25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Spirit untuk Tuna Grahita Lewat Futsal

Dari Kit Futsalismo 2012

Kit Futsalismo 2012 baru saja menuntaskan serinya di Medan, Sabtu (20/10). Seisi GOR Serba Guna Unimed menjadi sakti keperkasaan SMK Mulia, Unimed dan Bank Sumut yang menggapai prestasi puncak di masing-masing kategorinya. Namun Kit Futsalismo kali ini tidak hanya memberi ruang bagi para pefutsal unjuk skill. Tapi juga ruang sosial untuk para penyandang tuna grahita untuk ikut berbaur dalam sebuah pesta lapangan.

Masih dalam konteks futsal. Ya, seperti yang direncanakan, partai puncak Sabtu itu memberi kesempatan bagi anak-anak yang kurang beruntung (mengalami keterbelakangan mental) untuk unjuk kebolehan bermain futsal. Jika selama ini mereka seakan terpinggirkan dari lingkungannya, kali ini mereka hadir sebagai sorotan. Mereka menyajikan sebuah laga eksebisi di lapangan bersama beberapa tokoh di Sumut.

Special Olympics Indonesia (SOIna) Sumatera Utara yang selama ini fokus melakukan pembinaan terhadap penyandang tunagrahitaagar menjadi atlet ikut dilibatkan. Mereka membawa lebih dari 10 anak dari Sekolah Luar Biasa (SLB) yang ada di Medan. “Kami ingin memberikan spirit untuk para penyandang tuna grahita. Ini kali pertama di Indonesia,” ujar Novian Siregar, Even Manajer Kit Futsalismo.

Kick off dimulai. Kedua tim yang kesemuanya atlet tuna grahita dibagi dalam dua tim,merah dan biru.  Namun mereka tak sendirian. Ada Darius Sinartrhiya, selebritis yang juga General Manajer PT Cataluna Sportindo ikut bergabung. Begitu juga Rudi Saari, pelatih yang sukses membawa tim Sumut meraih perak sepakbola PON 2012 lalu. Di skuad merah, kapten tim sepakbola Sumut, Hardiyantono ikut memperkuat tim. Novian Siregar juga memperkuat tim ini.

Keriangan luar biasa terlihat di wajah mereka. Meskipun skill mereka kalah jauh dari para pemain dari tim peserta tapi sajian itu tetap menghibur. Aksi mereka di lapangan tetap berusaha menampilkan diri layaknya pemenang. Bahkan menghadirkan drama-drama yang memancing apresiasi penonton. Raut kesal yang diikuti dua tangan menutup muka saat peluang di depan gawang gagal berbuah gol. Merintih kesakitan sambil berguling saat ditekel. Maupun ekspresi kegembiraan saat mencetak gol. Tak jarang aksi mereka memancing gelak tawa.

“Ronaldo…Ronaldo…Ronaldo “ penonton di salah satu sisi tribun meneriakkan nama salah satu pemain Real Madrid itu. Bukan tanpa alasan. Memang bukan wujud Ronaldo yang hhadir, namun seorang anak yang menirukan selebrasi gol Ronaldo ke gawang Barcelona saat El Clasico bulan lalu. Usai mencetak gol ia berlari mengelilingi sisi lapangan dengan tangan mengisyaratkan penonton tenang. Skor 1-1 mengakhiri laga.

“Let me win.But if i cannot win let me be brave in the attemp,” begitu janji atlet special Olimpic yang diartikan seperti ini. “Biarkan kami menang. tetapi jika kami tidak menang, berilah kami keberanian untuk mencobanya”. Mereka telah mencoba untuk menampilkan seluruh kemampuannya kepada penonton.
“Terbukti mereka mampu beraktivitas rutin seperti kita juga. Jadi tidak seharusya mereka dikucilkan. Mengolok-olok mereka atau mengejek. Malah kita yang harusnya mengajak mereka ikut bergaul dan masuk ke dalam lingkungan kita,” ujar Darius saat penutupan acara. Spirit yang membakar untuk mereka. (don)

Dari Kit Futsalismo 2012

Kit Futsalismo 2012 baru saja menuntaskan serinya di Medan, Sabtu (20/10). Seisi GOR Serba Guna Unimed menjadi sakti keperkasaan SMK Mulia, Unimed dan Bank Sumut yang menggapai prestasi puncak di masing-masing kategorinya. Namun Kit Futsalismo kali ini tidak hanya memberi ruang bagi para pefutsal unjuk skill. Tapi juga ruang sosial untuk para penyandang tuna grahita untuk ikut berbaur dalam sebuah pesta lapangan.

Masih dalam konteks futsal. Ya, seperti yang direncanakan, partai puncak Sabtu itu memberi kesempatan bagi anak-anak yang kurang beruntung (mengalami keterbelakangan mental) untuk unjuk kebolehan bermain futsal. Jika selama ini mereka seakan terpinggirkan dari lingkungannya, kali ini mereka hadir sebagai sorotan. Mereka menyajikan sebuah laga eksebisi di lapangan bersama beberapa tokoh di Sumut.

Special Olympics Indonesia (SOIna) Sumatera Utara yang selama ini fokus melakukan pembinaan terhadap penyandang tunagrahitaagar menjadi atlet ikut dilibatkan. Mereka membawa lebih dari 10 anak dari Sekolah Luar Biasa (SLB) yang ada di Medan. “Kami ingin memberikan spirit untuk para penyandang tuna grahita. Ini kali pertama di Indonesia,” ujar Novian Siregar, Even Manajer Kit Futsalismo.

Kick off dimulai. Kedua tim yang kesemuanya atlet tuna grahita dibagi dalam dua tim,merah dan biru.  Namun mereka tak sendirian. Ada Darius Sinartrhiya, selebritis yang juga General Manajer PT Cataluna Sportindo ikut bergabung. Begitu juga Rudi Saari, pelatih yang sukses membawa tim Sumut meraih perak sepakbola PON 2012 lalu. Di skuad merah, kapten tim sepakbola Sumut, Hardiyantono ikut memperkuat tim. Novian Siregar juga memperkuat tim ini.

Keriangan luar biasa terlihat di wajah mereka. Meskipun skill mereka kalah jauh dari para pemain dari tim peserta tapi sajian itu tetap menghibur. Aksi mereka di lapangan tetap berusaha menampilkan diri layaknya pemenang. Bahkan menghadirkan drama-drama yang memancing apresiasi penonton. Raut kesal yang diikuti dua tangan menutup muka saat peluang di depan gawang gagal berbuah gol. Merintih kesakitan sambil berguling saat ditekel. Maupun ekspresi kegembiraan saat mencetak gol. Tak jarang aksi mereka memancing gelak tawa.

“Ronaldo…Ronaldo…Ronaldo “ penonton di salah satu sisi tribun meneriakkan nama salah satu pemain Real Madrid itu. Bukan tanpa alasan. Memang bukan wujud Ronaldo yang hhadir, namun seorang anak yang menirukan selebrasi gol Ronaldo ke gawang Barcelona saat El Clasico bulan lalu. Usai mencetak gol ia berlari mengelilingi sisi lapangan dengan tangan mengisyaratkan penonton tenang. Skor 1-1 mengakhiri laga.

“Let me win.But if i cannot win let me be brave in the attemp,” begitu janji atlet special Olimpic yang diartikan seperti ini. “Biarkan kami menang. tetapi jika kami tidak menang, berilah kami keberanian untuk mencobanya”. Mereka telah mencoba untuk menampilkan seluruh kemampuannya kepada penonton.
“Terbukti mereka mampu beraktivitas rutin seperti kita juga. Jadi tidak seharusya mereka dikucilkan. Mengolok-olok mereka atau mengejek. Malah kita yang harusnya mengajak mereka ikut bergaul dan masuk ke dalam lingkungan kita,” ujar Darius saat penutupan acara. Spirit yang membakar untuk mereka. (don)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/