30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Mirip Tenis, Mirip Kamikaze

(5)Reading v Arsenal(7)

READING- Tak kenal lelah. Skuad Arsenal berlari dan terus berlari mencari gol di Stadion Madejski. Hingga menit 36 Papan skor mencatat Reading 4, Arsenal 0. Perjuangan selalu menghasilkan sesuatu. Itu yang dituai Arsenal usai laga. Skor berbalik menjadi 5-7. Luar biasa.

Meski hanya main di Capital One Cup atau piala liga, Arsenal tak ingin main jelek. Begitu juga tuan rumah Reading. Klub sekasta di Primer League itu mencoba memainkan permainan terbaiknya. Tapi Arsenal tampak lebih lengah. Reading sukses mendominasi di 36 menit babak pertama. Terbukti skor bisa tembus 4-0 di masa itu.

Gol-gol Reading dikemas Jason Roberts, gol bunuh diri Laurent Koscielny, Mikele Leigertwood, Noel Hunt. Ujung babak pertama usai, Theo Walcott memperkecil kekalahan. Babak pertama ditutup 4-1 dan diramal Arsenal pasti kalah.

Tapi di babak kedua, Arsene Wenger mencoba strategi baru. Pemain diminta tetap tenang tapi cepat mengalurkan bola ke depan. Berhasil. Hattrick Walcott, dua gol Marouane Chamakh, Olivier Giroud dan Laurent Koscielny sukses membuat Arsenal menang walau laga masuk babak tambahan waktu, sebab 90 menit bermain imbang 4-4.

Apa kata Arsene Wenger? Tenis. Ya arsitek asal Prancis itu bilang laga melawan Reading sebagai pertandingan tenis. Wenger takjub melihat banjir gol tercipta.

“Banyak sekali titik balik yang terjadi dalam laga ini. Saya yakin gol pertama kami yang mengubah kedudukan menjadi 1-4 sangat penting. Saat Olivier Giroud masuk dan kami memakai skema 4-4-2, kami mendapatkan banyak peluang dan beruntung bisa mencetak gol di menit akhir,” ujar Wenger kepada BBC Rabu (31/10).

“Anda tak bisa bermain untuk Arsenal bila gampang menyerah, dan pemain sadar akan hal itu usai babak pertama. Mereka layak mendapat pujian atas hasil ini. Babak tambahan pun jadi milik kami dari laga yang seperti pertandingan tenis,” sambungnya.Kubu Reading tentu yang paling sedih. Pelatih, Brian Mc Dermott tak bisa menutupi kekecewaannya. Dia menilai pertandingan itu hasil terburuk sepanjang perjalanan karier kepelatihannya. “Ini ibarat sebuah kamikaze dalam sepak bola. Ini sungguh luar biasa!!! Dan sungguh ini menjadi kekalahan terburuk dalam karier saya,” kata McDermott, seperti dilansir Sky Sports.

Tampak tak berlebihan menyamakan laga ini dengan kamikaze, setidaknya menurut Dermott. Kamikaze dalam bahasa Inggris umumnya merujuk kepada serangan bunuh diri yang dilakukan awak pesawat Jepang pada akhir Perang Dunia II terhadap kapal-kapal laut Sekutu. Sedangkan dalam bahasa Jepang, kamikaze biasa dimaknai angin topan.

“Ini sangat memalukan, namun kami harus dapat mengambil hikmah dan terus melangkah maju. Memang sangat sulit untuk mengambil hal-hal positif, tapi harus tetap melakukan hal itu,” tutup pelatih yang menukangi Reading sejak musim 2009 lalu. (bbs/jpnn/ful)

(5)Reading v Arsenal(7)

READING- Tak kenal lelah. Skuad Arsenal berlari dan terus berlari mencari gol di Stadion Madejski. Hingga menit 36 Papan skor mencatat Reading 4, Arsenal 0. Perjuangan selalu menghasilkan sesuatu. Itu yang dituai Arsenal usai laga. Skor berbalik menjadi 5-7. Luar biasa.

Meski hanya main di Capital One Cup atau piala liga, Arsenal tak ingin main jelek. Begitu juga tuan rumah Reading. Klub sekasta di Primer League itu mencoba memainkan permainan terbaiknya. Tapi Arsenal tampak lebih lengah. Reading sukses mendominasi di 36 menit babak pertama. Terbukti skor bisa tembus 4-0 di masa itu.

Gol-gol Reading dikemas Jason Roberts, gol bunuh diri Laurent Koscielny, Mikele Leigertwood, Noel Hunt. Ujung babak pertama usai, Theo Walcott memperkecil kekalahan. Babak pertama ditutup 4-1 dan diramal Arsenal pasti kalah.

Tapi di babak kedua, Arsene Wenger mencoba strategi baru. Pemain diminta tetap tenang tapi cepat mengalurkan bola ke depan. Berhasil. Hattrick Walcott, dua gol Marouane Chamakh, Olivier Giroud dan Laurent Koscielny sukses membuat Arsenal menang walau laga masuk babak tambahan waktu, sebab 90 menit bermain imbang 4-4.

Apa kata Arsene Wenger? Tenis. Ya arsitek asal Prancis itu bilang laga melawan Reading sebagai pertandingan tenis. Wenger takjub melihat banjir gol tercipta.

“Banyak sekali titik balik yang terjadi dalam laga ini. Saya yakin gol pertama kami yang mengubah kedudukan menjadi 1-4 sangat penting. Saat Olivier Giroud masuk dan kami memakai skema 4-4-2, kami mendapatkan banyak peluang dan beruntung bisa mencetak gol di menit akhir,” ujar Wenger kepada BBC Rabu (31/10).

“Anda tak bisa bermain untuk Arsenal bila gampang menyerah, dan pemain sadar akan hal itu usai babak pertama. Mereka layak mendapat pujian atas hasil ini. Babak tambahan pun jadi milik kami dari laga yang seperti pertandingan tenis,” sambungnya.Kubu Reading tentu yang paling sedih. Pelatih, Brian Mc Dermott tak bisa menutupi kekecewaannya. Dia menilai pertandingan itu hasil terburuk sepanjang perjalanan karier kepelatihannya. “Ini ibarat sebuah kamikaze dalam sepak bola. Ini sungguh luar biasa!!! Dan sungguh ini menjadi kekalahan terburuk dalam karier saya,” kata McDermott, seperti dilansir Sky Sports.

Tampak tak berlebihan menyamakan laga ini dengan kamikaze, setidaknya menurut Dermott. Kamikaze dalam bahasa Inggris umumnya merujuk kepada serangan bunuh diri yang dilakukan awak pesawat Jepang pada akhir Perang Dunia II terhadap kapal-kapal laut Sekutu. Sedangkan dalam bahasa Jepang, kamikaze biasa dimaknai angin topan.

“Ini sangat memalukan, namun kami harus dapat mengambil hikmah dan terus melangkah maju. Memang sangat sulit untuk mengambil hal-hal positif, tapi harus tetap melakukan hal itu,” tutup pelatih yang menukangi Reading sejak musim 2009 lalu. (bbs/jpnn/ful)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

Terpopuler

Artikel Terbaru

/