MANCHESTER-Akhir tahun nanti, Sir Alex Ferguson akan berusia 70 tahun. Kendati demikian, Fergie kembali menegaskan dirinya belum memikirkan rencana untuk berhenti melatih Manchester United (MU).
Tepatnya 6 November nanti genap 25 Fergie menukangi Setan Merah (sebutan MU). Seiring uzurnya usai Fergie, pertanyaan seputar kapan dirinya akan pensiun tidak pernah berhenti dilontarkan.
Di waktu lampau pelatih macam Bryan Robson, Steve McClaren, Mark Hughes dan Martin O’Neill diisukan akan menggantikan dia. Sementara di masa kini, ada beberapa nama tenar yang muncul seperti Jose Mourinho dan Pep Guardiola.
Tapi Fergie selalu menjawab dirinya belum berpikir untuk pensiun. Hal itu kembali ditegaskannya ketika menghadiri acara penghargaan di sebuah universitas di Roma, kemarin (6/9).
“Selama ini saya banyak ditanya siapa yang akan menggantikan saya? Sekarang beberapa pelatih yang orang-orang bicarakan akan menggantikan saya tidak punya pekerjaan lagi,” ungkap Fergie di The Sun.
“Ini jadi sulit karena orang yang saya pikir berpotensi menggantikan saya telah dipecat dan kini menghilang. Saya pikir anda akan butuh seseorang yang sangat berpengalaman (melatih) dalam jangka panjang. Saya jelas tak tahu (sosok itu) dan lagi pula saya belum pensiun,” tegasnya.
Menyikapi kejahilan Mourinho kepada asisten pelatih Barcelona Tito Vilanova di tepi lapangan saat laga melawan Real Madrid di Piala Super, Fergie malah melakukan pembelaan.
Fergie tidak setuju jika Mourinho dikenai cap sebagai pelatih bengal. Bahkan pria yang bertaburan titel sejak menangani ‘Setan Merah’ sejak tahun 1986 itu menilai Mourinho mirip dirinya di masa lalu. “Aku tidak mendapati ada yang salah dengan antuasiasmenya,” ujar Ferguson kepada Corriere dello Sport yang dikutip ESPN Star.
“Saat aku muda aku juga menunjukkan antuasiasme besar di bench. Aku selalu menggerak-gerakkan tangan untuk memberi isyarat dan arahan,” lanjutnya.
Antuasiasme meluap-luap, nilai Fergie, adalah bagian yang tidak terlepas dari Mourinho. Hal inipun diyakininya dapat diterima fans karena dilakukan demi timnya.
Salah satu contoh dari keekspresifan Mourinho itu adalah ketika dirinya berlari kencang-kencang usai Porto, yang saat itu ditangani, memastikan gelar juara Liga Champions 2004.
“Itu adalah tabiat Mourinho. Saat aku melihat Mourinho belari-lari heboh di Old Trafford ketik masih melatih Porto, aku bergumam kepada diriku sendiri, ‘Apa aku juga biasa melakukannya?’,” ujar Fergie. “Orang-orang memahami antuasismenya. Fans mengerti bahwa ia bertarung untuk mereka dan juga skuad,” simpulnya. (net/jpnn)