SURABAYA – Persebaya Surabaya yang akan bermain di Indonesia Premier League (IPL) sedikit bermasalah. Kondisi tersebut imbas dari belum tercapainya kesepakatan antara PT Persebaya Indonesia (PI) selaku legal Persebaya dengan PT Pengelola Persebaya Indonesia (PPI).
Kabarnya kondisi tersebut pengaruh dari kekosongan kursi Chief Executive Officer (CEO) dan manajer tim. Hingga kemarin jabatan CEO masih dipegang oleh Llano Mahardhika. Tapi dia tak bisa berkonsentrasi 100 persen lagi karena menjabat sebagai staf PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS), badan hukum yang ditunjuk PSSI sebagai penyelenggara kompetisi mulai musim ini.
Sejatinya sudah ada satu nama yang disebut-sebut menggantikan Llano. Dia adalah I Gede Widiade. Dia bukanlah sosok baru. Gede Widiade pernah menjabat sebagai manajer Persebaya saat tim berjuluk Green Force itu akan menghadapi play off musim kompetisi 2008-2009. Namun pada awal Agustus 2009 dia memutuskan mundur dengan alasan tak nyaman.
Waktu itu dia merasa dikerjai PT Liga Indonesia (PT LI). Badan hukum yang mengurus kompetisi di masa kepemimpinan Nurdin Halid itu menjadwal ulang laga Persebaya melawan Persik Kediri. Padahal seharusnya Persebaya meraih kemenangan WO 3-0 karena Persik telah gagal menggelar pertandingan. Tanding ulang dijadwalkan di Palembang. Akibat tak memenuhi keinginan PT LI itu Persebaya dinyatakan kalah WO 0-3 dan terdegradasi ke Divisi Utama. Selain itu Persebaya juga mendapatkan sanksi dari Komisi Disiplin PSSI.
Penunjukkan Gede Widiade itu atas usulan CEO PT PI Cholid Ghoromah dan Komisaris Utama PT PI Saleh Ismail Mukadar. Restu juga sudah didapat dari Widjayanto, CEO LPIS. Namun Gede belum memberikan keputusan hingga tadi malam. (vem/ko)