32 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Tak Ada Formula Ajaib Atasi Barca

Persaingan di Primera Division Spanyol Musim Ini

REAL MADRID dan Barcelona merupakan pesaing tradisional di Primera Division Spanyol. Tetapi, musim ini Real jeblok performanya. Sementara belum ada tim lain yang bisa menjadi pesaing berarti bagi Barcelona. Maka, lapanglah jalan tim Catalan itu merengkuh juara musim ini. Membosankan. Itulah komentar Diego Simeone, pelatih Atletico Madrid, setelah tim asuhannya dikalahkan Barcelona 4-1 (16/12). Kekalahan itu membuat Atletico yang berada di posisi kedua tertinggal semakin jauh dari Barcelona.

Sekarang Barca berkuasa dengan 49 poin dan Atletico menjadi pesaing terdekat dengan 40 poin. Sedangkan, Real yang selama ini menjadi rival abadinya Barca malah tersendat di peringkat ketiga dengan 33 poin atau tertinggal 16 poin.

Dalam beberapa musim terakhir, persaingan di Primera Division sudah membosankan, karena hanya melibatkan Real dan Barca dalam perburuan gelar. Kali terakhir juara Primera Division bukan Real atau Barca adalah Valencia pada 2003-2004.

Makanya, setelah mengamati fakta itu, Simeone mengubah pandangannya soal Primera Division. “Saya terlalu terburu-buru dan salah mengambil kesimpulan (ketika mengatakan membosankan). Yang lebih tepat, tidak berimbang,” kata Simeone kepada Cancha Llena.

Ya, dalam tiga musim terakhir, selisih poin antara Barcelona dan Real dengan tim yang berada para peringkat ketiga sangat jauh. Paling parah musim lalu, ketika Valencia yang berada pada posisi ketiga tertinggal 20 poin dari Barcelona di posisi kedua di akhir musim.

Musim ini konstelasinya berubah. Bukan Real yang head to head dengan Barca melainkan, Atletico Madrid. Mereka secara konsisten berada di posisi kedua sejak awal musim. Namun, untuk menyaingi Barca dalam perebutan gelar sepertinya mereka belum siap.

Bahkan, dengan performa seperti sekarang ini, kemungkinan Barca sudah bisa memastikan mengunci gelar pada awal Mei. Bukan pada awal Juni saat kompetisi berakhir. Kian cepat memastikan gelar, akan membuat mereka lebih tenang bersaing di kompetisi lainnya. Mantan pelatih Barca Frank Rijkaard menyatakan, musim ini tidak ada yang bisa menghentikan langkah Blaugrana, julukan Barca. Meski pelatihnya Tito Vilanova akan absen hingga Februari karena pemulihan dari tumor kelenjar parotis, Barca tetap tak tertahankan.

“Tidak ada formula ajaib yang bisa mengatasi Barca. Tetapi Anda bisa mengadaptasi permainan mereka. Sebagian besar klub yang bisa mengatasi Barca adalah tim yang terorganisir dan sangat disiplin dalam bertahan,” jelas Rijkaard, seperti dikutip Football Espana.

Namun, dia juga mengakui, Jose Mourinho sebagai sosok yang bisa mengatasi kehebatan Barca, seperti yang dilakukan bersama Inter Milan, Chelsea, dan Real Madrid. “Bila bermain sepuluh kali dan memang sekali, itu belum jadi garansi sukses,” kata pelatih asal Belanda itu.

Musim ini, resep jitu Mourinho tidak berlaku lagi. Selain tuntutan dari fans Real yang meminta harus meladeni Barca dengan permainan menyerang, juga karena kondisi di ruang ganti Real mulai labil. Mourinho beberapa kali terdengar ribut dengan pemainnya.

Nah, situasi itu membuat mereka kesulitan mengejar Barca. “Sulit. Tetapi, saya bersedia tertinggal berapapun jauhnya, asalkan kami mampu berprestasi di Liga Champions. Saya rela menukarnya,” jelas Iker Casillas, kapten Real. (ham/ruk/jpnn)

Persaingan di Primera Division Spanyol Musim Ini

REAL MADRID dan Barcelona merupakan pesaing tradisional di Primera Division Spanyol. Tetapi, musim ini Real jeblok performanya. Sementara belum ada tim lain yang bisa menjadi pesaing berarti bagi Barcelona. Maka, lapanglah jalan tim Catalan itu merengkuh juara musim ini. Membosankan. Itulah komentar Diego Simeone, pelatih Atletico Madrid, setelah tim asuhannya dikalahkan Barcelona 4-1 (16/12). Kekalahan itu membuat Atletico yang berada di posisi kedua tertinggal semakin jauh dari Barcelona.

Sekarang Barca berkuasa dengan 49 poin dan Atletico menjadi pesaing terdekat dengan 40 poin. Sedangkan, Real yang selama ini menjadi rival abadinya Barca malah tersendat di peringkat ketiga dengan 33 poin atau tertinggal 16 poin.

Dalam beberapa musim terakhir, persaingan di Primera Division sudah membosankan, karena hanya melibatkan Real dan Barca dalam perburuan gelar. Kali terakhir juara Primera Division bukan Real atau Barca adalah Valencia pada 2003-2004.

Makanya, setelah mengamati fakta itu, Simeone mengubah pandangannya soal Primera Division. “Saya terlalu terburu-buru dan salah mengambil kesimpulan (ketika mengatakan membosankan). Yang lebih tepat, tidak berimbang,” kata Simeone kepada Cancha Llena.

Ya, dalam tiga musim terakhir, selisih poin antara Barcelona dan Real dengan tim yang berada para peringkat ketiga sangat jauh. Paling parah musim lalu, ketika Valencia yang berada pada posisi ketiga tertinggal 20 poin dari Barcelona di posisi kedua di akhir musim.

Musim ini konstelasinya berubah. Bukan Real yang head to head dengan Barca melainkan, Atletico Madrid. Mereka secara konsisten berada di posisi kedua sejak awal musim. Namun, untuk menyaingi Barca dalam perebutan gelar sepertinya mereka belum siap.

Bahkan, dengan performa seperti sekarang ini, kemungkinan Barca sudah bisa memastikan mengunci gelar pada awal Mei. Bukan pada awal Juni saat kompetisi berakhir. Kian cepat memastikan gelar, akan membuat mereka lebih tenang bersaing di kompetisi lainnya. Mantan pelatih Barca Frank Rijkaard menyatakan, musim ini tidak ada yang bisa menghentikan langkah Blaugrana, julukan Barca. Meski pelatihnya Tito Vilanova akan absen hingga Februari karena pemulihan dari tumor kelenjar parotis, Barca tetap tak tertahankan.

“Tidak ada formula ajaib yang bisa mengatasi Barca. Tetapi Anda bisa mengadaptasi permainan mereka. Sebagian besar klub yang bisa mengatasi Barca adalah tim yang terorganisir dan sangat disiplin dalam bertahan,” jelas Rijkaard, seperti dikutip Football Espana.

Namun, dia juga mengakui, Jose Mourinho sebagai sosok yang bisa mengatasi kehebatan Barca, seperti yang dilakukan bersama Inter Milan, Chelsea, dan Real Madrid. “Bila bermain sepuluh kali dan memang sekali, itu belum jadi garansi sukses,” kata pelatih asal Belanda itu.

Musim ini, resep jitu Mourinho tidak berlaku lagi. Selain tuntutan dari fans Real yang meminta harus meladeni Barca dengan permainan menyerang, juga karena kondisi di ruang ganti Real mulai labil. Mourinho beberapa kali terdengar ribut dengan pemainnya.

Nah, situasi itu membuat mereka kesulitan mengejar Barca. “Sulit. Tetapi, saya bersedia tertinggal berapapun jauhnya, asalkan kami mampu berprestasi di Liga Champions. Saya rela menukarnya,” jelas Iker Casillas, kapten Real. (ham/ruk/jpnn)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

Terpopuler

Artikel Terbaru

/