Diharamkannya APBD untuk klub-klub sepak bola di Indonesia mulai musim depan, diprediksi akan menjadi momok yang akan membuat banyak klub gulung tikar.
Tak terkecuali PSMS yang hingga saat ini masih menyusu APBD. Sepanjang perjalanannya di liga profesional, PSMS baru sekali lepas dari APBD ketika dibesut pengusaha muda Sihar Sitorus.
Sayang dukungan kepada Sihar tidak maksimal sehingga akhirnya PSMS degradasi dari ISL.
Musim depan, PSMS juga belum memberikan pernyataan resmi terkait masa depannya. Kalau masih mengharap APBD maka dipastikan PSMS akan tersendat-sendat prestasinya. Di lain hal, manajemen dan pengurus PSMS hingga kini tak mampu mendatangkan sponsor murni untuk bekerjasama.
“Semua fans ingin melihat timnya mandiri. Meski butuh proses panjang, tapi setidaknya harus kita mulai dari sekarang. Kita memang belum melihat tim yang benar-benar lepas dari APBD di Indonesia, kecuali tim-tim LPI. Tapi kenapa tidak mencoba memulainya. Lagi-lagi ini menegaskan soal kinerja pengurus dan manajemen.
Kalau memang tidak sanggup menghidupi PSMS dengan propit saling menguntungkan, maka mundur saja,” terang Nata Simangunsong, Ketua Suporter Medan Cinta Kinantan (SMeCK) Hooligan kemarin. “Ya maksudnya tidak ada lagi istilah kerja bakti. Selama ini pengurus dan manajemen kan beralasan mereka itu tidak dibayar untuk mengurus PSMS dan malah kadang keluar uang. Ke depan kami harap tidak ada lagi hal itu. Jadi yang bekerja untuk PSMS memang dibayar sesuai kemampuannya, kalau yang tak berkompeten jangan direkrut,” sambung Nata.
Kondisi soal APBD sendiri sudah memakan korban sejumlah klub di ISL maupun Divisi Utama. Bahkan sebelum musim tanpa ABPD dimulai, banyak klub yang pailit. Salah satunya Persebaya yang main di Divisi Utama.
Nestapa para pemain Persebaya tampaknya akan memaksa mereka untuk bertindak. Jika gaji para pemain belum terbayar hingga APBD untuk KONI Surabaya cair, para pemain Persebaya berencana untuk tidur di rumah Ketua Umum Persebaya Wishnu Wardhana.
M. Kusen pemain senior Persebaya yang berlaga di Divisi Utama menyatakan bahwa para penggawa Green Force baru saja berkumpul di mes di kawasan Villa Jasmine Sidoarjo, Selasa lalu (31/5).
Dalam pertemuan itu, dia menjelaskan bahwa para pemain sepakat akan beberapa hal. Pertama, mereka akan menunggu kabar cairnya APBD Surabaya. Jika waktu pencairan APBD untuk KONI Surabaya telah tiba, tapi tidak ada tanda-tanda gaji mereka akan dibayar, mereka sepakat bertindak. (ful/uan/jpnn)