26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

PSMS Pilih Liga Prima Indonesia

Tergiur Rp2 Miliar

PSMS masih tetap dengan keputusannya untuk bergabung dalam 10 klub yang mengikuti kompetisi yang digelar PT Liga Prima Indonesia, yang direncanakan dimulai hari ini (15/10). Iming-iming dana segar senilai Rp2 miliar tampaknya menjadi salah satu alasan kenapa PSMS pilih liga gawean PSSI.

Keputusan ini merujuk dari 14 klub peserta Liga Super Indonesia musim sebelumnya yang memutuskan untuk banting setir dan memilih PT Liga Indonesia dengan kompetisi Liga Super Indonesia yang direncanakan mulai pada 1 Desember 2011 mendatang.

Pelaksana teknis PSMS Medan Idris mengaku, keputusan tersebut diambil karena saat ini PSSI tetap sebagai lembaga tertinggi sepak bola di Indonesia. “Logikanya, kita (PSMS) tetap mengikuti siapa yang berkuasa sekarang. Sebagai pendukung Djohar Arifin sebagai Ketua Umum PSSI, kami ikut di belakang beliau dan tidak mau mengikuti pengkhianatan terhadap siapa yang sudah kami pilih,” terangnya, Jumat (14/10).

Fakta malah berbicara, kenapa PSMS tak mungkin ikut berkhianat karena di kompetisi musim lalu, PSMS tetap berada di Divisi Utama dan tidak mungkin bergabung dengan 14 klub yang notabene merupakan peserta Liga Super Indonesia musim lalu.

Kembalinya PSMS ke kasta tertinggi liga di Indonesia musim ini juga terjadi karena mendapat kesempatan dari PSSI sebagai finalis delapan besar Divisi Utama terbaik.

Menurut Idris, Benny Tomasoa yang mewakili PSMS pada manager meeting tersebut merupakan suara PSMS. “Kami merupakan bagian dari Djohar Arifin. Kalau kita berkhianat, habislah klub-klub elit yang mendukung,” tuturnya.

Ia juga sangat menyayangkan pengkhianatan yang dilakukan oleh 14 klub tadi, karena satu diantaranya beralasan PT Liga Indonesia menawarkan pembagian saham yang lebih masuk akal yakni, 99 persen untuk klub dan 1 persen untuk PT Liga Indonesia. “Selama hampir dua tahun bergabung dengan PSMS Medan, tidak ada pembagian saham yang sampai kepada klub. Pembagian saham di PT Liga Indonesia atau di musim sebelumnya atau pada saat bernama BLI tidak pernah diterima klub, yang ada selama ini hanya wacana.

Sementara Liga Prima itu akan menyerahkan dana kompensasi komersial sebesar Rp2 miliar dengan perincian Rp1 miliar diserahkan pada 19 Oktober 2011 mendatang dan Rp1 miliar lagi di pada Januari 2012 mendatang,” kata mantan Sekretaris Umum PSMS tersebut.  Namun di sisi lain, Idris juga memahami, pengkhianatan yang dilakukan 14 klub terjadi karena ketidakjelasan jadwal kompetisi yang dibuat PSSI. “Jadwal memang berubah-ubah, juga pertandingan yang tak masuk akal. Sementara PT Liga Indonesia itu punya jadwal yang sudah terjamin,” ujarnya.

Sementara mantan pemain PSMS Syafril mengatakan, pembagian saham yang jelas seperti yang diwacanakan PSSI saat ini memang sudah selayaknya dilakukan. “Pembagian saham yang jelas sangat memungkinkan bagi perkembangan klub. Yang punya gawe itu klub, PT LI mengkoordinir, jadi pembagiannya harus jelas,” tuturnya.  (saz)

Tergiur Rp2 Miliar

PSMS masih tetap dengan keputusannya untuk bergabung dalam 10 klub yang mengikuti kompetisi yang digelar PT Liga Prima Indonesia, yang direncanakan dimulai hari ini (15/10). Iming-iming dana segar senilai Rp2 miliar tampaknya menjadi salah satu alasan kenapa PSMS pilih liga gawean PSSI.

Keputusan ini merujuk dari 14 klub peserta Liga Super Indonesia musim sebelumnya yang memutuskan untuk banting setir dan memilih PT Liga Indonesia dengan kompetisi Liga Super Indonesia yang direncanakan mulai pada 1 Desember 2011 mendatang.

Pelaksana teknis PSMS Medan Idris mengaku, keputusan tersebut diambil karena saat ini PSSI tetap sebagai lembaga tertinggi sepak bola di Indonesia. “Logikanya, kita (PSMS) tetap mengikuti siapa yang berkuasa sekarang. Sebagai pendukung Djohar Arifin sebagai Ketua Umum PSSI, kami ikut di belakang beliau dan tidak mau mengikuti pengkhianatan terhadap siapa yang sudah kami pilih,” terangnya, Jumat (14/10).

Fakta malah berbicara, kenapa PSMS tak mungkin ikut berkhianat karena di kompetisi musim lalu, PSMS tetap berada di Divisi Utama dan tidak mungkin bergabung dengan 14 klub yang notabene merupakan peserta Liga Super Indonesia musim lalu.

Kembalinya PSMS ke kasta tertinggi liga di Indonesia musim ini juga terjadi karena mendapat kesempatan dari PSSI sebagai finalis delapan besar Divisi Utama terbaik.

Menurut Idris, Benny Tomasoa yang mewakili PSMS pada manager meeting tersebut merupakan suara PSMS. “Kami merupakan bagian dari Djohar Arifin. Kalau kita berkhianat, habislah klub-klub elit yang mendukung,” tuturnya.

Ia juga sangat menyayangkan pengkhianatan yang dilakukan oleh 14 klub tadi, karena satu diantaranya beralasan PT Liga Indonesia menawarkan pembagian saham yang lebih masuk akal yakni, 99 persen untuk klub dan 1 persen untuk PT Liga Indonesia. “Selama hampir dua tahun bergabung dengan PSMS Medan, tidak ada pembagian saham yang sampai kepada klub. Pembagian saham di PT Liga Indonesia atau di musim sebelumnya atau pada saat bernama BLI tidak pernah diterima klub, yang ada selama ini hanya wacana.

Sementara Liga Prima itu akan menyerahkan dana kompensasi komersial sebesar Rp2 miliar dengan perincian Rp1 miliar diserahkan pada 19 Oktober 2011 mendatang dan Rp1 miliar lagi di pada Januari 2012 mendatang,” kata mantan Sekretaris Umum PSMS tersebut.  Namun di sisi lain, Idris juga memahami, pengkhianatan yang dilakukan 14 klub terjadi karena ketidakjelasan jadwal kompetisi yang dibuat PSSI. “Jadwal memang berubah-ubah, juga pertandingan yang tak masuk akal. Sementara PT Liga Indonesia itu punya jadwal yang sudah terjamin,” ujarnya.

Sementara mantan pemain PSMS Syafril mengatakan, pembagian saham yang jelas seperti yang diwacanakan PSSI saat ini memang sudah selayaknya dilakukan. “Pembagian saham yang jelas sangat memungkinkan bagi perkembangan klub. Yang punya gawe itu klub, PT LI mengkoordinir, jadi pembagiannya harus jelas,” tuturnya.  (saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/