28 C
Medan
Thursday, July 4, 2024

Kucing Pemalu

Terlena. Itu adalah gambaran yang diutarakan pelatih anyar Sunderland, Paolo Di Canio kepada klubnya. Usai dua kemenangan manis atas Wigan dan Newcastle, Sunderland babak belur dihajar Aston Villa 6-1 akhir pekan lalu.

Pelajaran berharga lainnya yang dipetik Canio adalah, skuadnya terlalu baik hati. Dalam artian, pemain Sunderland bermain terlalu bersih cenderung takut bermain keras. Dia lalu menyebut skuad klub berjuluk Kucing Hitam itu terlalu pemalu.

Buntutnya, kini Sunderland makin mungkin terjerumus ke jurang degradasi sebab hanya berada di peringkat 17 dengan 35 angka. Itu hanya satu strip dari zona merah.

“Waktu aku masih jadi pemain, kami pernah kalah 7-1, tapi setelah itu kami bangkit dan memenangi laga melawan tim top,” beber Di Canio di Soccerway.
“Kami sangat membutuhkan tiga angka saat ini. Dan hal itu pasti bisa dilakukan,” katanya untuk menyemangati skuadnya.

“Kami tak boleh terlalu santai lagi saat ini. Dua kemenangan lalu sudah harus dilupakan bersama kekalahan kemarin,” tambah pelatih asal Italia itu.
Melawan Stoke City, jelas Di Canio akan memperintahkan skuadnya untuk tampil lebih keras. Stoke City sejauh ini tenar sebagai klub dengan gaya bermain keras bahkan menjurus kasar. Permainan fisik menjadi kunci Stoke mengalahkan tim-tim raksasa musim ini.

Sakingkan baik hatinya skuad Sunderland, sampai saat ini hanya Stephane Sessegnon yang mendapat kartu merah. “Para pemain tampil murni, tapi sangat malu. Sebelum apa yang terjadi pada Sessegnon, tim ini tidak pernah sekali pun mendapat kartu merah,” ujar Paolo Di Canio, seperti dikutip The Sun.

“Aku tidak ingin melihat pemain mendapat kartu merah. Aku juga tidak mengatakan bahwa kita harus punya “iblis” dalam diri kita, karena orang pasti akan bilang, ‘Di Canio menginginkan seorang pembunuh di dalam timnya’. Tapi kerap kali kami terlalu bersih. Kami butuh sesuatu sedikit lebih bergigi,” ujarnya.

Saat masih pemain, Di Canio memang terkenal nakal. Ulahnya paling sensasional, ialah mendorong wasit hingga terjatuh pada 1998 ketika dia masih memperkuat Sheffield Wednesday. Di Canio yang temperamental dihukum 11 pertandingan terakibat aksinya itu.
Di sisi lain, pelatih Stoke City, Tony Pullis juga tak ingin menyerah begitu saja di laga ini. Pullis menarget timnya menang demi posisi lebih baik di papan tengah.

“Kami punya 40 poin dan selisih gol yang cukup bagus. Tapi secara matematis kami belum aman dari ancaman degradasi. Kami harus berjuang untuk memenangi laga di sisa musim ini,” bebernya dilansir Soccerway.

Pada laga ini, Sunderland akan ditinggal andalannya seperti striker Steven Fletcher dan yang baru kena kartu merah, Stephane Sessegnon. Connor Wickham dan Lee Cattermole juga mengalami cedera.

Sedangkan Stoke kemungkinan bisa memainkan Glenn Whelan dan Andy Wilkinson yang sudah mulai pulih. Hanya Marc Wilson yang cedera sampai akhir musim. (*)

Terlena. Itu adalah gambaran yang diutarakan pelatih anyar Sunderland, Paolo Di Canio kepada klubnya. Usai dua kemenangan manis atas Wigan dan Newcastle, Sunderland babak belur dihajar Aston Villa 6-1 akhir pekan lalu.

Pelajaran berharga lainnya yang dipetik Canio adalah, skuadnya terlalu baik hati. Dalam artian, pemain Sunderland bermain terlalu bersih cenderung takut bermain keras. Dia lalu menyebut skuad klub berjuluk Kucing Hitam itu terlalu pemalu.

Buntutnya, kini Sunderland makin mungkin terjerumus ke jurang degradasi sebab hanya berada di peringkat 17 dengan 35 angka. Itu hanya satu strip dari zona merah.

“Waktu aku masih jadi pemain, kami pernah kalah 7-1, tapi setelah itu kami bangkit dan memenangi laga melawan tim top,” beber Di Canio di Soccerway.
“Kami sangat membutuhkan tiga angka saat ini. Dan hal itu pasti bisa dilakukan,” katanya untuk menyemangati skuadnya.

“Kami tak boleh terlalu santai lagi saat ini. Dua kemenangan lalu sudah harus dilupakan bersama kekalahan kemarin,” tambah pelatih asal Italia itu.
Melawan Stoke City, jelas Di Canio akan memperintahkan skuadnya untuk tampil lebih keras. Stoke City sejauh ini tenar sebagai klub dengan gaya bermain keras bahkan menjurus kasar. Permainan fisik menjadi kunci Stoke mengalahkan tim-tim raksasa musim ini.

Sakingkan baik hatinya skuad Sunderland, sampai saat ini hanya Stephane Sessegnon yang mendapat kartu merah. “Para pemain tampil murni, tapi sangat malu. Sebelum apa yang terjadi pada Sessegnon, tim ini tidak pernah sekali pun mendapat kartu merah,” ujar Paolo Di Canio, seperti dikutip The Sun.

“Aku tidak ingin melihat pemain mendapat kartu merah. Aku juga tidak mengatakan bahwa kita harus punya “iblis” dalam diri kita, karena orang pasti akan bilang, ‘Di Canio menginginkan seorang pembunuh di dalam timnya’. Tapi kerap kali kami terlalu bersih. Kami butuh sesuatu sedikit lebih bergigi,” ujarnya.

Saat masih pemain, Di Canio memang terkenal nakal. Ulahnya paling sensasional, ialah mendorong wasit hingga terjatuh pada 1998 ketika dia masih memperkuat Sheffield Wednesday. Di Canio yang temperamental dihukum 11 pertandingan terakibat aksinya itu.
Di sisi lain, pelatih Stoke City, Tony Pullis juga tak ingin menyerah begitu saja di laga ini. Pullis menarget timnya menang demi posisi lebih baik di papan tengah.

“Kami punya 40 poin dan selisih gol yang cukup bagus. Tapi secara matematis kami belum aman dari ancaman degradasi. Kami harus berjuang untuk memenangi laga di sisa musim ini,” bebernya dilansir Soccerway.

Pada laga ini, Sunderland akan ditinggal andalannya seperti striker Steven Fletcher dan yang baru kena kartu merah, Stephane Sessegnon. Connor Wickham dan Lee Cattermole juga mengalami cedera.

Sedangkan Stoke kemungkinan bisa memainkan Glenn Whelan dan Andy Wilkinson yang sudah mulai pulih. Hanya Marc Wilson yang cedera sampai akhir musim. (*)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

Terpopuler

Artikel Terbaru

/