NIKOSIA – Siapa sangka APOEL FC klub asal Siprus ini bakal melaju jauh sampai babak perempat final Liga Champions. Ketika tiket delapan besar dipegang, mereka menyebutnya sebagai hal yang fantastis, apalagi tim yang mereka kalahkan sekelas Lyon.
Perjalanan tim asal Siprus itu bisa dibilang sangat panjang, dan juga melelahkan. Bayangkan, untuk bisa masuk ke fase grup saja mereka harus melalui tiga kali babak kualifikasi.
Ketika akhirnya mereka berhasil masuk fase grup, undian mengharuskan mereka melawan tim-tim yang notabene lebih mapan di Liga Champions, yakni Zenit St Petersburg, Shakhtar Donetsk, dan FC Porto. Tak dinyana, mereka justru tampil sebagai juara grup.
Ujian lebih berat ada di babak perdelapan final, di mana mereka harus menghadapi raksasa Prancis, Olympique Lyon. Les Gones kemudian menekuk APOEL 1-0 pada pertemuan perdana. Namun, pada laga di Neo GSP Stadium, dini hari kemarin, APOEL berhasil menyamakan agregat menjadi 1-1 berkat gol Gustavo Manduca di menit kesembilan. Skor tersebut kemudian bertahan sampai 90 menit.
Cerita tak menjadi lebih mudah untuk APOEL. Pada babak perpanjangan waktu, Manduca mendapatkan kartu merah dan mereka harus menghadapi Lyon dengan 10 orang. Tetapi, APOEL sukses mempertahankan keunggulan dan laga pun dilanjutkan ke babak adu penalti.
Di babak tos-tosan ini, Chiotis menjadi pahlawan setelah berhasil memblok dua tendangan algojo Lyon, Alexandre Lacazette dan Michel Bastos. Sementara itu, empat penendang APOEL semuanya sukses mengeksekusi tendangan.
Kegembiraan pun meledak. “Kami tahu bahwa kami harus bekerja sangat keras, ini memang tidak akan menjadi pertandingan yang mudah,” ujar pelatih Ivan Jovanovic di Reuters.
“Namun demikian, para pemain memperlihatkan performa yang luar biasa. Saya pikir, para pemain sangat fokus dalam bermain dan pada akhirnya itu terlihat pada lolosnya kami. Saya hanya ingin mengatakannya, percayalah, ini fantastis,” lugas Jovanovic. (net/jpnn)
