SUMUTPOS.CO- KOMISI Disiplin (Komdis) PSSI membebaskan Pieter Rumaropen dari sanksi setelah tetap bermain meskipun berstatus terhukum. Mereka justru memberikan sanksi kepada klub Persiwa Wamena dan Manajer klub yang tetap memainkannya.
Pertimbangan itu menurut Ketua Komdis Hinca Pandjaitan didapatkan setelah melalui beberapa kali sidang. Dari keterangan Rumaropen pada pekan lalu, diketahuilah jika dirinya dipaksa bermain oleh Agus dengan alasan sanksinya hanya berlaku di ISL, buka Divisi Utama.
“Ini berarti ada informasi yang tidak benar. Agus ini sudah tahu kalau disanksi tidak boleh, Pemain sudah ngomong, tapi masih saja dimainkan,” katanya usai sidang, usai sidang Selasa (20/1) malam di PSSI.
Untuk itu sanksi Rp 100 juta diberikan kepada klub Persiwa dan Rp 25 juta diberikan kepada Agus.
“Mereka sudah tahu melanggar, tapi tetap saja dimainkan. Sanksi dibayarkan paling lambat 30 hari ke depan,” ujar Hinca.
Hasil sidang ini tidak lantas membuat hasil pertandingan Divisi Utama yang diikuti Persiwa saat masih menurunkan Rumaropen yang tersanksi gugur. Karena kompetisi sudah selesai, lanjut Hinca, maka kompetisi tidak terpengaruh.
Proses pengajuan kasus ini dari klub Martapura FC pun hanya sebatas mempertanyakan status Pieter bukan, hasil Divisi Utama Persiwa.
“Kondisi ini seperti Pro Duta yang mengajukan protes kepada CAS (pengadilan arbitrase olahraga dunia). Karena kompetisi sudah selesai, ya tak ada pengaruhnya dengan hasil akhir kompetisi,” ungkapnya.
Hinca tahu jika ada tendensi klub dengan melaporkan status Rumaropen. Yang dia pertanyakan, kenapa baru muncul setelah kompetisi selesai, tidak dari awal kompetisi.
Sanksi Rumaropen sejatinya sudah berakhir pada 23 Mei 2014. Namun, dia sudah dimainkan sejak kick off Persiwa di Divisi Utama pada 23 April 2014 silam. (upi/mas)