JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Wacana pemerintah membentuk tim sembilan dipertanyakan oleh Executive Committee (Exco) PSSI Tony Aprilani. Dia menilai, jika diteruskan tim tersebut akan membuat pekerjaan PSSI selama ini sia-sia.
”Harapannya, ya untuk apa tim itu. Apa yang kami kerjakan selama ini akan sia-sia. Saya juga tidak paham apa yang akan ditinjau tim itu nantinya,” katanya, saat menghubungi JPNN Minggu (14/12).
Lelaki yang menjabat sebagai ketua Komite Medis PSSI tersebut, merasa usainya dualisme PSSI pada Maret 2013 lalu, tak lagi berarti. Selama ini, Tony mengklaim pihaknya sudah berusaha bekerja keras. Apa yang buruk terjadi, lanjut dia, juga sudah berusaha diantisipasi.
”Apapun yg terjadi di dalam peserpakbolaan saat ini. Minimal sudah diantisipasi oleh PSSI, tapi hasilnya memang belum maksimal,” ucapnya saat disinggung terkait prestasi Timnas, klub yang tak profesional, dan sepak bola gajah.
Meski demikian, dia tak mau berhadapan langsung dengan Kemenpora dan menolak secara terang-terangan. Bagi dia, apa yang dilakukan oleh Kemenpora, sah-sah saja karena itu menjadi hak mereka.
Hanya, dia berharap ada komunikasi terlebih dulu dengan PSSI dalam pembentukan tim sembilan. Tony merasa, selama ini belum ada pembicaraan terkait tim itu, tapi tiba-tiba muncul pernyataan dari Kemenpora yang seperti meragukan kinerja PSSI.
”Mau tim sembilan, sebelas, lima belas, itu terserah Menpora. Di dalam tim itu nanti substansinya apa, Â kepentingan tim itu untuk apa? Kalau memang ada tim itu apa yang mau dilakukan. PSSI harus diajak bicara,” tegas dia. (upi/mas)