26 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Elak Instanbul

Jika melihat kemenangan 3-0 yang diraih Juventus atas Glasgow Celtic, dua pekan lalu, nampaknya peluang untuk melangkah ke babak perempatfinal Liga Champions bukan perkara sulit bagi La Vecchia Signora

Memang saat bertandang ke markas Celtic di Celtic Park, Glasgow  beberapa waktu lalu, terlalu gampang bagi Alessandro Matri (3’), Claudio Marchisio (77’) dan Mirko Vucinic (83’) untuk membobol gawang The Boys (julukan Glasgow Celtic).

Hanya saja, perlu diingat bahwa kemenangan itu tak menjamin jika Si Nyonya Tua bakal dapat melenggang ke babak perematfinal. Pasalnya, The Boys tentu tak ingin dua kali dipermalukan, meski kemenangan 1-0 dan 2-0 atas Si Nyonya Tua masih belum cukup bagi mereka untuk menyingkirkan jagoan asal Italia itu.

Mengejar kemenangan 4-0 di Stadion Olimpico Turin, rasanya sesuatu yang mustahil untuk dilakukan terhadap tim yang kini berada di puncak klasemen Serie A Liga Italia.

Apalagi sejarah mencatat dari dua kali menjamu Celtic, tuan rumah Juventus selalu meraih kemenangan. Pada pertemuan pertama yang berlangsung 30 September 1981, Juventus menang dengan skor 2-0 lewat gol Virdis (27’) dan Bettega (35’).

Sementara pada pertemuan kedua yang digelar 18 September 2001, Juventus menang dengan skor 3-2. Tiga gol bagi Juventus dicetak Trezeguet (43’, 55’) dan Amoruso (90’), sedang gol bagi Celtic dicetak Petrov (67’) dan Henrik Larsson (86’).

“Kami tak boleh terlena. Kami harus tetap fokus untuk meraih kemenangan. Hal-hal yang nampaknya sepele terkadang justru sering membuat orang tergelincir. Kami tak ingin itu terjadi,” bilang Antonio Conte, tactician Juventus.

“Pertandingan akhir pekan (menghadapi Napoli) memberi kami banyak pelajaran. Tapi saya senang, karena lewat pertadingan itu saya semakin yakin jika seluruh pemain mampu melakoni pertandingan yang krusial. Ini penting karena untuk meraih kemenangan dibutuhkan pemain yang benar-benar siap tampil menekan sepanjang waktu,” tandas Conte lagi.

Satu hal lain yang membuat Conte merasa pede menjamu Celtic dini hari nanti adalah fakta bahwa dari 13 kali menjamu tim asal Skotlandia, Juventus meraih hasil 9 kali menang 3 kali , kalah dan bermain imbang sekali.

Pun demikian, gelandang senior Juventus Andrea Pirlo tetap mewanti-wanti rekannya untuk tak meremehkan Celtic. Ini terkait dengan pengalaman Pirlo ketika masih memperkuat AC Milan beberapawa waktu lalu.

Diuraikannya, bahwa ketika masih memperkuat AC Milan pada final Liga Champions tahun 2005, Rossonerri terlihat di atas angina untuk merengkuh trofi tersebut setelah hingga masa jeda telah unggul 3-0 atas Liverpool .

Tapi di babak kedua The Reds menyamakan kedudukan hingga akhirnya menang dan tampil sebagai juara setelah menang adu tendangan penalty.  “Saya tidak akan pernah melupakan pertandingan di Istanbul. Saya akan tetap mengingat itu saat menghadapi Celtic. Peristiwa itu kian menegaskan bahwa di sepakbola apapun bisa terjadi,” bilang Pirlo.

Lantas, bagaimana kesiapan Glasgow Celtic menatap pertandingan dini hari nanti?  “Kami meraih hasil yang bagus saat memenangi laga  di Piala Skotlandia, beberapa hari lalu. Saya harap ini memotivasi pemain untuk melakukan hal yang sama ketika bertandang ke Turin,” harap Neil Lennon, tactician Glasgow Celtic.

Sayangnya, menatap laga nanti The Boys bakal tampil tanpa kapten tim Scott Brown yang masih menderita cedera. Akibat cederanya itu Brown juga terancam absen memperkuat Skotlandia di babak kuafikasi Piala Dunia menghadapi Wales dan Serbia.
“Kami masih menunggu kabar terbaru darinya. Tapi, apapun hasilnya jelas merugikan kami,” bilang Neil Lennon.
Selain kehilangan Scott Brown, kubu The Boys juga masih kehilangan Mikael Lustig dan Charlie Mulgrew.
“Beruntung Kris (Com mons) dan Lassad (No uioui) sudah pulih dari cedera dan siap dimainkan,” tandas Len non. (*)

Jika melihat kemenangan 3-0 yang diraih Juventus atas Glasgow Celtic, dua pekan lalu, nampaknya peluang untuk melangkah ke babak perempatfinal Liga Champions bukan perkara sulit bagi La Vecchia Signora

Memang saat bertandang ke markas Celtic di Celtic Park, Glasgow  beberapa waktu lalu, terlalu gampang bagi Alessandro Matri (3’), Claudio Marchisio (77’) dan Mirko Vucinic (83’) untuk membobol gawang The Boys (julukan Glasgow Celtic).

Hanya saja, perlu diingat bahwa kemenangan itu tak menjamin jika Si Nyonya Tua bakal dapat melenggang ke babak perematfinal. Pasalnya, The Boys tentu tak ingin dua kali dipermalukan, meski kemenangan 1-0 dan 2-0 atas Si Nyonya Tua masih belum cukup bagi mereka untuk menyingkirkan jagoan asal Italia itu.

Mengejar kemenangan 4-0 di Stadion Olimpico Turin, rasanya sesuatu yang mustahil untuk dilakukan terhadap tim yang kini berada di puncak klasemen Serie A Liga Italia.

Apalagi sejarah mencatat dari dua kali menjamu Celtic, tuan rumah Juventus selalu meraih kemenangan. Pada pertemuan pertama yang berlangsung 30 September 1981, Juventus menang dengan skor 2-0 lewat gol Virdis (27’) dan Bettega (35’).

Sementara pada pertemuan kedua yang digelar 18 September 2001, Juventus menang dengan skor 3-2. Tiga gol bagi Juventus dicetak Trezeguet (43’, 55’) dan Amoruso (90’), sedang gol bagi Celtic dicetak Petrov (67’) dan Henrik Larsson (86’).

“Kami tak boleh terlena. Kami harus tetap fokus untuk meraih kemenangan. Hal-hal yang nampaknya sepele terkadang justru sering membuat orang tergelincir. Kami tak ingin itu terjadi,” bilang Antonio Conte, tactician Juventus.

“Pertandingan akhir pekan (menghadapi Napoli) memberi kami banyak pelajaran. Tapi saya senang, karena lewat pertadingan itu saya semakin yakin jika seluruh pemain mampu melakoni pertandingan yang krusial. Ini penting karena untuk meraih kemenangan dibutuhkan pemain yang benar-benar siap tampil menekan sepanjang waktu,” tandas Conte lagi.

Satu hal lain yang membuat Conte merasa pede menjamu Celtic dini hari nanti adalah fakta bahwa dari 13 kali menjamu tim asal Skotlandia, Juventus meraih hasil 9 kali menang 3 kali , kalah dan bermain imbang sekali.

Pun demikian, gelandang senior Juventus Andrea Pirlo tetap mewanti-wanti rekannya untuk tak meremehkan Celtic. Ini terkait dengan pengalaman Pirlo ketika masih memperkuat AC Milan beberapawa waktu lalu.

Diuraikannya, bahwa ketika masih memperkuat AC Milan pada final Liga Champions tahun 2005, Rossonerri terlihat di atas angina untuk merengkuh trofi tersebut setelah hingga masa jeda telah unggul 3-0 atas Liverpool .

Tapi di babak kedua The Reds menyamakan kedudukan hingga akhirnya menang dan tampil sebagai juara setelah menang adu tendangan penalty.  “Saya tidak akan pernah melupakan pertandingan di Istanbul. Saya akan tetap mengingat itu saat menghadapi Celtic. Peristiwa itu kian menegaskan bahwa di sepakbola apapun bisa terjadi,” bilang Pirlo.

Lantas, bagaimana kesiapan Glasgow Celtic menatap pertandingan dini hari nanti?  “Kami meraih hasil yang bagus saat memenangi laga  di Piala Skotlandia, beberapa hari lalu. Saya harap ini memotivasi pemain untuk melakukan hal yang sama ketika bertandang ke Turin,” harap Neil Lennon, tactician Glasgow Celtic.

Sayangnya, menatap laga nanti The Boys bakal tampil tanpa kapten tim Scott Brown yang masih menderita cedera. Akibat cederanya itu Brown juga terancam absen memperkuat Skotlandia di babak kuafikasi Piala Dunia menghadapi Wales dan Serbia.
“Kami masih menunggu kabar terbaru darinya. Tapi, apapun hasilnya jelas merugikan kami,” bilang Neil Lennon.
Selain kehilangan Scott Brown, kubu The Boys juga masih kehilangan Mikael Lustig dan Charlie Mulgrew.
“Beruntung Kris (Com mons) dan Lassad (No uioui) sudah pulih dari cedera dan siap dimainkan,” tandas Len non. (*)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

Terpopuler

Artikel Terbaru

/