26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Rumah Murah Berbahan Bambu

Sebagai sesama negara tropis, Vietnam memiliki beberapa kondisi alam, terutama iklim yang hampir sama dengan di Indonesia. Perbedaannya, Vietnam berani memperkenalkan salah satu prototipe hunian murah yang cocok dengan kondisi sekelilingnya.

Rumah tersebut merupakan hasil karya H&P Architect. Selain diklaim sebagai rumah yang ramah biaya konstruksi, materialnya yang terbuat dari bambu ini mampu mengambang dalam kondisi banjir.

H&P Architect sengaja merancangnya di atas lokasi ekstrem. Lokasi tersebut merupakan “langganan” banjir dan memiliki cuaca basah sepanjang tahun.
Rumah ini terbuat dari komponen-komponen sederhana seperti bambu, dedaunan, dan wadah oli daur ulang. Bahan-bahan tersebut dikombinasikan dengan karakter arsitektur tradisional setempat. Cara ini mampu menghasilkan bentuk yang unik. Unsur-unsur pembentuk bangunan menyatu dengan mudah.
Setiap rumah hanya menghabiskan biaya sebesar 2.000 dollar AS atau sekitar Rp19,6 juta.  H&P Architect memproduksi rumah ini dalam modul-modul tertentu sehingga memudahkan penduduk yang awam arsitektur untuk membangun sendiri.

Bicara teknologi, tiap-tiap rumah ini cukup unik. Empat tiang besi menjadi jangkar saat rumah tersebut mengambang. Di antara tiang-tiang tersebut, bambu dan kontainer oli dirangkai dan dikuatkan. Ruangan-ruangan yang kita inginkan dibangun di atasnya.

Di setiap rumah terdapat ruang keluarga, ruang berdoa, kamar tidur, kamar mandi, dapur, tangga, ruang cuci, teras (dalam dan luar ruangan), dan bahkan ruang kecil di lantai atas. Enam hingga delapan orang per keluarga dapat ditampung dalam konstruksi sederhana ini.(net)

Sebagai sesama negara tropis, Vietnam memiliki beberapa kondisi alam, terutama iklim yang hampir sama dengan di Indonesia. Perbedaannya, Vietnam berani memperkenalkan salah satu prototipe hunian murah yang cocok dengan kondisi sekelilingnya.

Rumah tersebut merupakan hasil karya H&P Architect. Selain diklaim sebagai rumah yang ramah biaya konstruksi, materialnya yang terbuat dari bambu ini mampu mengambang dalam kondisi banjir.

H&P Architect sengaja merancangnya di atas lokasi ekstrem. Lokasi tersebut merupakan “langganan” banjir dan memiliki cuaca basah sepanjang tahun.
Rumah ini terbuat dari komponen-komponen sederhana seperti bambu, dedaunan, dan wadah oli daur ulang. Bahan-bahan tersebut dikombinasikan dengan karakter arsitektur tradisional setempat. Cara ini mampu menghasilkan bentuk yang unik. Unsur-unsur pembentuk bangunan menyatu dengan mudah.
Setiap rumah hanya menghabiskan biaya sebesar 2.000 dollar AS atau sekitar Rp19,6 juta.  H&P Architect memproduksi rumah ini dalam modul-modul tertentu sehingga memudahkan penduduk yang awam arsitektur untuk membangun sendiri.

Bicara teknologi, tiap-tiap rumah ini cukup unik. Empat tiang besi menjadi jangkar saat rumah tersebut mengambang. Di antara tiang-tiang tersebut, bambu dan kontainer oli dirangkai dan dikuatkan. Ruangan-ruangan yang kita inginkan dibangun di atasnya.

Di setiap rumah terdapat ruang keluarga, ruang berdoa, kamar tidur, kamar mandi, dapur, tangga, ruang cuci, teras (dalam dan luar ruangan), dan bahkan ruang kecil di lantai atas. Enam hingga delapan orang per keluarga dapat ditampung dalam konstruksi sederhana ini.(net)

Artikel Terkait

Die Werkself Lolos dengan Agregat 4-1

Sevilla ke Perempat Final Liga Europa

Bayern Munchen di Atas Angin

The Red Devils Lolos Mudah

Nerazzurri ke 8 Besar Liga Europa

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/