27.8 C
Medan
Monday, May 20, 2024

PSSI Harus Akomodir Semua Pihak

MEDAN- Kinerja PSSI di bawah kepemimpinan Djohar Arifin Husin masih banyak mendapat kritikan. Maka itu, kinerja lebih baik diharapkan mampu digalang Djohar dan pengurus lainnya, agar periode ini lebih baik dari periode sebelumnya.

Hal itu diungkapkan Tokoh pemuda dan olahraga nasional, Drs H Amran YS kemarin. Amran berharap Djohar Arifin Husin, mampu mengakomodir aspirasi semua pihak yang sama-sama menginginkan kemajuan sepak bola nasional.
“Djohar harus membenahi sepak bola Indonesia dengan penuh rasa tanggungjawab dan hati yang tulus. Hal ini mengingat perjuangan PSSI untuk membangun sepak bola nasional lebih baik ke depan, bukan hal yang mudah,” katanya.

Jika Djohar tidak mampu mengakomodir aspirasi semua pihak, salah satunya dengan merangkul pihak-pihak yang sempat berseberangan, maka tidak tertutup kemungkinan nasib sepak bola nasional akan semakin parah dibanding saat kepemimpinan Nurdin Halid di PSSI sebelumnya.

“Djohar juga harus bekerjasama dengan orang-orang yang telah berpengalaman dalam sepak bola nasional. Sebut saja Nirwan Bakrie yang telah banyak berkiprah dan berbuat untuk sepak bola Indonesia. Begitu juga dengan mantan Ketua Umum PSSI, Azwar Anas, mereka jangan ditinggalkan begitu saja,” ucapnya.

Djohar juga tidak boleh melupakan Agum Gumelar. Orang-orang seperti mereka itulah yang harus dirangkul untuk membantu memajukan sepak bola nasional, baik dari segi finansial maupun pemikiran dan ide-idenya.
“Jika Djohar tidak pintar-pintar dalam merangkul semua pihak, meminta saran dan pendapat orang-orang di sekitar yang lebih berpengalaman, kita khawatirkan akan terjadi gejolak baru. Djohar juga tidak boleh bertindak dan memutuskan sesuatu sendiri dengan mengesampingkan musyarawah dengan pengurus PSSI lainnya,” harap Amran.
Amran yang juga mantan pengurus PSSI era kepemimpinan Azwar Anas itu, mengatakan yang paling utama segera dilakukan PSSI adalah sistem pelaksanaan roda kompetisi. Djohar harus berhati-hati menetapkan sistem kompetisi, termasuk soal merger antara klub LPI dan Liga Indonesia.

“Harus kita akui masih banyak pecinta sepak bola, khususnya pengurus klub Liga Indonesia belum bisa menerima hal-hal yang berbau LPI. Untuk itu, dibutuhkan peran aktif Ketua Umum PSSI untuk bisa mengakomodir aspirasi semua pihak,” ucap Amran lagi.

Mantan Manajer Tim PSMS Medan saat menjuarai kompetisi Perserikatan pada musim kompetisi 1982-1983 dan 1985-1986 ini mengaku tidak keberatan dengan merger yang dilakukan antara klub LPI dan Liga Indonesia, guna mengatasi masalah finansial.

“Selama itu untuk kebaikan sepak bola nasional, kenapa tidak? Namun, kita tidak ingin keputusan marger ini malah akan berdampak buruk bagi klub-klub Liga Indonesia, utamanya PSMS Medan yang sepakat merger dengan Bintang Medan,” katanya.

Mengenai kompetisi, Amran juga meminta Djohar membenahi kondisi perwasitan nasional. Menurutnya, membenahi sistem kompetisi, tetapi keberadaan wasit tidak dipantau, situasai kompetisi tidak akan berjalan mulus.
“Wasit merupakan bagian terpenting dari keberhasilan sebuah kompetisi. Untuk itu, PSSI harus mampu mengawasi perwasitan nasional semaksimal mungkin, sehingga tidak terjadi kasus-kasus yang memalukan seperti suap dan pengaturan skor yang selama ini kerap terjadi,” pungkasnya.  (ful)

MEDAN- Kinerja PSSI di bawah kepemimpinan Djohar Arifin Husin masih banyak mendapat kritikan. Maka itu, kinerja lebih baik diharapkan mampu digalang Djohar dan pengurus lainnya, agar periode ini lebih baik dari periode sebelumnya.

Hal itu diungkapkan Tokoh pemuda dan olahraga nasional, Drs H Amran YS kemarin. Amran berharap Djohar Arifin Husin, mampu mengakomodir aspirasi semua pihak yang sama-sama menginginkan kemajuan sepak bola nasional.
“Djohar harus membenahi sepak bola Indonesia dengan penuh rasa tanggungjawab dan hati yang tulus. Hal ini mengingat perjuangan PSSI untuk membangun sepak bola nasional lebih baik ke depan, bukan hal yang mudah,” katanya.

Jika Djohar tidak mampu mengakomodir aspirasi semua pihak, salah satunya dengan merangkul pihak-pihak yang sempat berseberangan, maka tidak tertutup kemungkinan nasib sepak bola nasional akan semakin parah dibanding saat kepemimpinan Nurdin Halid di PSSI sebelumnya.

“Djohar juga harus bekerjasama dengan orang-orang yang telah berpengalaman dalam sepak bola nasional. Sebut saja Nirwan Bakrie yang telah banyak berkiprah dan berbuat untuk sepak bola Indonesia. Begitu juga dengan mantan Ketua Umum PSSI, Azwar Anas, mereka jangan ditinggalkan begitu saja,” ucapnya.

Djohar juga tidak boleh melupakan Agum Gumelar. Orang-orang seperti mereka itulah yang harus dirangkul untuk membantu memajukan sepak bola nasional, baik dari segi finansial maupun pemikiran dan ide-idenya.
“Jika Djohar tidak pintar-pintar dalam merangkul semua pihak, meminta saran dan pendapat orang-orang di sekitar yang lebih berpengalaman, kita khawatirkan akan terjadi gejolak baru. Djohar juga tidak boleh bertindak dan memutuskan sesuatu sendiri dengan mengesampingkan musyarawah dengan pengurus PSSI lainnya,” harap Amran.
Amran yang juga mantan pengurus PSSI era kepemimpinan Azwar Anas itu, mengatakan yang paling utama segera dilakukan PSSI adalah sistem pelaksanaan roda kompetisi. Djohar harus berhati-hati menetapkan sistem kompetisi, termasuk soal merger antara klub LPI dan Liga Indonesia.

“Harus kita akui masih banyak pecinta sepak bola, khususnya pengurus klub Liga Indonesia belum bisa menerima hal-hal yang berbau LPI. Untuk itu, dibutuhkan peran aktif Ketua Umum PSSI untuk bisa mengakomodir aspirasi semua pihak,” ucap Amran lagi.

Mantan Manajer Tim PSMS Medan saat menjuarai kompetisi Perserikatan pada musim kompetisi 1982-1983 dan 1985-1986 ini mengaku tidak keberatan dengan merger yang dilakukan antara klub LPI dan Liga Indonesia, guna mengatasi masalah finansial.

“Selama itu untuk kebaikan sepak bola nasional, kenapa tidak? Namun, kita tidak ingin keputusan marger ini malah akan berdampak buruk bagi klub-klub Liga Indonesia, utamanya PSMS Medan yang sepakat merger dengan Bintang Medan,” katanya.

Mengenai kompetisi, Amran juga meminta Djohar membenahi kondisi perwasitan nasional. Menurutnya, membenahi sistem kompetisi, tetapi keberadaan wasit tidak dipantau, situasai kompetisi tidak akan berjalan mulus.
“Wasit merupakan bagian terpenting dari keberhasilan sebuah kompetisi. Untuk itu, PSSI harus mampu mengawasi perwasitan nasional semaksimal mungkin, sehingga tidak terjadi kasus-kasus yang memalukan seperti suap dan pengaturan skor yang selama ini kerap terjadi,” pungkasnya.  (ful)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/