30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Kebanggaan Burung Sumatera

JUARA: Selebrasi skuad PS Kwarta usai menjadi juara usai mengalahkan Persinga pada final Divisi I BLAI di Stadion Singaperbangsa, Karawang, sore kemarin (17/11). //Narendra Prasetya/Jawa Pos
JUARA: Selebrasi skuad PS Kwarta usai menjadi juara usai mengalahkan Persinga pada final Divisi I BLAI di Stadion Singaperbangsa, Karawang, sore kemarin (17/11). //Narendra Prasetya/Jawa Pos

MEDAN- Impian PS Kwarta untuk menjuarai Divisi I Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI) menjadi kenyataan. Di final, Minggu (17/11) kemarin, klub berjuluk Burung Sumatera itu mengandaskan perlawanan Persinga Nagawi 1-0 di Stadion Singaperbangsa, Karawang, Jawa Barat (Jabar). Gol Abdul Malik Jabar di menit 84 melalui kemelut di kotak penalti.

Sejak awal laga berlangsung ketat. Guyuran hujan membuat kedua tim sulit mengembangkan permainan. Persinga sempat beberapa kali mengancam pertahanan Kwarta yang dikoordinir Novianto. Dimotori Slamet Haryadi dan Zuhri Dwi Saputro, Persinga belum mampu menembus gawang Vidi Bigbella Panggabean. Sementara Kwarta yang sempat tertekan di awal babak mulai menemukan ritme permainan di pertengahan babak pertama. Tendangan jarak jauh Surya sempat mengancam gawang Persinga.

Di babak kedua, Kwarta terus mendominasi. Namun gol yang ditunggu-tunggu baru tiba enam menit jelang bubaran. Penyerang Malik Jabbar Pinem yang baru masuk di menit ke-57 babak kedua, menjadi pahlawan kemenangan PS Kwarta Deli Sedang. Malik mampu memanfaatkan kemelut di depan gawang Persinga Ngawi. Penyerang bernomor punggung 13 itu berhasil memanfaatkan bola muntah dari hasil tendangan Ahmad Apandi. Usaha Persinga menyamakan kedudukan tak berhasil hingga peluit panjang. Suka cita kubu Kwarta pun pecah.

Betapa tidak, kegembiraan Kwarta kini kian sempurna karena memboyong piala ke Sumut. Pelatih PS Kwarta , Lilik Suheri mengaku anak asuhnya ngotot menjadi juara meskipun tim tak mematok target juara.

“Saat kami menuju ke Jabar itu, tak ada ambisi kami menjadi juara, yang terpenting misi masuk divisi utama. Tapi, pejuang anak-anak ingin menjadi juara tak terbendung,”ucapnya saat dihubungi usai pertandingan.

Lebih lanjut, Lilik mengatakan, kemenangan ini dihadiahkan untuk pemain dan masyarakat Sumut terkhusus Deliserdang sendiri. “Ini berkat anak-anak yang tak pernah kenal lelah, apalagi ini sebagai ajang pembuktian kepada mereka siapa tau dilirik oleh klub lain”ujarnya.

Menurutnya, dalam pertandingan final tersebut dikatakan seimbang. Pasalnya, kedua tim saling jual beli serangan. “Abdul menjadi supersub dan mampu menggantikan Ismail. Dan dari hasil itu ternyata berbuahkan hasil,”ujarnya.

Kemenangan ini membuat Kwarta kian pede untuk menatap musim depan dengan status sebagai juara.”Pastinya dengan kemenangan ini membuat modal untuk divisi utama semakin percaya diri,”ujarnya.

Dengan kemenangan tersebut, Arif mengatakan, pihak manajemen akan menambahkan bonus atas keberhasilan ini. Sebelumnya manajemen menjanjikan bonus sebesar Rp 50 juta.

Selain itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deliserdang dijadwalkan akan ingin bertemu kepada pemain Kwarta.

“Untuk jadwal bertemunya belum tahu, pastinya ada. Sedangkan bonus pihak manajemen akan memberikan, tapi pihak kas masih menghitung berapa yang didapat dari sumbangan donatur,”ujarnya. (ban)

Tak Lupa Mentor

KEBERHASILAN Kwarta menjuarai Divisi I Liga Indonesia tidak dilalui dengan mudah. Kwarta sudah mempersiapkan diri sejak lama. Dengan pembinaan pemain muda dan menerapkan ciri khas permainan tersendiri, Kwarta kini mulai diperhitungkan. Kwarta mengklaim bermain dengan sepak bola modern.

Manajer Kwarta, Arief Fadillah memberi kredit tersendiri kepada pelatih Lilik Suheri dan para asistennya. Kwarta punya permainan yang berbeda dengan tim-tim lainnya dari Sumut yang terkenal keras. “Ya Kredit tersendiri untuk Pelatih Lilik Suheri. Dimana para pesaing kita heran dengan sepak bola yang kami mainkan. Sumut terkenal dengan permainan keras, tapi Kwarta tampil berbeda dengan sepak bola modern,”ujarnya.

Sosok lain yang turut andil untuk ikut membentuk karakter Kwarta adalah mantan pelatih Pro Duta, Roberto Bianchi. Beto turut aktif memberikan masukan kepada Burung Sumatera. Sebelumnya ia sempat memberikan pelatihan kepada para pemain Kwarta saat masih berada di Medan. “Beto banyak memberikan motivasi dan masukan kepada tim kami. Dia mentor kami juga,” jelas pria yang juga agen FIFA ini.

Apalagi Kwarta juga diperkuat dominasi pemain muda. Hanya sejumlah nama senior seperti Affan Lubis, Novianto dan Ahmad Affandi yang turut membimbing para pemain muda. (don)

JUARA: Selebrasi skuad PS Kwarta usai menjadi juara usai mengalahkan Persinga pada final Divisi I BLAI di Stadion Singaperbangsa, Karawang, sore kemarin (17/11). //Narendra Prasetya/Jawa Pos
JUARA: Selebrasi skuad PS Kwarta usai menjadi juara usai mengalahkan Persinga pada final Divisi I BLAI di Stadion Singaperbangsa, Karawang, sore kemarin (17/11). //Narendra Prasetya/Jawa Pos

MEDAN- Impian PS Kwarta untuk menjuarai Divisi I Badan Liga Amatir Indonesia (BLAI) menjadi kenyataan. Di final, Minggu (17/11) kemarin, klub berjuluk Burung Sumatera itu mengandaskan perlawanan Persinga Nagawi 1-0 di Stadion Singaperbangsa, Karawang, Jawa Barat (Jabar). Gol Abdul Malik Jabar di menit 84 melalui kemelut di kotak penalti.

Sejak awal laga berlangsung ketat. Guyuran hujan membuat kedua tim sulit mengembangkan permainan. Persinga sempat beberapa kali mengancam pertahanan Kwarta yang dikoordinir Novianto. Dimotori Slamet Haryadi dan Zuhri Dwi Saputro, Persinga belum mampu menembus gawang Vidi Bigbella Panggabean. Sementara Kwarta yang sempat tertekan di awal babak mulai menemukan ritme permainan di pertengahan babak pertama. Tendangan jarak jauh Surya sempat mengancam gawang Persinga.

Di babak kedua, Kwarta terus mendominasi. Namun gol yang ditunggu-tunggu baru tiba enam menit jelang bubaran. Penyerang Malik Jabbar Pinem yang baru masuk di menit ke-57 babak kedua, menjadi pahlawan kemenangan PS Kwarta Deli Sedang. Malik mampu memanfaatkan kemelut di depan gawang Persinga Ngawi. Penyerang bernomor punggung 13 itu berhasil memanfaatkan bola muntah dari hasil tendangan Ahmad Apandi. Usaha Persinga menyamakan kedudukan tak berhasil hingga peluit panjang. Suka cita kubu Kwarta pun pecah.

Betapa tidak, kegembiraan Kwarta kini kian sempurna karena memboyong piala ke Sumut. Pelatih PS Kwarta , Lilik Suheri mengaku anak asuhnya ngotot menjadi juara meskipun tim tak mematok target juara.

“Saat kami menuju ke Jabar itu, tak ada ambisi kami menjadi juara, yang terpenting misi masuk divisi utama. Tapi, pejuang anak-anak ingin menjadi juara tak terbendung,”ucapnya saat dihubungi usai pertandingan.

Lebih lanjut, Lilik mengatakan, kemenangan ini dihadiahkan untuk pemain dan masyarakat Sumut terkhusus Deliserdang sendiri. “Ini berkat anak-anak yang tak pernah kenal lelah, apalagi ini sebagai ajang pembuktian kepada mereka siapa tau dilirik oleh klub lain”ujarnya.

Menurutnya, dalam pertandingan final tersebut dikatakan seimbang. Pasalnya, kedua tim saling jual beli serangan. “Abdul menjadi supersub dan mampu menggantikan Ismail. Dan dari hasil itu ternyata berbuahkan hasil,”ujarnya.

Kemenangan ini membuat Kwarta kian pede untuk menatap musim depan dengan status sebagai juara.”Pastinya dengan kemenangan ini membuat modal untuk divisi utama semakin percaya diri,”ujarnya.

Dengan kemenangan tersebut, Arif mengatakan, pihak manajemen akan menambahkan bonus atas keberhasilan ini. Sebelumnya manajemen menjanjikan bonus sebesar Rp 50 juta.

Selain itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deliserdang dijadwalkan akan ingin bertemu kepada pemain Kwarta.

“Untuk jadwal bertemunya belum tahu, pastinya ada. Sedangkan bonus pihak manajemen akan memberikan, tapi pihak kas masih menghitung berapa yang didapat dari sumbangan donatur,”ujarnya. (ban)

Tak Lupa Mentor

KEBERHASILAN Kwarta menjuarai Divisi I Liga Indonesia tidak dilalui dengan mudah. Kwarta sudah mempersiapkan diri sejak lama. Dengan pembinaan pemain muda dan menerapkan ciri khas permainan tersendiri, Kwarta kini mulai diperhitungkan. Kwarta mengklaim bermain dengan sepak bola modern.

Manajer Kwarta, Arief Fadillah memberi kredit tersendiri kepada pelatih Lilik Suheri dan para asistennya. Kwarta punya permainan yang berbeda dengan tim-tim lainnya dari Sumut yang terkenal keras. “Ya Kredit tersendiri untuk Pelatih Lilik Suheri. Dimana para pesaing kita heran dengan sepak bola yang kami mainkan. Sumut terkenal dengan permainan keras, tapi Kwarta tampil berbeda dengan sepak bola modern,”ujarnya.

Sosok lain yang turut andil untuk ikut membentuk karakter Kwarta adalah mantan pelatih Pro Duta, Roberto Bianchi. Beto turut aktif memberikan masukan kepada Burung Sumatera. Sebelumnya ia sempat memberikan pelatihan kepada para pemain Kwarta saat masih berada di Medan. “Beto banyak memberikan motivasi dan masukan kepada tim kami. Dia mentor kami juga,” jelas pria yang juga agen FIFA ini.

Apalagi Kwarta juga diperkuat dominasi pemain muda. Hanya sejumlah nama senior seperti Affan Lubis, Novianto dan Ahmad Affandi yang turut membimbing para pemain muda. (don)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/