30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Khianat King Kenny

Blackburn vs Liverpool

Nama Kenny Dalglish benar-benar menjadi legenda di Liverpool. Betapa tidak, bersama klub berjuluk The Reds itu pria berkebangsaan Skotlandia itu itu tampil sebanyak 355 kali dan mencetak 118 gol .

Loyalitas Kenny Dalglish bersama The Reds tak usah diragukan lagi, sebab usai gantung sepatu, pria yang kini mendapat julukan King Kenny melanjutkan karirnya sebagai pelatih The Reds.

Enam tahun menjadi peracik strategi di kubu The Reds, King Kenny sukses mengantarkan klub tersebut memenangi tropi liga domestik sebanyak tiga kali, masing-masing pada tahun 1986, 1988 dan 1990. Artinya, King Kenny adalah pelatih terakhir yang mampu memberikan gelar kepada The Reds.
Dengan segudang pengalaman dan prestasi yang dimilikinya, jangan heran bila pada tahun 2011 lalu manejemen The Reds kembali melabuhkan King Kenny ke Anfield yang minus gelar selama 21 tahun.

Sayangnya, harapan manajemen The Reds untuk kembali merengkuh gelar bersama King Kenny tampaknya tak bisa terwujud, setidaknya hingga musim kompetisi tahun ini berakhir.

Inkonsistensi permainan yang diperlihatkan Steven Gerrard dkk membuat hasil The Kop (julukan lainLiverpool) kerap naik turun bak permainan yo-yo. Pertanyaannya, akankah inkonsistensi permainan kembali terlihat  ketika The Kop bertandang ke markas Blackburn Rovers, dini hari nanti?

“Mereka tim yang punya karakter. Saya tahu persis jika mereka selalu memiliki keinginan untuk memenangkan pertandingan,” bilang King Kenny.
Wajar-wajar saja jika King Kenny berkata seperti itu. Pasalnya, usai enam tahun berkarir sebagai pelatih di Liverpool, Kenny melanjutkan karirnya di Blackburn Rovers. Bersama klub barunya itu Kenny sukses mengatarkan The Rovers tampil sebagai pemuncak klasemen pada tahun 1995. Hebatnya, itu adalah kali ketiga Blackburn menjadi juara di kompetisi domestik setelah sebelumnya menjadi juara tahun 1912 dan  1914.

Menyadari jika yang akan bertandang ke Ewood Park dini hari nanti adalah King Kenny yang pernah di sanjung dan dipuja public Ewood Park, tak ayal Steve Kean, tactician Blackburn Rovers pun ingin unjuk gigi.

“Semua orang di sini sangat mencintai dia, karena dia pernah menjadi pahlawan bagi tim ini. Namun, itu takkan membuat kami (Blackburn Rovers) menyerah saat menjamu mereka,” bilang Steve Kean.

Sayangnya, menatap pertandingan ini performa The Rovers  sedang menukik tajam pasca meraih tiga kemenangan beruntun. Imbasnya, pada tiga pertandingan terakhir yang dilakoni, tim ini gagal meraih satu poin pun setelah dibekuk Bolton (2-1), Man United (2-0) dan West Bromwich (3-0).
Nah, jika King Kenny dapat memanfaatkan kondisi ini, maka raihan tiga angka akan bisa dibawa pulang dari Ewood Park. Namun jika gagal, maka bersiaplah menanggung malu karena berarti tim ini  telah gagal meraih kemenangan dalam lima pertandingan terakhir. (*)

Blackburn vs Liverpool

Nama Kenny Dalglish benar-benar menjadi legenda di Liverpool. Betapa tidak, bersama klub berjuluk The Reds itu pria berkebangsaan Skotlandia itu itu tampil sebanyak 355 kali dan mencetak 118 gol .

Loyalitas Kenny Dalglish bersama The Reds tak usah diragukan lagi, sebab usai gantung sepatu, pria yang kini mendapat julukan King Kenny melanjutkan karirnya sebagai pelatih The Reds.

Enam tahun menjadi peracik strategi di kubu The Reds, King Kenny sukses mengantarkan klub tersebut memenangi tropi liga domestik sebanyak tiga kali, masing-masing pada tahun 1986, 1988 dan 1990. Artinya, King Kenny adalah pelatih terakhir yang mampu memberikan gelar kepada The Reds.
Dengan segudang pengalaman dan prestasi yang dimilikinya, jangan heran bila pada tahun 2011 lalu manejemen The Reds kembali melabuhkan King Kenny ke Anfield yang minus gelar selama 21 tahun.

Sayangnya, harapan manajemen The Reds untuk kembali merengkuh gelar bersama King Kenny tampaknya tak bisa terwujud, setidaknya hingga musim kompetisi tahun ini berakhir.

Inkonsistensi permainan yang diperlihatkan Steven Gerrard dkk membuat hasil The Kop (julukan lainLiverpool) kerap naik turun bak permainan yo-yo. Pertanyaannya, akankah inkonsistensi permainan kembali terlihat  ketika The Kop bertandang ke markas Blackburn Rovers, dini hari nanti?

“Mereka tim yang punya karakter. Saya tahu persis jika mereka selalu memiliki keinginan untuk memenangkan pertandingan,” bilang King Kenny.
Wajar-wajar saja jika King Kenny berkata seperti itu. Pasalnya, usai enam tahun berkarir sebagai pelatih di Liverpool, Kenny melanjutkan karirnya di Blackburn Rovers. Bersama klub barunya itu Kenny sukses mengatarkan The Rovers tampil sebagai pemuncak klasemen pada tahun 1995. Hebatnya, itu adalah kali ketiga Blackburn menjadi juara di kompetisi domestik setelah sebelumnya menjadi juara tahun 1912 dan  1914.

Menyadari jika yang akan bertandang ke Ewood Park dini hari nanti adalah King Kenny yang pernah di sanjung dan dipuja public Ewood Park, tak ayal Steve Kean, tactician Blackburn Rovers pun ingin unjuk gigi.

“Semua orang di sini sangat mencintai dia, karena dia pernah menjadi pahlawan bagi tim ini. Namun, itu takkan membuat kami (Blackburn Rovers) menyerah saat menjamu mereka,” bilang Steve Kean.

Sayangnya, menatap pertandingan ini performa The Rovers  sedang menukik tajam pasca meraih tiga kemenangan beruntun. Imbasnya, pada tiga pertandingan terakhir yang dilakoni, tim ini gagal meraih satu poin pun setelah dibekuk Bolton (2-1), Man United (2-0) dan West Bromwich (3-0).
Nah, jika King Kenny dapat memanfaatkan kondisi ini, maka raihan tiga angka akan bisa dibawa pulang dari Ewood Park. Namun jika gagal, maka bersiaplah menanggung malu karena berarti tim ini  telah gagal meraih kemenangan dalam lima pertandingan terakhir. (*)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/