32 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Penarol ke Final Libertadores

BUENOS AIRES – Penarol mencatat sejarah di Copa Libertadores 2011. Klub Uruguay itu menjadi klub yang paling sering tampil di final dengan sepuluh kali tampil, melampaui capaian raksasa Argentina Boca Juniors dengan sembilan kali tampil.

Mereka akan bertarung melawan klub Brazil Santos yang sehari sebelumnya memastikan diri lolos ke final dengan menyingkirkan klub Paraguay Cerro Porteno dengan agregat 4-3. Penarol sendiri lolos dengan keunggulan gol tandang.

Ya, agregat menunjukkan angka sama 2-2, tapi satu gol yang mampu dicatat Penarol pada saat kalah 1-2 (1-1) dari klub Argentina Velez Sasrsfield di Stadion Jose Amalfitani, Buenos Aires, kemarin dini hari, menjadi penentu lolosnya Penarol.

Sebab, pada first leg semifinal di Stadion Centenario, 26 Mei lalu, Penarol menang 1-0 atas Velez. “Kembali ke final Libertadores menjadi prestasi yang luar biasa bagi kami,” bilang Diego Aguirre, pelatih Penarol, seperti dilansir Associated Press.

“Saya bangga dengan skuad kami sekarang yang mampu membawa klub ini kembali ke era kejayaan seperti waktu lampau,” lanjut Aguirre.

Gelandang Henry Mier patut dianggap sebagai pahlawan bagi Penarol. Dia lah yang mencetak gol Penarol ke gawang Velez pada menit ke-33 dan membawa Penarol lebih dulu unggul. Velez mencetak dua gol melalui Fernando Tobio (45’) dan Santiago Silva (66’).

Sejatinya, Velez punya peluang besar untuk lolos ke final. Sayang peluang dari penalti gagal dimanfaatkan. Apalagi satu pemain dikartumerahkan.

Lolosnya ke final, membuat Penarol berpeluang menyamai rekor Boca, yakni enam kali menjuarai Libertadores. Penarol hingga saat ini sudah mengemas lima gelar pada 1960, 1961, 1966, dan 1982. “Sangat menyenangkan bisa mencapai final,” kata Mier.

Di pentas Lobertadores, Penarol merupakan klub tersukses ketiga di belakang dua klub Argentina Independiente (tujuh kali) dan Boca. Sedangkan Santos baru tiga kali tampil di final dan dua kali menjadi juara pada 1962 dan 1963. Ini bukan final pertama yang mempertemukan kedua tim. Pada 1962, kedua tim pernah bersua di final dan hasilnya Santos yang ketika itu dibela Pele mampu mengalahkan Penarol. Akankah hasil 49 tahun lalu itu kembali berulang? Tunggu saja jawabnya di  final 15 Juni di Stadion Centenario, Montevideo, markas Penarol, dan pada 22 Juni di Stadion Morumbi, markas Sao Paulo. (ham/jpnn)

BUENOS AIRES – Penarol mencatat sejarah di Copa Libertadores 2011. Klub Uruguay itu menjadi klub yang paling sering tampil di final dengan sepuluh kali tampil, melampaui capaian raksasa Argentina Boca Juniors dengan sembilan kali tampil.

Mereka akan bertarung melawan klub Brazil Santos yang sehari sebelumnya memastikan diri lolos ke final dengan menyingkirkan klub Paraguay Cerro Porteno dengan agregat 4-3. Penarol sendiri lolos dengan keunggulan gol tandang.

Ya, agregat menunjukkan angka sama 2-2, tapi satu gol yang mampu dicatat Penarol pada saat kalah 1-2 (1-1) dari klub Argentina Velez Sasrsfield di Stadion Jose Amalfitani, Buenos Aires, kemarin dini hari, menjadi penentu lolosnya Penarol.

Sebab, pada first leg semifinal di Stadion Centenario, 26 Mei lalu, Penarol menang 1-0 atas Velez. “Kembali ke final Libertadores menjadi prestasi yang luar biasa bagi kami,” bilang Diego Aguirre, pelatih Penarol, seperti dilansir Associated Press.

“Saya bangga dengan skuad kami sekarang yang mampu membawa klub ini kembali ke era kejayaan seperti waktu lampau,” lanjut Aguirre.

Gelandang Henry Mier patut dianggap sebagai pahlawan bagi Penarol. Dia lah yang mencetak gol Penarol ke gawang Velez pada menit ke-33 dan membawa Penarol lebih dulu unggul. Velez mencetak dua gol melalui Fernando Tobio (45’) dan Santiago Silva (66’).

Sejatinya, Velez punya peluang besar untuk lolos ke final. Sayang peluang dari penalti gagal dimanfaatkan. Apalagi satu pemain dikartumerahkan.

Lolosnya ke final, membuat Penarol berpeluang menyamai rekor Boca, yakni enam kali menjuarai Libertadores. Penarol hingga saat ini sudah mengemas lima gelar pada 1960, 1961, 1966, dan 1982. “Sangat menyenangkan bisa mencapai final,” kata Mier.

Di pentas Lobertadores, Penarol merupakan klub tersukses ketiga di belakang dua klub Argentina Independiente (tujuh kali) dan Boca. Sedangkan Santos baru tiga kali tampil di final dan dua kali menjadi juara pada 1962 dan 1963. Ini bukan final pertama yang mempertemukan kedua tim. Pada 1962, kedua tim pernah bersua di final dan hasilnya Santos yang ketika itu dibela Pele mampu mengalahkan Penarol. Akankah hasil 49 tahun lalu itu kembali berulang? Tunggu saja jawabnya di  final 15 Juni di Stadion Centenario, Montevideo, markas Penarol, dan pada 22 Juni di Stadion Morumbi, markas Sao Paulo. (ham/jpnn)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/