26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

APSI Kerja Berdasar Laporan

SELAMA ini, pelatih yang memiliki masalah dengan klubnya tak sebanyak pemain yang kerap bersuara melalui Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI). Jika pelatih bermasalah dengan klub, Asosiasi pelatih sepak bola Indonesia (APSI) sebenarnya bisa menjadi salah satu solusi untuk menyelesaikannya.

Ketua APSI Gatot Haryo Suteja menjelaskan bahwa asosiasi yang dipimpinnya sejatinya dibentuk atas prakarsa PSSI pada era kepemimpinan Nurdin Halid. Dengan adanya APSI, pelatih memiliki wadah yang berfungsi untuk mencarikan solusi jika dirugikan dan mendapat hak tidak sesuai kontrak.

“Kami berfungsi untuk memberikan bantuan kepada pelatih yang memiliki masalah dengan klub tempatnya melatih,” ujarnya saat dihubungi Jawa Pos (Grup Sumut Pos) beberapa waktu lalu.

Sayangnya, selama ini fungsi APSI tidak maksimal karena pelatih hanya sebatas mendaftarkan diri sebagai anggota. Namun, untuk memanfaatkan APSI sebagai salah satu wadah mencari solusi tidak pernah dilakukan.
Lelaki 51 tahun tersebut menjelaskan bahwa APSI tahu jika beberapa pelatih yang menangani klub baik di kompetisi Indonesia Premier League (IPL) atau Indonesia Super League (ISL) masih ada yang dicederai kontraknya oleh klub.
“Tapi kami tidak bisa berbuat apa-apa, mayoritas hanya diam, mereka cerita tapi hanya lisan, tidak mau membuat laporan resmi. Gaji mereka tertunggak 3-7 bulan,” ujar lelaki yang pernah mencalonkan diri jadi ketua umum PSSI tersebut.
Karena itu, dia meminta agar pelatih yang bermasalah menembuskan kontraknya kepada APSI. Jika nantinya ada masalah, APSI bisa membantu secara garatis. Dengan tembusan kontrak dan laporan resmi, APSI akan lebih mudah mencari solusi karena mengerti kronologisnya.

“Kami tidak minta jatah. Kami punya komisi hukum, nanti kami beri bantuan hukumnya,” terang lelaki yang juga ketua Pengcab PSSI Jakarta Timur tersebut. (aam/jpnn)

SELAMA ini, pelatih yang memiliki masalah dengan klubnya tak sebanyak pemain yang kerap bersuara melalui Asosiasi Pemain Profesional Indonesia (APPI). Jika pelatih bermasalah dengan klub, Asosiasi pelatih sepak bola Indonesia (APSI) sebenarnya bisa menjadi salah satu solusi untuk menyelesaikannya.

Ketua APSI Gatot Haryo Suteja menjelaskan bahwa asosiasi yang dipimpinnya sejatinya dibentuk atas prakarsa PSSI pada era kepemimpinan Nurdin Halid. Dengan adanya APSI, pelatih memiliki wadah yang berfungsi untuk mencarikan solusi jika dirugikan dan mendapat hak tidak sesuai kontrak.

“Kami berfungsi untuk memberikan bantuan kepada pelatih yang memiliki masalah dengan klub tempatnya melatih,” ujarnya saat dihubungi Jawa Pos (Grup Sumut Pos) beberapa waktu lalu.

Sayangnya, selama ini fungsi APSI tidak maksimal karena pelatih hanya sebatas mendaftarkan diri sebagai anggota. Namun, untuk memanfaatkan APSI sebagai salah satu wadah mencari solusi tidak pernah dilakukan.
Lelaki 51 tahun tersebut menjelaskan bahwa APSI tahu jika beberapa pelatih yang menangani klub baik di kompetisi Indonesia Premier League (IPL) atau Indonesia Super League (ISL) masih ada yang dicederai kontraknya oleh klub.
“Tapi kami tidak bisa berbuat apa-apa, mayoritas hanya diam, mereka cerita tapi hanya lisan, tidak mau membuat laporan resmi. Gaji mereka tertunggak 3-7 bulan,” ujar lelaki yang pernah mencalonkan diri jadi ketua umum PSSI tersebut.
Karena itu, dia meminta agar pelatih yang bermasalah menembuskan kontraknya kepada APSI. Jika nantinya ada masalah, APSI bisa membantu secara garatis. Dengan tembusan kontrak dan laporan resmi, APSI akan lebih mudah mencari solusi karena mengerti kronologisnya.

“Kami tidak minta jatah. Kami punya komisi hukum, nanti kami beri bantuan hukumnya,” terang lelaki yang juga ketua Pengcab PSSI Jakarta Timur tersebut. (aam/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/