26.7 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Siapa Degradasi?

Bertanding di kandang sendiri DW Stadium, ternyata tak menjamin Wigan Athletic meraih poin sempurna saat menjamu Swansea City dini hari lalu. Alih-alih meraih poin sempuran, tim berjuluk The Latics justru meneyrah 2-3 atas tamunya. Kekalahan ini membuat The Latics belum beranjak dari posisi ke-18 dan kian rawan terdegradasi.

Pertemuan antara Wigan yang berstatus salah satu finalis Piala FA dengan Swansea yang merupakan juara Piala Liga berlangsung seru. Tuan rumah Wigan sebenarnya dua kali unggul melalui gol Roger Espinoza pada menit ke-45 dan James McCarthy pada menit ke-53.
Namun, The Swan selalu berhasil menyamakan kedudukan lewat Angel Rangel (50’) serta Eter Shechter (59’) dan bahkan memenangi pertandingan via gol Dwight Tiendalli (79’).

Hasil ini membuat Wigan tetap mengoleksi 35 poin dan tertinggal tiga angka dari Newcastle United yang persis di atasnya dengan 38 poin. Dua laga tersisa melawan Arsenal di Emirates dan menghadapi Aston Villa di kandang sendiri bakal jadi partai hidup mati bagi anak-anak asuh Roberto Martinez itu.

Sementara bagi Swansea, hasil ini membuat anak-anak asuh Michael Laudrup itu memperoleh 43 angka dan berhasil menembus 10 besar, tepatnya berada di urutan kesembilan atau naik dari urutan 12.

Artinya, persaingan di papan bawah terasa semakin panas. Bukan hanya Wigan yang bakal tampil mati-matian di dua pertandingan tersisa, setidaknya ada enam tim lainnya yang kini gontok-gontokan untuk keluar dari zona degradasi.

Fulham (Peringkat 12/poin 40), Aston Villa (13/40), Southampton (14/39), Sunderland (15/38), Norwich (16/38) dan Newcastle (17/38). Bersama Wigan, keenam tim ini rentan terdegradasi jika sampai kehilangan poin di pertandingan tersisa.

Tapi, jika merujuk pada rekor pertemuan dengan calon lawan (Lihat Grafis) maka peluang Wigan Athletic dan Aston Villa justru yang paling berat. Betapa tidak, selain kedua tim itu bakal saling jajal.

Menghadapi Arsenal, The Latics memiliki catatan yang sangat buruk. Secara keseluruhan mereka kalah 14 kali dan hanya mampu sekali menang jika berhadapan dengan The Gunners. Parahnya, dari 11 kali melakukan lawatan ke markas The Gunners, tim ini hanya sekali meraih kemenangan namun 10 kali menderita kekalahan.
Kondisi tak berbeda juga terjadi saat menghadapiAston Villa. Dari 17 pertandingan yang telah terjadi di semua ajang, The Latcis memiliki rekor 7 kali kalah dan hanya 5 kali menang.

Melakoni laga kandang menjamu The Villans juga tak selalu berakhir dengan kemenangan bagi The Latics. Buktinya, dari 8 kali menjamu The Villans, mereka hanya menang sekali, namun 5 kali kalah.
Artinya, bisa saja hasil akhir pertandingan antara Wigan dan Aston Villa menjadi penentu siapa yang menemani Reading dan QPR untuk terdegradasi musim ini.

Pun demikian, tim-tim lain pun harus tetap waspada. Newcastle United misalnya, tim berjuluk The Magpies ini harus melakoni laga yang tak mudah. Selain bertandang ke markas QPR, mereka juga harus menjamu Arsenal, yang justru sedang butuh tambahan poin agar bisa berkompetisi di Liga Champions musim depan.

Hal yang sama juga terjadi pada Sunderland. Tim yang kini dibesut Paolo Di Canio itu, pekan ini harus saling bantai dengan tim yang juga terancam degradasi Southampton.

Jelas, pertandingan ini menguras emosi dan stamina orang-orang yang terlibat di dalamnya. Padahal sepekan kemudian, The Black Cats (julukan Sunderland) harus melakukan pertandingan tandang ke markas tim penuh ambisi Tottenham Hotspurs. Mampukah The Black Cats bertahan dengan jadwal yang sangat tak menguntungkan ini? (ije)

Bertanding di kandang sendiri DW Stadium, ternyata tak menjamin Wigan Athletic meraih poin sempurna saat menjamu Swansea City dini hari lalu. Alih-alih meraih poin sempuran, tim berjuluk The Latics justru meneyrah 2-3 atas tamunya. Kekalahan ini membuat The Latics belum beranjak dari posisi ke-18 dan kian rawan terdegradasi.

Pertemuan antara Wigan yang berstatus salah satu finalis Piala FA dengan Swansea yang merupakan juara Piala Liga berlangsung seru. Tuan rumah Wigan sebenarnya dua kali unggul melalui gol Roger Espinoza pada menit ke-45 dan James McCarthy pada menit ke-53.
Namun, The Swan selalu berhasil menyamakan kedudukan lewat Angel Rangel (50’) serta Eter Shechter (59’) dan bahkan memenangi pertandingan via gol Dwight Tiendalli (79’).

Hasil ini membuat Wigan tetap mengoleksi 35 poin dan tertinggal tiga angka dari Newcastle United yang persis di atasnya dengan 38 poin. Dua laga tersisa melawan Arsenal di Emirates dan menghadapi Aston Villa di kandang sendiri bakal jadi partai hidup mati bagi anak-anak asuh Roberto Martinez itu.

Sementara bagi Swansea, hasil ini membuat anak-anak asuh Michael Laudrup itu memperoleh 43 angka dan berhasil menembus 10 besar, tepatnya berada di urutan kesembilan atau naik dari urutan 12.

Artinya, persaingan di papan bawah terasa semakin panas. Bukan hanya Wigan yang bakal tampil mati-matian di dua pertandingan tersisa, setidaknya ada enam tim lainnya yang kini gontok-gontokan untuk keluar dari zona degradasi.

Fulham (Peringkat 12/poin 40), Aston Villa (13/40), Southampton (14/39), Sunderland (15/38), Norwich (16/38) dan Newcastle (17/38). Bersama Wigan, keenam tim ini rentan terdegradasi jika sampai kehilangan poin di pertandingan tersisa.

Tapi, jika merujuk pada rekor pertemuan dengan calon lawan (Lihat Grafis) maka peluang Wigan Athletic dan Aston Villa justru yang paling berat. Betapa tidak, selain kedua tim itu bakal saling jajal.

Menghadapi Arsenal, The Latics memiliki catatan yang sangat buruk. Secara keseluruhan mereka kalah 14 kali dan hanya mampu sekali menang jika berhadapan dengan The Gunners. Parahnya, dari 11 kali melakukan lawatan ke markas The Gunners, tim ini hanya sekali meraih kemenangan namun 10 kali menderita kekalahan.
Kondisi tak berbeda juga terjadi saat menghadapiAston Villa. Dari 17 pertandingan yang telah terjadi di semua ajang, The Latcis memiliki rekor 7 kali kalah dan hanya 5 kali menang.

Melakoni laga kandang menjamu The Villans juga tak selalu berakhir dengan kemenangan bagi The Latics. Buktinya, dari 8 kali menjamu The Villans, mereka hanya menang sekali, namun 5 kali kalah.
Artinya, bisa saja hasil akhir pertandingan antara Wigan dan Aston Villa menjadi penentu siapa yang menemani Reading dan QPR untuk terdegradasi musim ini.

Pun demikian, tim-tim lain pun harus tetap waspada. Newcastle United misalnya, tim berjuluk The Magpies ini harus melakoni laga yang tak mudah. Selain bertandang ke markas QPR, mereka juga harus menjamu Arsenal, yang justru sedang butuh tambahan poin agar bisa berkompetisi di Liga Champions musim depan.

Hal yang sama juga terjadi pada Sunderland. Tim yang kini dibesut Paolo Di Canio itu, pekan ini harus saling bantai dengan tim yang juga terancam degradasi Southampton.

Jelas, pertandingan ini menguras emosi dan stamina orang-orang yang terlibat di dalamnya. Padahal sepekan kemudian, The Black Cats (julukan Sunderland) harus melakukan pertandingan tandang ke markas tim penuh ambisi Tottenham Hotspurs. Mampukah The Black Cats bertahan dengan jadwal yang sangat tak menguntungkan ini? (ije)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

Terpopuler

Artikel Terbaru

/