianchi, resmi dipecat oleh manajemen. Namun, haknya hanya dibayar setengah dari  seharusnya.
DIPECAT: Pelatih Kepala Pro Duta Roberto Bianchi, resmi dipecat oleh manajemen. Namun, haknya hanya dibayar setengah dari yang seharusnya.

Di apartemennya Condominium Royal, Beto mengatakan saat ini merupakan momen yang tepat untuk me-ngucapkan perpisahan. Meski awalnya berontak dengan keputusan sepihak tersebut, namun Beto kini menganggap kerja samanya dengan Pro Duta sudah saatnya diakhiri. “Saya tidak lagi di Pro Duta. Keputusan saya karena tidak setuju atas beberapa hal dengan kepengurusan di sini. Ada satu orang yang tidak respek kepada saya. Dan ini titik jenuh, kesabaran saya sudah hilang. Orang yang sama sekali tidak punya CV sepak bola mengkritik saya. Ia tidak tahu apa-apa,” jelasnya.

Beto terakhir memang berseteru dengan Presiden klub, Wahyu Wahab. Kritik Wahyu di media soal gaya kepelatihan Beto yang dinilainya tak membawa perubahan apapun kepada klub membuat mantan pelatih Batavia Union itu berang. Ia melabrak Wahyu dan berbuntut pada didepaknya Beto.

Padahal pada kenyataannya Beto cukup membawa prestasi besar bagi timnya. Satu setengah musim menangani Pro Duta, Beto membawa klub ini promosi ke Indonesian Premier League (IPL) dan kini nongkrong di papan atas. “Kadang mereka terlalu cepat lupa tentang apa yang saya buat untuk tim ini. Tapi itulah sepak bola. Kadang ketemu orang yang baik. Kadang ketemu dengan orang yang tidak sopan sama sekali. Detik terakhir komentar Wahyu kepada saya sulit untuk dipercaya. Saya sudah tahu mereka mau tembak siapa. Mereka pasti mau provokasi saya. Mereka tidak tahu kalau saya sudah tidak semangat dan ingin pulang saja. Di situ saya lihat kesempatan menguntungkan saya untuk berhenti,” ungkapnya.

Selain itu, Beto sudah mulai terusik dengan urusan teknis yang turut dicampuri manajemen. Termasuk pemilik klub, Sihar Sitorus. “Kebiasaan Presiden, ia kerja untuk dirinya. Ia pikir ia yang paling benar. Walaupun ia bukan yang paling benar. Tahun kemaren ia absen 100 persen. Lebih banyak perhatian ke PSSI. Tapi sehabis kongres dan ia sudah keluar dari sana, ia punya banyak waktu kosong. Sikapnya sudah mulai berubah. Saya punya cara sendiri untuk kerja. Di situ mulai tabrakan. Fatal ketika ia sudah mulai bicara lebih mengkritik saya,” tutur pelatih berlisensi III UEFA Pro itu.

“Beberapa pertandingan yang saya jalankan di sini membuat saya cukup senang. Dan statistik yang berbicara. Saya pikir saya kerja lebih dari yang harus saya kerjakan. Saya buat tim yang sama sekali tidak profesional untuk bisa berbuat profesional. Dengan pemain amatir yang kini sudah punya pola pikir profesional. Mereka kini punya pola makan yang sesuai untuk atlet. Juga disiplin yang hampir sama seperti klub Eropa. Semua itu saya tinggalkan di sini. Walaupun ada yang coba hapus semua itu, semua sudah menempel ke pemain masing-masing,” jelas ayah dua anak itu.

Menurut Beto, Pro Duta termasuk satu tim di Indonesia dengan salary terkecil. Selain itu dengan budget pas-pasan ia mampu meramu pemain muda hingga berkontribusi besar membawa Pro Duta ke papan atas. “Anda tahu Barcelona dan Real Madrid tim besar dengan proposal mahal untuk pemain terbaik. Mereka pantas di atas. Kalau di Indonesia, Semen Padang, Sriwijaya, dan Persib adalah tim yang harus di atas dengan proposal mereka. Tapi Pro Duta dengan kondisi seperti ini, mampu berada di posisi tiga klasemen. Ini kerja keras saya dan pemain,” jelasnya.

Meski dipecat, Beto merasa lega karena telah membuat perubahan-perubahan yang dinilainya mampu membuat Pro Duta jadi lebih baik dari sebelumnya. “Saya pulang dengan senang hati. Saya tidak akan kerja lagi dengan orang yang tidak begitu senang. Tapi saya sedih meninggalkan Medan dan juga Indonesia. Terutama kepada pemain yang saya tinggalkan di sini. Saya sayang dengan sepak bola Indonesia dan orang-orangnya,” katanya.

Beto pun telah mengucapkan salam perpisahan kepada pemain dalam latihan terakhir pekan lalu. Ia akan bertolak ke Madrid Kamis (13/6) mendatang. Meskipun saat ini sudah cukup banyak tawaran yang masuk ke dirinya. Namun ia memilih istirahat dulu di Spanyol. “Good luck untuk semua pemain. Mereka di atas segala-nya. Saya tunggu kesempatan lain kembali ke Indonesia. Saya pulang dulu ke Spanyol untuk recharge. Nanti baru saya pikirkan tawaran dari klub-klub,” bebernya.

Soal hak, Beto sudah melakukan negosiasi dengan manajemen Pro Duta pada Kamis (6/6) lalu. Namun ia hanya mendapat 50 persen dari haknya. “Itu hasil negosiasi kami. Walaupun yang saya minta tidak 100 persen diberikan. Saya juga berterima kasih kepada media yang selalu respek kepada saya dan selalu berlaku profesional,” pungkasnya. (don)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/