SUDAH enam musim dilalui Arsenal tanpa gelar. Tekanan terhadap manajer Arsenal Arsene Wenger pun semakin deras. Bukan hanya dari fans Arsenal, tekanan juga bahkan datang dari pengakuan blak-blakan kapten Arsenal Cesc Fabregas di majalah Don Balon.
Pengakuan Fabregas itu seperti isyarat bahwa gelandang timnas Spanyol itu mulai jenuh dengan The Gunners, julukan Arsenal, yang tak kunjung berprestasi. Apalagi, di sisi lain Fabregas terus dirayu raksasa Spanyol Barcelona.
Wenger mengakui, pada usia Fabregas yang masih 23 tahun, beban yang diembannya terbilang berat. “Itu beban yang terlalu berat pada usianya. Tapi, dia lah kapten tim dan (Robin) Van Presie adalah wakil kapten. Mereka memiliki tekanan berat,” kata Wenger, seperti dikutip ESPN.
Makanya, karena tekanan itulah yang membuat Wenger bisa menerima pengakuan blak-blakan Fabregas. “Cesc adalah pemenang. Dia ingin menjadi juara, dia putus asa bila gagal memang,” bilang tactician asal Prancis itu.
Prestasi Fabregas di level timnas luar biasa. Dia ikut merayakan juara Euro 2008 dan Piala Dunia 2010 bersama timnas Spanyol. Namun, di level klub, prestasinya hanya juara Piala FA pada 2005 dan Community Shield pada 2004.
“Kehidupan yang sulit akan membuatmu semakin kuat, terutama bila Anda memiliki karakter yang kuat. Cesc punya karakter yang hebat. Saya yakin itu membuatnya semakin kuat, tapi mungkin musim ini bebannya terlalu berat,” jelas Wenger.
Di majalah Don Balon, Fabregas menyatakan bahwa kesulitan Arsenal adalah karena mereka tidak memiliki panutan. Itu terjadi setelah satu persatu anggota The Invincibles, tim Arsenal saat juara pada 2003-2004 tanpa kalah, pensiun dan pergi.
“The Invincibles adalah tim terbaik di mana saya pernah bermain. Sekarang, segalanya telah banyak berubah. Tidak ada lagi pemain yang sat pemain muda melihat, mereka mengatakan wow. Saya tinggal satu-satunya. Saya tidak suka mengatakan itu, tapi itu benar,” kata Fabregas.
Situasi yang berbeda dengan rival beratnya Manchester United yang memiliki keseimbangan antara pemain muda seperti Chicharito dan pemain senior Ryan Giggs terjalin harmonis. (ham/jpnn)