26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Olahraga Langkat Minim Dana

LANGKAT-Pembinaan olahraga di Kabupaten Langkat butuh perhatian pihak ketiga. Hal ini mengacu pada pendanaan dari Pemkab yang dirasakan sangat minim. Alhasil, pengurus-pengurus caang olahraga tak bisa berbuat banyak untuk meraih prestasi maksimal.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Langkat Tengku Muhammad Auzai, membenarkan hal tersebut. “Masing-masing pengurus cabang olahraga hanya menerima bantuan Rp5 juta, sedangkan untuk KONI Kecamatan hanya Rp3,5 juta per tahun. Kalau bicara ideal, seyogiyanya anggaran ini ditambah agar kita dapat berbicara tentang prestasi,” tuturnya, Selasa (19/2).

Lebih lanjut Auzai mengaku, akibat keminiman dana itu tak urung ada di antara pengurus cabang olahraga tidak bersedia mengambil dananya dengan alasan terlalu kecil.

Kondisi itu menurutnya merupakan satu kendala yang berarti akan sangat berat untuk berbicara prestasi. Persoalan lain yang tak kalah pentingnya, belum adanya partisipasi pihak ketiga atau pengusaha yang bersedia menjadi sponsorship dalam mendukung pengembangan cabang olahraga.

Dua poin tadi semakin diperparah dengan jauhnya sarana dan prasarana olahraga yang dimiliki dari kategori memadai. “Itulah kondisi yang kami hadapi saat ini, pun demikian upaya untuk terus melakukan pembinaan tetap kami jalankan. Tujuannya, melahirkan bibit atlet berpotensi dari Langkat,” ungkap Auzai.

Secara terbuka, mantan Kakan Sosial ini berharap, kerja sama dan kemitraan yang baik dengan semua pihak termasuk jurnalis dapat membawa angin segar pembinaan dan pengembangan olahraga di Langkat. Diharpkannya juga hal ini bisa menjadi perhatian khusus pihak legislatif. (jie)

LANGKAT-Pembinaan olahraga di Kabupaten Langkat butuh perhatian pihak ketiga. Hal ini mengacu pada pendanaan dari Pemkab yang dirasakan sangat minim. Alhasil, pengurus-pengurus caang olahraga tak bisa berbuat banyak untuk meraih prestasi maksimal.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Langkat Tengku Muhammad Auzai, membenarkan hal tersebut. “Masing-masing pengurus cabang olahraga hanya menerima bantuan Rp5 juta, sedangkan untuk KONI Kecamatan hanya Rp3,5 juta per tahun. Kalau bicara ideal, seyogiyanya anggaran ini ditambah agar kita dapat berbicara tentang prestasi,” tuturnya, Selasa (19/2).

Lebih lanjut Auzai mengaku, akibat keminiman dana itu tak urung ada di antara pengurus cabang olahraga tidak bersedia mengambil dananya dengan alasan terlalu kecil.

Kondisi itu menurutnya merupakan satu kendala yang berarti akan sangat berat untuk berbicara prestasi. Persoalan lain yang tak kalah pentingnya, belum adanya partisipasi pihak ketiga atau pengusaha yang bersedia menjadi sponsorship dalam mendukung pengembangan cabang olahraga.

Dua poin tadi semakin diperparah dengan jauhnya sarana dan prasarana olahraga yang dimiliki dari kategori memadai. “Itulah kondisi yang kami hadapi saat ini, pun demikian upaya untuk terus melakukan pembinaan tetap kami jalankan. Tujuannya, melahirkan bibit atlet berpotensi dari Langkat,” ungkap Auzai.

Secara terbuka, mantan Kakan Sosial ini berharap, kerja sama dan kemitraan yang baik dengan semua pihak termasuk jurnalis dapat membawa angin segar pembinaan dan pengembangan olahraga di Langkat. Diharpkannya juga hal ini bisa menjadi perhatian khusus pihak legislatif. (jie)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/