32 C
Medan
Friday, June 28, 2024

ASC Buat Silabus Renang Berstandar Nasional

MEDAN-Prestasi atlet olahraga renang di Kota Medan yang terus merosot, oleh sebagian pengamat dianggap karena lemahnya pembinaan yang dilakukan Pengcab Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Kota Medan.

“Kondisi ini tidak akan terjadi kalau olahraga ini dikelola secara profesional dan bertanggungjawab,” ujar Ketua Ampibi Swimming Club (ASC) Ismal Sinaga kepada wartawan, di Kolam Renang Unimed, Senin (17/10).

Dia mencontohkan, seperti pelaksanaan pekan olahraga Kota Medan, bahwa kurangnya koordinasi antara  Pengcab PRSI Medan dengan pengurus kecamatan dan klub renang melahirkan hasilnya tidak sesuai harapan.

“Padahal event itu, bisa dijadikan sebagai momentum bagi klub untuk melakukan evaluasi dan perbaikan, hingga  kedepan bisa mecetak atlet berprestasi baik nasional maupun internasional,” ungkapnya.

Masih menurut Ismal, untuk meningkatkan prestasi renang Medan,  dibutuhkan kebersamaan dari klub dan Pengcab PRSI untuk memajukan olahraga renang. “Harusnya ada perubahan yang dilakukan oleh Pengcab PRSI Kota Medan, di antaranya berupa penajaman program pelatihan dalam rangka peningkatan kualitas atlet”, paparnya.

Ismal juga menyampaikan, jika  PRSI harus memahami, peran perkumpulan (klub) itu sangat penting,  sebagai ujung tombak pembinaan prestasi, tanpa hadirnya klub tidak mungkin suatu cabang olahraga dapat maju.

“Meski perhatian dan dukungan Pengcab PRSI  Medan terhadap klub dan atlet masih kurang, namun pihaknya tidak lantas pasrah begitu saja. Kami tetap berupaya membuat terobosan dengan  membuat program sendiri,” ucapnya.
Bahkan dari pengakuan Ismail, mereka kini sudah membuat  silabus berstandar nasional sebagai panduan untuk  mendongkrak prestasi atlet renang Kota Medan.

Ismal juga mengatakan, berdasarkan silabus tersebut , diyakini, atlet akan mampu bersaing di kejuaran nasional maupun internasional.

Sebab pembinaannya sesuai standard rancangan program latihan berprestasi, mulai kolam renang,  tenaga pengajarnya/ pelatih,  sarana latihan fisiknya, dan buku yang bisa dipelajari para siswa di klub tersebut.
“Selain itu, setiap empat bulan sekali, kami akan menggelar even sebagai sarana evaluasi terhadap atlet,” terangnya. (uma)

MEDAN-Prestasi atlet olahraga renang di Kota Medan yang terus merosot, oleh sebagian pengamat dianggap karena lemahnya pembinaan yang dilakukan Pengcab Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI) Kota Medan.

“Kondisi ini tidak akan terjadi kalau olahraga ini dikelola secara profesional dan bertanggungjawab,” ujar Ketua Ampibi Swimming Club (ASC) Ismal Sinaga kepada wartawan, di Kolam Renang Unimed, Senin (17/10).

Dia mencontohkan, seperti pelaksanaan pekan olahraga Kota Medan, bahwa kurangnya koordinasi antara  Pengcab PRSI Medan dengan pengurus kecamatan dan klub renang melahirkan hasilnya tidak sesuai harapan.

“Padahal event itu, bisa dijadikan sebagai momentum bagi klub untuk melakukan evaluasi dan perbaikan, hingga  kedepan bisa mecetak atlet berprestasi baik nasional maupun internasional,” ungkapnya.

Masih menurut Ismal, untuk meningkatkan prestasi renang Medan,  dibutuhkan kebersamaan dari klub dan Pengcab PRSI untuk memajukan olahraga renang. “Harusnya ada perubahan yang dilakukan oleh Pengcab PRSI Kota Medan, di antaranya berupa penajaman program pelatihan dalam rangka peningkatan kualitas atlet”, paparnya.

Ismal juga menyampaikan, jika  PRSI harus memahami, peran perkumpulan (klub) itu sangat penting,  sebagai ujung tombak pembinaan prestasi, tanpa hadirnya klub tidak mungkin suatu cabang olahraga dapat maju.

“Meski perhatian dan dukungan Pengcab PRSI  Medan terhadap klub dan atlet masih kurang, namun pihaknya tidak lantas pasrah begitu saja. Kami tetap berupaya membuat terobosan dengan  membuat program sendiri,” ucapnya.
Bahkan dari pengakuan Ismail, mereka kini sudah membuat  silabus berstandar nasional sebagai panduan untuk  mendongkrak prestasi atlet renang Kota Medan.

Ismal juga mengatakan, berdasarkan silabus tersebut , diyakini, atlet akan mampu bersaing di kejuaran nasional maupun internasional.

Sebab pembinaannya sesuai standard rancangan program latihan berprestasi, mulai kolam renang,  tenaga pengajarnya/ pelatih,  sarana latihan fisiknya, dan buku yang bisa dipelajari para siswa di klub tersebut.
“Selain itu, setiap empat bulan sekali, kami akan menggelar even sebagai sarana evaluasi terhadap atlet,” terangnya. (uma)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/